Masih
terbayang bayang-bayang itu kadang masih hangat ada dalam benakku. Entah mengapa
bayang-bayang itu selalu menghantuiku . Selalu mengikutiku berjalan. Sampai aku
merasa bayang-bayangmu itu menghantam jiwaku . Dulu aku suka sekali saat
bayang-bayangmu akan datang di malam-malam sepi. Saat aku sendiri
bayang-bayangmu itu membuat aku akan merindu akan dirimu. Selalu. Senyumu, gigi
gingsulmu itu akan setia membayangi mimpiku. Itu dulu.... sekarang rasanya aku
tak mau lagi bayang-bayangmu datang lagi. Aku akan marah saat bayang-bayangmu
datang lagi di malam-malam sepiku. Aku ingin menghalau bayang-bayangmu sampai
jauh dan aku tak akan lagi mengingat siapa dirimu. Sudah berapa banyak air mata
yang aku tumpahkan. Sudah berapa banyak rasa sakit yang aku derita. Sungguh aku
tak mau lagi rasa sakit ini akan diam dalam relung hatiku. Aku ingin
bayang-bayangmu lenyap dalam sekejap. Pergi jauh dari hadapanku.... Tapi
sungguh sangat sulit . Bicara mudah tapi
nyatanya bayang-bayangmu selalu tergambar di benakku. Ingin kurenggut
bayang-bayangmu. Tapi secara tak sadar
bayang-bayangmu itu datang menghantuiku. Seperti hantu yang datang tak diundang
dan hilang begitu saja.
Aku
ingat saat aku kenal dirimu. Ferry. Perkenalan di saat kuliah kerja nyata di
desa Sukaraja, Lembang. Senyumannya membuat aku terpikat sejak pertama
berjumpa. Gingsul gigimu membuat wajahmu terlihat tampan di depanku. Hatiku mulai berbunga saat Ferry mulai mendekatiku.
Walau dia tidak satu jurusan denganku, tapi tak membuatnya ragu untuk
mendekatiku. Ferry banyak bertanya tentang kegiatan aku di desa Sukaraja ini.
Ternyata dia mau mengambil banyak data di desa ini untuk menunjang penelitiannya.
Ferry anak teknik industri. Pertemuan pertama berlanjut dengan pertemuan-pertemuan
berikutnya. Di sela-sela mengikuti kuliah kerja nyata dan Fery mengambil
sampel, ternyata aku merasakan ada yang tumbuh di hatiku. Ada rasa cinta. Entah
apakah Ferry juga demikian, tapi dari gelagatnya dia begitu perhatian padaku. Banyak
momen yang kadang aku berpikir tak akan mungkin seorang laki-laki memperlakukan
wanita sedemikian rupa kalau di hatinya tak ada rasa cinta. Mulai dari sanalah
bayang-bayangmu itu selalu datang setiap malam. Menghantuiku dan banyak memberikan
harapan akan datangnya cinta yang berbalas. Dan bayang-bayang itu terus datang
memberikan harapan yang begitu tinggi. Seperti di awang-awang terbang bersama
angin yang menerbangkan awan . Hatiku berbunga-bunga. Beberapa kali teman-temanku
memperingatiku agar hati-hati dalam membaca hati orang. Jangan sampai aku nanti
kecewa. Ah, mengapa mereka berpikiran seperti itu??? Mungkin saja mereka iri
denganku yang sedang beruntung. Semua omongan teman-temanku berlalu seperti
angin yang berhembus keras. Sampai aku ada
di atas awang-awang kebahagian dan membuatku lengah. Selengah-lengahnya. Sampai
suatu saat aku menyadari kalau bayang-bayang itu tak mungkin bertahan lama.
Waktu
kuliah kerja nyataku sudah hampir habis , Ada perasaan sedih , tapi aku yakin
dia akan tetap datang untukku, walau waktu praktek sudah usai. Dia berjanji
akan datang untukku. Aku yakin dia akan datang menemuiku karena yakin akan cintanya. Tapi aku harus gigit jari ternyata sudah
hampir tiga bulan Ferry tak datang mengunjungiku. Dia memberi harapan palsu .
Aku tertipu. Padahal jarak kampusnya dengan tempat kostku tak begitu jauh tapi
ternyata dia tak datang lagi atau paling tidak memberi kabar untukku.
Bayang-bayangmu ternyata sulit aku lupakan, senyummu selalu membayangiku tiap
malam. Kadang rasa sakit ini tak mau hilang. Kau pergi tanpa pesan. Sampai
suatu saat aku bertemu dengan teman sekampusmu yang mengatakan kalau kamu
hampir sidang. Itu sudah berapa lama kita tak bertemu???? Sudah hampir 6 bulan.
Ah, selama itu aku masih berharap kau datang padaku, mengulang kembali kisah
yang membuatku terkenang dengan dirimu. Apakah selama ini kau mencintaiku atau
kau hanya mempermainkan diriku????
Tapi
entahlah tiba-tiba kamu hadir ke tempat kosku dan menyatakan kalau kamu sudah
lulus sarjana. Aku turut senang. Aku pandangi wajah tampannya. Adakah cinta
yang dulu pernah ada masih tersimpan di hatinya??? Aku kecewa dia tidak semesra
dulu. Hanya basa-basi padaku. Dia hanya bilang kalau dia berterimakasih saat
dulu di Lembang aku banyak membantu dalam penelitiannya. Ah, hanya ucapan
terimakasihkah ??? Tak adakah kata-kata cinat untukku??? Lalu dulu kata-kata
mesra itu untuk apa??? Mengapa kamu memberikan harapan pada diriku??? Apakah
itu hanya harapan palsu??? Aku hanya termangu saat kau meninggalkanku malam
itu. Saat punggungmu menghilang dari pandanganku, begitu juga harapanku
menghilang bersama bayang-bayangmu. Kini aku harus menghapus bayang-bayangmu agar tak menyakiti rasa ini. Dia pemberi harapan palsu harus aku
lupakan. Harus!!!. Bayang-bayangmu akan aku hapus dari ingatanku selamanya. Sampai
aku tak menemukan lagi bayang-bayangmu dalam hidupku...
Sumber gambar : http://doktercinta.info/tips-mengatasi-patah-hati/