4 Doa Untuk Mama

Jumat, 19 Desember 2014




Cerita tentang sosok mama tak pernah habis –habisnya. Mama selalu mampu membuat aku banyak bercerita tentang banyak hal . Kenangan bersamanya itu membuatku bersyukur mempunyai mama yang berhati elok , bertutur kata lembut,  dan sabar. Semua itu  selalu ada dalam ruang hatinya. Melihat raut mukanya membuatku selalu merasa tenang berada  di sisinya, mama tak pernah takut dengan apapun. Mama selaluu percaya apapun yang dia hadapi , semuanya akan beres asalkan selalu bersandar padaNya.

Satu hal yang paling aku ingat , mama selalu melayani apa saja keperluan bapak dan anak-anaknya. Tak pernah kenal lelah. Mama  sudah bangun di pagi hari untuk menyiapkan sarapan. Setiap pagi saat aku terbagun dari tidurku, di meja makan sudah tersedia sarapan dengan segelas susu hangat. Tak pernah dibiarkan aku dan adik-adiku bersekolah tanpa sarapan .  Saat pulang sekolah, aku selalu melihat di meja makan juga sudah tersedia makan siang dan satu gelas jus dingin. Lelah sepanjang hari di sekolah dan perjalanan naik angkot yang panas tergantikan dengan rasa kenyang dan hilang dahaga dengan segelas jus yang mendinginkan kerongkonganku. Sedapnya !!!! Soal siap menyiapkan makanan , memang mamaku paling jago. Pernah aku minta dibuatkan bekal , mama membuatkan nasi goreng. Ternyata nasi goreng disukai teman-temanku sekelas. Menurut mereka rasanya enak. Saat aku menceritakan pada  mama kalau masakannya mendapat pujian dan teman-teman ingin juga dibuatkan. Esoknya mama membuatkan nasi goreng dalam jumlah banyak. Di sekolah aku membagi-bagikan pada teman-teman sekelasku. Makan nasi goreng bersama di saat istirahat. Tidak seperti biasanya, istirahat kali ini anak-anak tetap setia di dalam kelas tidak pergi ke kantin , karena ada santapan nasi goreng!!!!

Satu lagi mama selalu memperhatikan jadwal belajar aku dan adik-adikku di sekolah. Saat aku harus pulang siang karena ada tambahan pelajaran, mama dengan setia akan datang ke sekolah membawa makan siang lengkap dengan segelas jus jeruk. Banyak teman-temanku iri padaku karena aku mendapat kiriman makanan di siang hari. Rasanya aku paling bahagia karena aku merasa paling diperhatikan oleh mama. Banyak guru yang memuji mama, karena selalu setia mengantarkan makan siang kalau aku ada pelajaran tambahan. Menurut mama, lebih baik mama mengantarkan makan siang yang sehat daripada aku jajan di kantin yang menunya tidak sehat. Saat-saat itu ingin aku ulangi lagi, perhatian yang sederhan kadang begitu menyentuh.

Kini setelah aku menikah dan tidak tinggal dengan mama. Mama masih juga memasakkan makanan kesukaanku dan suamiku saat berkunjung ke tempat mama. Selalu akan ada ikan goreng mujair dan ada sayur bersantan kesukaan suamiku.Kini diusianya yang sudah menginjak hampir 82 tahun, aktivitas memasaknya masih walau tidak sesering dahulu. Mama selalu memasak untuk anakku yang tinggal bersamanya. Walau sudah rantangan tapi mama setiap malam masih saja berkutat di dapur . Katanya kasihan kalau anakku harus makan yang ada di rantangan saja. Aku bahagia melihat mama di usianya yang sudah senja,  masih bisa menikmati hari-hari tuanya tanpa mengeluh. Walau aku tahu penyakit-penyakit tua sudah menghampir tubuh mama. Rasa sakit di sendi-sendi , mama tak pernah hiraukan tapi mama menikmati masa tuanya dengan bahagia. Senyumnya membuat usianya seperti bukan di usia 82 tahun tampak lebih muda. Kesukaan membaca dan merajut tetap dilakukannya di sela-sela waktunya , bahkan mama masih ikut angklung. Mungkin dengan kegiatan  seni ini  membuat jiwanya menjadi halus dan  awet muda.

