Gambar dari sini
Seto Berdiri di depan wayang pandawa. Seto sedang berada di museum wayang Ada 5 bersaudara. Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Dan Seto tertarik dengan tokoh Arjuna,di sana dijelaskan Arjuna sangat piawai memanah, seorang ksatria gagah berani dan tampan. Seto terus menatap wayang-wayang itu . Dan dia terbayang-bayang selalu dengan tokoh Arjuna. Katanya yang tertulis saking tampannya banyak sekali wanita yang suka, makanya istrinya banyak. Seto membayangkan jika dirinya adalah Arjuna. Tentunya perempuan-perempuan bakal mendekati dirinya. Andai saja.....
Hari ini Seto sedang berlatih memanah dan sebelumnya berkuda. Dirinya ingin seperti Arjuna ksatria dari negeri Astina. Begitulah Seto berlatih tiap hari agar dirinya menyerupai Arjuna tokok yang baru saja dia kagumi. Dan latihan tak sesederhana yang dia pikirkan. Sekeras apapun Seto berlatih masih saja belum mahir, tapi itu tak dipedulikannya yang penting dia sudah tahu dasar-dasarnya. Seto bakal tes ombak dulu. Hari pertama Seto memakai pakaian Arjuna keluar dan naik kuda keliling komplek . Arjuna mulai memperhatikan dan orang-orang mulai melirik , lama-lama mulai memperhatikan , lama-lama orang menoleh dengan rasa penasaran. Seto mulai merasa diperhatikan. Dia mulai tegakan badanya agar lebih gagah. Dan hari ini dia berhasil menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. Esoknya Seto butuh ke tempat yang agak jauh dari rumahnya. Seto terus saja membawa kudanya menjauh dari komplek perumahannya. Banyak orang mulai melirik dan mmeperhatikan dengan rasa aneh.
“Ada Arjuna,”teriak seseorang. Oran-orang itu mulai melihat ke arah Seto dan Seto melambaikan tangannya .
“Aduh gantengnya,”teriak seorang wanita . Seto mulai tersanjung. Dan dia mulai menjauh lagi. Beberapa orang berteriak-teriak memujinya. Seto yakin ini pujian akan ketampanannya. Seto mulai merasa percaya diri dan kudanya terus ia arahkan menjauh dari rumahnya. Kendaraan mulai banyak yang bersliweran di sana. Seto terus mengarahkan kudanya, dia gak peduli kendaraan semakin banyak melintas dengan segala keramaian. Seto gak berpikir dengan kudanya yang mulai gelisah. Kudanya mulai meronta-ronta ketakutan dengan suara kendaraan. Kudanya mulai berlari kencang, Seto sulit untuk mengendalikan kudanya. Seto mulai berteriak-teriak minta tolong . Tapi setiap orang melihatnya seperti sesuatu yang aneh.
“Tolong, toloooong, heeey, kenapa diam, tolooong!” teriaknya kencang . Dan kudanya menabrak tiang listrik, Seto tersungkur ke bawah. Beberapa orang membantunya berdiri.
“Mas, sehat?”
“Sehatlah, emang terlihat sakit apa,”tukas Seto marah.
“Habis mas, naik kuda di jalan raya yang ramai. Tuh kudanya ketakutan,” sela yang lainnya. Seto bangkit dengan rasa sakit di sekujur tubuhnya . Dia pulang membawa kudanya yang mulai tenang.
Seto mulai beraksi dengan panahnya. Di tempat memanah dengan pakaian arjunanya dia mulai memanah. Semua meleset dari targetnya. Tapi Seto mulai mencari perhatian dari perempuan-perempuan yang sedang menonton di tepi lapangan. Semoga salah satu dari mereka suka dengan dirinya. Tapi saat dia mulai memanah , panahnya malah melesat dan mengenai salah satu perempuan itu tepat di dadanya. Perempuan itu tersungkur. Semua menjerit. Seto terpaku dan tak bisa bergerak selangkahpun. Tahu-tahu dia sudah dipukuli orang-orang di sana.
“Tolooooong.” Seto terbangun. Ternyata dia hanya bermimpi menjadi Arjuna. Akhirnya Seto sadar dia gak bisa jadi Arjuna harus jadi dirinya sendiri. Kalaupun dia suka dengan wayang sebagai budaya tak perlu jadi Arjuna, yang diperlukan untuk selalu menghargai budaya wayang dengan segala pernak perniknya.