Gambar dari sini
Akhirnya dengan perasaan berat hati Lingga memutuskan untuk mengundurkan diri di spesialis kebidanan. Dulu cita-citanya ingin banyak membantu perempuan untuk bisa melahirkan secara banyak dokter kebidanan adalah laki-laki. Tentu kalau perempuan akan membuat pasien nyaman. Tapi semuanya terhenti di semester dua kaena Lingga sudah tak bisa bertahan dengan lingkungan yang membulli dirinya. Bukan tidak tahan mental tapi lebih ingin agar jiwanya tidak sakit. Entah kalau dia bertahan mungkin akan menjadi deprsei dan selanjutnya entah bakal menjadi apa. Untuk kesehatan jiwanya Lingga pilih mundur. Walau orangtuanya mendesak agar tidak mundur karena cita-citanya sejak kecil. Mau dikata apa lagi, semua sudah berakhir.
Masih teringat jelas Lingga selalu menjadi serep seniornya. Meerka bergantian tidak mau jaga malam ,Lingga yang selau menggantikannya sedangkan dia juga punya jadwal jaga malam tersendiri. Belum disuruh melihat banyak pasien yang seharusnya bukan tugasnya. Lelah fisiknya dia harus kerja rodi dengan tugas seabreg dari para senior. Tentu sebagai yunior dia gak berani untuk menolak apalagi membantah. Semua dia patuhi demi bisa lanjut kuliahnya. Dan dia juga bisa melihat bukan dirinya yang diperlakukan seperti itu, juga temannya. Dan ada satu senior yang Lingga suka, dia selalu konsultasi padanya, apa-apa yang menjadi kesulitan. Dia banyak membantu dirinya.
Sampai suatu hari Lingga melakukan kesalahan karena dirinya lelah secara fisik dan kurang tidur. Lingga dimarahi di depan banyak orang bahkan pasien , dicaci maki dan disebutkan banyak ucapan kasar pada drinya. Lingga dipermalukan di hadapan banyak orang. Lingga hanya bisa terdiam dan dia sekarang duduk di depan seniornya yang baik hati.
“Sudah cukup, aku akan mengundurkan diri. Hati ini sudah capai,”tukasnya. Doter senior itu tercenung sekejap sebelum dia memutuskan untuk bicara .
“Semua terserah kamu kalau memang kamu sudah tak bisa bertahan lagi. Memang situasi ini tak pernah bisa selesai begitu saja. Sudah turun temurun. Coba sekali lagi kau pikirkan, kalau memang tak bisa bertahan, silahkan membuat surat pengunduran diri”.
Sudah hampir 1 minggu Lingga ambil cuti dan sambil dia merenungkan apakah dia masih mampu bertahan dengan kondisi seperti ini? atau dia harus mengundurkan diri? Tapi perasaan hatinya sudah lemah, sudah tak mampu menerima beban begitu menyakitkan. Apalagi terdengar berita seorang dokter bunuh diri karena bully dari seniornya. Akhirnya tanpa pikir panjang lagi Lingga memutuskan untuk mengundurkan diri, dia ingin sehat jiwanya dan dia tak mau lagi menjadi orang depresi yang bisa berakibat fatal seperti yang diberitakan surat kabar. Cukup sampai di sini. Masih banyak cara untuk membantu sesama , tidak perlu harus menjadi spesialis. Lingga berjalan mantap sambil membawa surat pengunduarn dirinya.