Aku tahu mama sudah bahagia melihat anak-anaknya juga sudah bisa hidup mandiri. Senyum yang terpancar di wajahnya menunjukan hal itu. Aku sendiri merasa belum banyak bisa membahagiakan mama, malah kadang sering merepotkan mama. Apalagi  anak-anakku aku titipkan mama saat mereka kuliah di kota Bandung. Perhatian pada anak-anakku jugalah yang membuatku terharu. Mama bisa menyelami karakter anak-anakku,  padahal aku sendiri kadang tak punya kesabaran lebih pada anak-anakku. Aku lihat mama  menikmati masa-masa bersama anak-anaku. Mama  merasa kehilangan setelah anak laki-lakiku harus bekerja di Jakarta. Mama begitu mengasihi cucu-cucunya.

Ingin sekali aku membahagiakan mama semampuku, walau aku tahu mama tak mengharapkan apa-apa dariku.Doa untuk mama akan selalu aku panjatkan agar mama baik-baik saja dan bisa melihat cucu-cucunya bertumbuh besar. Aku ingin mempersembahkan sebuah korset untuk mama . Mama sering sakit di daerah pinggangnya dan mama membutuhkan korset untuk menyangga. Mungkin melalui tulisan ini aku ingin menceritakan impianku untuk membahagiakan mama adalah memberikan korset untuknyadi hari ulang tahunnya tanggal 10 Juni atau di hari ibu ini. Mudah-mudahan korset untuk mama bisa aku wujudkan dalam waktu dekat. Amin


Sumber gambar : http://www.edigokil.com/2012/12/puisi-hari-ibu-terbaik-2012.html

16 Pelangi Setelah Hujan

Minggu, 14 Desember 2014





Hujan bagiku selalu membuatku gembira. Mungkin bagi orang lain hujan begitu menakutkan karena suara gemuruh petir yang menyertai hujan kadang memberikan rasa takut yang mendalam. Bagiku hujan seperti irama musik yang mendayu di telinga, merasuk sampai hati dan membuat sensasi yang menenangkan. Apalagi saat hujan masih rintik-rintik, suara tik...tik...tik di atap rumah memberikan detakan tersendiri seperti irama lagu yang menenangkan jiwa. Kadang aku suka sekali mencoba menghitung rintikan hujan yang membuat irama teratur di genting. Lucu, kadang berlomba bersama adik-adikku untuk menghitung berapa jumlah ketukan rintik di genting selama satu menit.Sesudahnya kami akan tertawa bersama karena  tak ada satupun yang mendapatkan hasil yang sama. Menurut ibuku, walau hujan kadang menakutkan kita tak perlu kawatir karena pasti ada pelangi setelah hujan. Dan melihat pelangi adalah kegiatan yang paling aku suka. Biasanya setelah hujan selesai , aku dan adik-adiku akan duduk di lapangan dekat rumah dan melihat ada pelangi di langit. Melihat keindahan pelangi yang berwarna-warni membuatku takjub. Benar kata ibuku, mengapa kita harus takut dengan hujan karena akan ada pelangi setelah hujan yang akan menghiasi langit sehingga akan tampak keindahan yang mempesona.


