10 Empati Dalam Kasih

Minggu, 30 Agustus 2015





Terjegal dalam bayangan nyata ketika ada di hadapanku sebuah bingkai cerita
Cerita yang saat itu juga membelai hati untuk tersulut dengan rasa
Ada kasih diantara anak-anak itu walau mereka berbeda
Pancaran tawa mereka saling bersenda gurau tak membedakan
Mana yang normal dan tidak
Hanya ada cerita yang melekat di sanubari

Bercengkerama dengan tawa mereka penuh kasih
Berempati terhias indah dalam rangkaian cerita indah
Menghapus semua paradigma yang  kadang menyudutkan
Lihatlah mereka bisa bergandeng tangan, mereka bisa bercerita
Lewat tingkah mereka yang lucu
Walau  mereka berbeda....

Sungguh cerita berbingkai ini menyulut rasa haru
Merenggut sanubari yang akhirnya mampu membuat meneteskan air mata
Tuk melihat bingkai cerita yang mendentingkan heningnya hati
Sampai rasa ini mencibir indah
Cerita yang berbingkai kasih
Membuatku menyunggingkan senyum untuk mereka yang ada dalam empati kasih....

Untuk anak-anakku bingkai ceritamu sangat menarik
Sesungging senyummu begitu bermakna
Kelembutan hadir di sini
Saling membantu ciptakan rasa jiwa yang mendamba
Sampai terdiam terpaku
Aku tak mampu lagi berkata-kata saat bingkai ceritamu terus mengalir tiada henti....

Cirebon, 31 Agustus 2015
Melihat ada kasih antara siswa biasa dan siswa ABK ( anak berkebutuhan khusus) Itu membuatku terharu. Alangkah indahnya perbedaan tidak  membuat mereka jauh tapi justru melekatkan. Kita harus banyak belajar dari mereka.

10 Cinta Selembar Tissu

Rabu, 12 Agustus 2015



Sumber gambar di sini

              Mau tahu???? Aku hanya tissu yang ada di kamar seorang model terkenal di kota Jakarta. Entah mengapa aku mulai mengagumi model yang semakin kondang di jagad kota Jakarta. Namanya Dian. Saat  Dian membersihkan make up atau membersihkan wajahnya, aku selalu bersentuhan dengan kulitnya. Alangkah lembut kulitnya. Mulus. Tak ada bopeng sedikitpun. Aku sudah menjelajahi wajahnya. Mungkin para pria akan iri padaku yang hampir setiap hari mengelus wajahnya yang putih berseri. Kadang ada perasaan berdesir saat kulit halusnya menempel di tubuhku. Ada perasaan hangat di sekujur tubuhku. Mungkin banyak yang bilang aku bohong. Boleh tak percaya kok.  Rasanya ingin aku berubah menjadi pria yang bisa memeluknya setiap hari. Bercanda dengannya. Bercerita tentang banyak hal dan mengelus wajahnya . Aku jatuh cinta padanya. Ah, harapan yang konyol !!!!!

            Pagi itu aku kembali menikmati lembut kulitnya. Perasaan yang menjalar begitu hangat. Tampak pori-pori kulitnya yang aku sapu sehingga bersih. Tapi aku melihat hal yang berbeda dari wajahnya. Tak ada sinar yang tampak dari manik matanya. Ah, ada kantung hitam di bawah matanya. Apa gerangan yang terjadi denganmu sayang. Ingin sekali aku hibur dirinya. Sedang bersedihkah??? Atau ada yang dia pikirkan ????  Tiba-tiba kau menarik aku dari kotak tissu hampir berlembar-lembar . Dan aku terkejut melihat air matanya yang mengalir deras. Aku harus menghapus air matanya yang terus turun. Tubuhku mulai kaku tapi kau tetap mengusapkan aku di matamu yang indah. Aku ikut merasakan kesedihan yang kau alami... Ah, aku kesakitan saat tubuhku tergesek oleh hidungmu yang mancung Tapi tak mengapa semua ini demi kamu....

            Aku berada di tas  Dian. Dian duduk di sebuah cafe. Dian membuka tasnya dan aku bisa melihat suasana di kafe yang tak begitu ramai. Hanya beberapa pengunjung saja. Dian memakai kacamata hitam untuk menutupi matanya yang  sembab. Duh, sakitnya tubuhku saat tangan  Dian mengambilku dan meremas dengan keras. Selama ini dia tak pernah kasar padaku. Kini tubuhku sakit. Dia meremas sekali lagi tubuhku.
            “Sakit mbak,”keluhku. Dian tetap memandang ke arah pintu. Dari arah pintu masuk pria tampan mendekati  Dian. Pria itu duduk di hadapan  Dian. Aku cemburu. Pria itu membuatku sangat cemburu.
            “Aku minta putus,”tukas  Dian dengan suara bergetar. Aku kembali kesakitan . Tubuhku diremas begitu kuat. Tapi tak apalah aku ingin memberikan kekuatan baginya.  Pria itu menggelengkan kepala tanda tak setuju.
            “Kamu sudah mengkhianatiku. Kamu sudah pindah ke lain hati. Lebih baik kita sudahi saja ,:tukasmu . Kembali air matanya menetes perlahan. Aku menghapusnya perlahan. Aku ikut merasakan rasa sakit hatimu. Betapa hatimu telah disakiti pria yang duduk di depanmu. Ingin sekali aku tonjok wajahnya. Dan kau membersihkan hidungmu yang mulai basah. Aku rela kok membersihkannya. Kau mengambil kembali aku dari tasnya . Masih dengan suara bergetar , kamu meyakinkannya untuk pergi. Pria itu diam tak mau beranjak .
            “Kataku  pergilah. Jangan pernah menemuiku lagi,”  Aku melihatmu sudah pada batas yang tak bisa membendung lagi kesedihanmu. Tubuhmu bergetar , tangismu seperti nyanyian sendu. Hatiku ikut teriris mendengarnya. Pria itu berbalik dan menjauh darimu. Aku hanya ingin mendampingimu selalu. Jangan pergi  Dian. Tetaplah bersamaku. Aku akan tetap setia mendampingimu . Selalu. Apapun yang kau mau dariku, aku akan selalu melayanimu. Aku tersenyum  Aku akan selalu bersamamu. Selalu membelai wajahmu, menghapus tangismu dan aku tak akan pernah pergi darimu sedetikpun......