0 Ku Ingin Berhenti Sekarang

Rabu, 16 Oktober 2013
Sudah lelah kuberjalan...panjang sekali harus kulalui
kuhanya bisa berkeluh kesah padamu bulan...
di saat kau pantulkan sinar mentari begitu terang
menerangi malam itu...
Mengapa kau selalu tak henti menyinari bumi di malam hari
tapi aku disini sudah lelah tuk berjalan lagi..
ku ingin berhenti....sampai disini

Sudah cukup aku tahu, kalau aku tak ada tempat lagi
di sini....
walau sudah lama ku abdikan  hati ini ...
tapi tak cukup tuk orang tahu...
Sungguh sekam itu panas...
tapi tak mungkin kuterus menggenggam sekam itu
terlalu panas ....

Sudah cukup hati ini , terus menangis
tak akan kubiarkan lagi ...
air mataku sudah kering
ketika semua orang menatap sinis kehadiranku
Kalau memang ini akhir ku harus berjalan di sini
aku rela untuk berhenti.....
stop sampai di sini...

Sudah jangan kawatirkan asa ini
aku sudah tahu ...
ternyata memang bila hati berbeda , tak mungkin tuk bisa menyatu
dengan perbedaan ini
walau bilang tidak ada perbedaan
tapi kurasakan ada perbedaan itu

Tak mengapa...
aku tak kan mengeluh lagi
sudah cukup , aku hanya ingin berhenti
sampai disini
dan jangan lagi diperbincangkan
akan membuat hati ini bergetar karena malu

Malu karena lain dari hati, lain dari omongan
memang lidah tidak bertulang
tapi....
biarlah aku berhenti sampai disini
aku tahu ,
masih ada pintu lain yang terbuka untukku

Ku tak ingin lagi berjalan di sini
aku ingin berhenti, sampai di sini

Medio: 17 Oktober 2013
Berhenti pada satu titik, untuk kebaikan , tidaklah salah. Bukan kalah , tapi untuk menang
Jiwa yang kerdil adalah jiwa yang kadang tidak bisa mengakui orang lain bisa lebih maju dari kita

4 Pagi Hari Kala Lebaran Haji

Minggu, 13 Oktober 2013
Kusapa pagi ini, kusambut dengan sumringah semburat mentari
Kuberjalan menapak di jalan menuju lapang
Kusujud di sekeliling orang yang berduyun-duyun solat
menundukan hati tuk renungkan arti berkurban

Kala kulihat setumpuk ketupat berjejer di meja makan
disediakan dengan penuh cinta ibuku
sungguh ku tak dapat berkata-kata lagi
ketika diantara perbedaan iman tiada yang akan menghalangi
cinta ibu untukku....

indahnya perbedaan tak menghalangi kasihnya padaku
kusayangkan kala perbedaan itu menjadi perdebatan tak berujung...
kubersyukur ....
iman yang berbeda tak ada sekat antara kita
satu untuk cinta...

Kini hanya perenungan panjang menata hati ini
ketika kutahu banyak pengurbanan dengan ketulusan hati
ada di keluarga ini...
kubersujud ...dan kutengadahkan tanganku...
mohon padaMu ya Allah....
semua akan selalu indah dalam perbedaan...
ada pengorbanan yang harus dibuat demi satunya cinta ....
tanpa ada sekat...tanpa ada batas menyelami luasnya samudra....

Tak perlu harta untuk berkurban tapi hati yang tulus menerima
perbedaan yang ada....
Tak perlu keangkuhan....tapi kerendahan hati tuk berkurban
Tak perlu memperlihatkan ke banyak orang ......
tapi lihatlah kesederhanaan pengurbanan waktu karena cinta
tuk ikut merayakan lebaran haji kali ini......

Medio: 15 Oktober 2013
terimakasih buat mama yang sudah membuatkan kami ketupat yang enak di saat lebaran haji kali ini.

0 Ku Sambut Desiran Angin di Danau Batur

Rabu, 02 Oktober 2013
Kusampai di pegunungan di Kintamani
Alam menampakan binar-binar keceriaan, awan-awan menari-nari di atas dengan panas yang terik menampar pipiku hingga kemerahan...
Ku berdiri di atas melihat hamparan air yang membiru dengan bercak-bercak sinar yang memantul ke mata yang menatap penuh dengan kekaguman melihat alam ini

Kuturuni jalan menuju danau dengan hempasan angin yang menghembus
Sejuk membalut pori-poriku , membuat kurapatkan mantel menahan kebekuan udara yang tertiup dari arah danau
Kusambut desiran angin dengan membuka rongga dadaku, oh segarnya udara di tepian danau

Lekuk-lekuk danau  menampakan keindahan yang tersembunyi dalam bayang-bayang sinar mentari
Biru warnanya bercampur hijau dengan kelembutan yang memanjakan mata tuk memandang pesonamu
Biarlah desiran angin dan warna danaumu menyejukan hati ini , membuat ku damai menatapmu

Makan siang di tepi danau dengan hembusan angin, nasi pedas menambah keasikan bercengkerama di bawah rimbunnya pohon...
Rasa lapar hilang dengan suasana yang riang menyatu dengan alam ini
Genggaman kabut menyatu dengan suasana hati yang menyejukan nurani, ku sapa alam ini penuh kagum...