Hujan bagiku juga merupakan sarana bermain yang paling kusukai. Walau kadang ibuku suka melarang bermain saat hujan tapi aku sering tergoda saat hujan mulai deras. Apalagi saat melihat temanku bermain sudah berhamburan keluar untuk menarikan tarian hujan. Menari sambil merasakan air hujan yang menimpa tubuh kita itu membuat sensasi tersendiri. Saat aku bisa keluar dan bergabung bersama teman-teman, semakin meriah tarian hujan yang kita mainkan. Tertawa besama sambil menikmati kucuran air hujan dan membuat kebahagiaan tersendiri. Setelah puas, pastilah tak lupa kami akan bergerak menuju areal persawahan di belakang perumahanku. Saat hujan , banyak kodok yang berlompat-lompatan dan kami mulai memburu belut di areal persawahan . Dan berburu belut merupakan acara tersendiri yang mengasikan. Tubuh belut yang licin membuat kami jatuh bangun untuk mengambilnya.Berkali-kali jatuh di sawah tak membuat kami putus asa , terus sampai belut bisa tertangkap satu persatu. Semakin banyak yang bisa ditangkap akan memberikan semangat tersendiri untuk mengambil lebih banyak lagi. Bahkan gelak tawa kami tak putus-putus sampai kami harus berhenti setelah pembantu-pembantu kami menyuruh kami pulang. Dengan berat hati aku dan teman-temanku kembali ke rumah untuk mandi air hangat dan menyuruh untuk mengoreng belut tangkapan hari itu. Menikmati belut goreng di hari hujan dengan secangkir susu hangat Seru ya!!!!!!


Hujan juga banyak memberikan kenangan indah saat kecil, begitu membekas di hatiku. Sering di saat selesai hujan aku  menunggu pelangi di langit dan saat terlihat aku selalu mengaguminya dan memandangnya dengan takjub. Ternyata hujan juga banyak memberikan kenangan tersendiri akan cinta yang datang di hati. Katanya cinta akan terlihat indah saat berhujan-hujanan bersama. Entah itu teori darimana tapi aku sudah merasakannya. Saat cinta yang singgah di hati , hujanpun tak pernah menghalangi untuk menerjang derasnya hujan. Waktu itu aku hendak pulang dari acara di kampus tapi hujan masih saja turun dengan lebatnya padahal malam sudah semakin gelap. Aku memutuskan untuk pulang karena menunggu hujan berhentipun akan tak ada kepastiannya. Benar saja , dengan tekad bulat aku menembus hujan yang lebat berdua . Satu patung berdua. Romantis ya!!!!! Hujan yang deras tak membuatku takut karena aku tahu ada dia disisiku yang akan melindungi. Dinginnya malam itu di kota Bogor dan derasnya hujan  dan aku melihat banyak pelangi di mataku. Begitu indah , berdua bersamanya membuat sensasi tersendiri. Rasanya saat tiba di kosan, ingin sekali aku tetap bersamanya di kelebatan hujan yang masih saja mengguyur kota Bogor saat itu karena pelangi-pelangi di mataku tak mau hilang begitu saja. Tapi apa daya gerbang rumah kosanku sudah tampak jelas di pelupuk mata. Kini aku hanya melihat punggungnya pergi menjauh dariku. Ah, mengapa selalu suka berdekatan dengannya walau saat ini hujan menerpa kita berdua.


Hujan memberikan banyak kenangan indah bagiku dan itu membuat aku menyukai hujan. Bagiku hujan adalah irama yang menyejukan dan membuat hari-hari akan berlalu dengan indah. Pelangi setelah hujan adalah bukti kalau hujan tidak membawa petaka tapi akan memberikan keindahan . Dan itu membuatku selalu berpikiran positif karena setiap aku menghadapi masalah aku harus ingat bahawa hujan yang begitu dasyat dan mengerikan akan menyisakan pelangi yang begitu indah. Jadi untuk apa aku takut dengan segalah masalah yang aku hadapi karena pasti ada kebahagiaan yang menunggu di hadapanku seperti pelangi setelah hujan turun. Percaya atau tidak itu memberikan semangat tersendiri bagiku. Hujan tidak meninggalkan kesedihan tapi menyisakan  kebahagiaan. Tik-tik-tik suara hujan itu bagai detak jantung yang memberikan irama tersendiri. Aku selalu suka hujan!!!!!



http://www.fredysetiawan.com/2014/11/first-giveaway-cerita-bersama-hujan.html#.VI4C4yxvTMw




Sumber gambar  : http://kholillahlatiffah.blogspot.com/2013/12/kasihan-hujan.html

16 Deburan Ombak

Minggu, 07 Desember 2014





Menanti deburan ombak datang di bibir pantai  bersama angin yang meniup kencang
Tanganmu selalu kau rengkuhkan di pundakku bersama menikmati angin pantai
Cipratan air dari deburan ombak membasahi wajah menyentak lamunan yang panjang akan indahnya pantai
Selalu aku bisa membaringkan kepalaku dipundakmu....

Tak menyurutkan  niat menikmati alam pantai dengan suara deburan ombak yang berkali-kali menghantam bebatuan
Gulungan ombakmu memutih semakin kecil dan memburai di bibir pantai
Itu meninggalkan rasa yang berbeda di sudut hatiku saat menikmati bersamamu
Selalu aku bisa merasakan binar-binar yang berbeda dari matamu

Kini genggaman tanganmu selalu memberikan kehangatan mengantarkan pagi yang cerah
Di saat gemulung ombak menyapa dengan deburannya
Seperti detak jantungku yang tak mau berhenti  terkekang oleh rasa riang
Selalu aku bisa merasakan rasa sayangmu dari pelukanmu dipundakku

Cirebon, 8 November 2014
Berdiri di bibir pantai menatap  gelombang laut dengan pelukan hangat darimu

10 Cinta Kopi Susu

Kamis, 27 November 2014




Pagi itu seperti biasa warung bi Dedeh selalu penuh dengan warga desa Sukaraja Sukabumi. Entah memang kopinya yang katanya enak atau karena anak perempuan bi Dedeh yang terkenal  cantik, tapi yang jelas warung kopi bi Dedeh tak pernah sepi selalu saja ada orang yang berkunjung. Walau aku bukan penggemar kopi tapi setiap pagi aku datang ke warung bi Dedeh dengan alasan mengantarkan Harun . Padahal aku penasaran dengan pria yang selalu duduk di pojok warung. Wajahnya tampan berbeda dengan pria-pria desa lainnya, aku melihatnya lebih intelektual dibanding yang lain. Aku dan tiga temanku sedang praktek kerja di desa ini.
            “Bi, kopi susunya satu, biasa,”tukasku sambil duduk di sebelah Harun. Aku melirik pria itu sudah duduk di sudut warung sendirian.
            “Nih, neng kopinya.” Bi Dedeh menyodorkan secangkir kopi susu hangat padaku. Aku membawanya ke dekat pria itu.
            “Mau kemana ,”tukas Harun heran. Aku tak menggubris pertanyaannya tapi aku berjalan mendekati pria itu. Aku mencoba duduk di sampingnya.
            “Boleh aku duduk di sini?” Pria itu tersenyum. Aku mengulurkan tanganku memperkenalkan diri.
            “Ara.” Pria itu menoleh sekilas dan menatapku beberapa saat dan tangannya terulur padaku.
            “Yayat.” Nama desa benar pria ini , padahal tampangnya gak kalah dengan pria-pria kota, pikirku saat itu.  Tapi pagi itu pembicaraan aku dan kang Yayat berjalan mulus dan tak terasa aku sudah lama duduk di warung. Aku melirik jam tanganku, aku harus cepat beranjak dari sini untuk ke KUD jangan sampai Dodi menegurku karena terlambat datang.
            “Kang aku pamit dulu,” tukasku dan bergegas membayar secangkir kopi dan berlalu dari sana.

            Aku mulai mencari info tentang kang Yayat dan aku semakin mengagumi dirinya. Kang Yayat mempunyai banyak balong  yang berisi  ikan tawar yang dikelolanya dengan sistim longyam. Balong dan ayam. Kandang ayam petelurnya diletakan di atas balong-balong yang dia miliki sehingga kotoran ayam bisa diguankan sebagi pakan ikannya. Dan hari itu  saat aku menikmati secangkir kopi susu bersamanya lagi, kang Yayat mengajakku ke tempat peternakan longyamnya. Aku mengagumi usaha kerasnya sampai dia berhasil.Berjalan disisinya ternyata membuat perasaanku bergetar dan ada rasa hangat yang menjalar di tubuhku. Aku mulai tertarik pada dirinya. Biar kang Yayat pria desa tapi wawasannya sangat luas. Hari demi hari aku seringkali datang mengunjungi peternakan  hanya sekedar untuk  ngobrol , tapi sebetulnya ada rindu untuk beremu dengannya lagi.
            “Wah , kayaknya ada yang lagi jatuh cinta nih,” tukas Lala. Aku mendelik pada Lala tak suka. Bukan aku tak mau mengakui tapi aku sendiri belum tahu perasaaan kang Yayat padaku, kalau berita ini menyebar tentu aku yang malu. Aku mengancam mereka untuk tak keceplosan ngomong tentang perasaanku.
            “Tenang saja Ra, pasti gak bakal bocor deh rahasianya tapi harus ada uang tutup mulutnya dong,” tukas Harun menyeringai padaku. Aku timpuk dengan buku yang kubawa, untungnya tepat sasaran kena di wajah Harun. Harun meringis kesakitan.

            Sudah hampir lima hari aku tak melihat batang hidung kang Yayat di warung bi Dedeh, ada rasa rindu ingin bertemu dengannya dan menikmati kopi hangat bersamanya. Aku kehilangan moment bersamanya setiap pagi. Sampai satu minggu lebih aku masih belum melihat kang Yayat di warung kopi bi Dedeh dan itu membuatku sedikit gelisah.
            “Sudah , kamu main saja ke rumahnya kang Yayat, daripada kamu uring-uringan terus ,”tukas Lala. Aku menggeleng keras , bagaimanapun aku tak mau datang ke rumah pria kalau tak diundang. Rasa dadaku sesak menahan rindu. Sampai pagi itu aku tak menemukan lagi wajah kang Yayat, aku mencoba bertanya pada bi Dedeh.
            “Bi, kenapa kang Yayat teh gak pernah ngopi lagi di sini? “tanyaku sambil menyeruput kopi susu hangat.
            “ Kang Yayat teh gak datang kemari lagi karena istrinya sudah datang , sekarang di rumahnya sudah ada yang menyediakan lagi kopi buat dirinya,” tukas Bi Dedeh sambil melayani pembeli. Aku mencoba bersikap biasa walau detak jantungku ingin berhenti seketika mendengarnya.
            “Istri  Yayat teh lagi sekolah  lagi , sekolah  S2 atau  apa ya, gak tau dah,”tukas mang Karta  yang duduk di sebelahku. Aku mengangguk-angguk , ada rasa kecewa di hatiku, ternyata kang Yayat adalah pria beristri. Harun mengajakku pulang dan merangkul pundakku.
            “Dah Ara jangan sedih ya,  masih banyak  pria yang singel kok. Aku juga bisa kok ,” tukasnya sambil tertawa tergelak. Mau tak mau aku ikut tertawa, aku berterimakasih pada Harun yang bisa mencairkan suasana hatiku yang sedih.

            “Mama, kok melamun,” tegur mas Soni menatapku yang masih melamun sambil memegang secangkir kopi susu hangat.. Aku tersentak kaget  dan hampir saja aku menumpahkan kopi susu hangatku.
            “Hati-hati dong sayang,” tegur mas Soni.
            “Aku gak apa-apa kok pah, “ tukasku berbohong , padahal aku sedang membayangkan kejadian masa silam saat berkenalan dengan kang Yayat melalui kopi susu hangat yang diminum berdua setiap pagi. Kopi susu hangat selalu mengingatkanku akan cinta pertamaku yang membekas di hatiku.



FB: Hastira Soekardi
Twitter:@hastiraS


Sumber gambar : http://catatanhariansaja.blogspot.com/2014/08/cerita-di-balik-secangkir-kopi.html