Gambar dari sini
Aku
memandang keluar jendela bus yang akan menghantarkan aku kembali ke kota Jogja
tempatku menuntut ilmu. Libur tiga hari aku kuatkan untuk pulang ke rumah untuk
mengawali puasa tahun ini. Menurut adikku, awal puasa harus dengan hidangan
istimewa, mana ada di tempat kost hidangan istimewa, yang ada hidangan sesuai
tanggal. Sok , banget , belum merasakan jadi anak kost saja, bilang seperti
itu, tahu rasa kalau jadi anak kost. Harus pintar-pintar cari makanan jangan
sampai uang makan habis belum waktunya, bisa-bisa kelaparan.
“Maaf, air ada yang netes dari atas
tuh, biar gue tutup jendelanya,” tanpa menunggu aku mengiyakan , cowok itu
menarik jendela ke atas sehingga air tak menetes lagi. Ternyata dari tadi aku
melamun , tetesan air dari atas tak terasa, ternyata bajuku jadi basah. Memang sedari tadi hujan masih turun walau
tak deras tapi cukup memberikan rasa adem di dalam bus yang tak ber ac ini.
“Makasih ya, “ aku kembali memandang
keluar jendela bus tanpa mengindahkan cowok di sampingku. Entah berapa lama aku tertidur tiba-tiba
kurasakan ada yang membangunkanku dari tidur nyenyakku.
“ Ih, apaan sih lu, enak saja
bangunin gue, gue lagi tidur tahu!” aku melotot padanya .
“Ya , sudah kalau gak mau turun, tuh
lihat sudah sampai.” Aku melihat keluar jendela , sudah sampai terminal. Aku
hanya mesem saja menatap cowok itu sambil tersenyum masam, walau dalam hatiku
gondok setengah mati, bisa-bisanya cowok itu mentertawakan aku. Aku beranjak
dari tempatku duduk .
“Eh, mbak ada yang ketinggalan nih,”
teriak cowok itu. Aku menoleh dan kembali ke tempat dudukku, tapi tak ada
barangku yang tertinggal.
“Mana , enak saja lu pasti bohong ,
dasar!” aku mulai sewot padanya.
“Gak boleh marah loh, hari ini kan
puasa, ada kok yang ketinggalan , mau tahu atau mau tahu banget?” tanyanya
dengan wajah lucu. Boleh juga tampang cowok itu
dengan rambut kriwil , tapi senyumnya manis karena ada lesung pipitnya
yang membuatnya tampak ramah.
“Gue, gak mau tahu,” aku mulai
beranjak sebelum cowok itu mulai membual lagi.
“Hati lu ketingalan di hati gue
tahu!” teriaknya. Dasar cowok pasti pintar ngegombal, aku hanya mengacungkan
kepalan tanganku padanya. Kulihat sudah hampir menjelang magrib, aku mempecepat
langkahku menuju tempat kost dan aku terpana saat cowok yang tadi duduk di sebelahku
sudah berada di depan pagar tempat kostku.
“Nah, berarti kita jodoh ya, gue mau
kost di sini juga,” cowok itu tersenyum dan lesung pipitnya tampak jelas
membuatnya enak dipandang. Duh, kok aku jadi memperhatikan itu cowok sih.
“Gue, Resky. “
“Gue Ika.”
Hari ini aku memutuskan untuk tidak
kuliah, hanya satu mata kuliah dan itupun siang hari, rasanya malas untuk ke
tempat kuliah. Hari ini begitu panas,
kerongkonganku mulai kering, saat aku ada di meja makan aku melihat ada
sepiring buah duwet yang tampak segar.
“Ini duwet punya siapa?” tanyaku.
Tak ada satupun teman yang menjawabnya. Aku meliriknya , segar sekali, siapa
yang punya ya, kalau aku ambil beberapa toh tak ada yang tahu,pikirku. Iseng ,
aku mencomot satu buah duwet, rasanya masam dan segar, memang cocok untuk udara
yang panas. Tanpa ragu lagi aku mulai mengambil satu persatu buah duwet sampai
Resky datang dan terbelalak melihatku.
“Emang lu lagi gak puasa ya,?”
kulihat Resky sudah ada di sampingku sambil memperlihatkan lesung pipitnya. Aku
terlonjak kaget, astaga hari ini kan puasa, mengapa aku enak-enak makan buah
duwet.
“Udah gak apa-apa , elu kan lupa, terusin
lagi puasanya ,” aku tersipu malu, mengapa aku bisa khliaf begini, memang
sialan ini buah duwet membuatku tergoda.Hari ini benar-benar aku jadi bahan
godaan Resky di depan teman-teman yang lain.
“Ika, kayaknya Resky naksir elu deh,” aku hanya mengangkat bahuku pura-pura
menyiapkan minuman manis untuk buka puasa hari ini.
Memang aku baru suka duwet saat kost
di Jogja karena di belakang rumah kostan ada pohon duwet yang selalu berbuah .
Dan sekarang saat tiba bulan puasa buah duwet sedang berbuah dan buahnya yang
berwarna keunguan sangat menarik untuk dinikmati. Saat mendekati magrib , aku
akan menatap buah duwet dengan rasa ingin menyantapnya, benar-benar godaan
puasa kali ini hanya karena buah duwet.
Tadi siang aku sudah tergoda dengan buah duwet, sekarang hatiku kumantapkan
tidak akan tergoda lagi dengan buah duwet. Jadi aku hanya duduk di belakang
tempat kost sambil menatap duwet dan menunggu waktu berbuka. Terdengar suara bedug nyaring di telingaku,
semua bersorak tanda perut bisa diisi kembali. Segera kuseruput teh manisku
sebelum aku naik ke atas pohon duwet untuk memakan duwet langsung dari
pohonnya. Aku mulai asik dengan santapan pembuka gratis di atas pohon sebelum
aku terkaget-kaget saat Resky sudah ada di belakangku.
“Ik, sudah boleh elu makan
sepuasnya, tapi ingat ya jangan batal lagi!” serunya di dekat telingaku, aku
hanya tertawa saja sambil tanganku mencomot buah duwet ke dalam mulutku.
“Memang segar ya , apalagi cuaca
panas,” katanya mengomentari, “pantas saja elu sampai batal.”
Ternyata godaan puasa kali ini hanya
bersumber dari pohon duwet ini, bukan saja aku yang tergoda , teman-temanku
satu kostku juga banyak tergoda dengan rasa nano-nano dari duwet. Mengapa aku
sebutkan rasa nano-nano, karena rasanya memang campur aduk, ada asam, manis,
kecut jadi satu. Dodi menyarankan agar pohon duwetnya dipotong saja agar tidak
tergoda dengan buahnya tapi tentu saja ditolak mentah-mentah oleh yang lainnya.
Apalagi berbuah kan selalu tidak tepat pas bulan puasa saja, hanya kali ini
saja berbuah saat bulan puasa tiba. Hari
minggu ini aku kebetulan tidak punya acara , makanya kugunakan untuk tidur
saja, katanya kalau tidur pada saat puasa banyak pahalanya, sebetulnya sih
untuk mengurangi rasa lapar juga. Rasanya aku seperti berjalan di kebun yang
kulihat banyak sekali pohon duwet
berjejer dan pemiliknya mengijinkanku untuk mengambil sepuasnya buah
duwetnya. Aku sungguh tak percaya dengan kebaikan pemiliknya, tanpa disuruh
lagi aku panjat pohon duwetnya dan mulai mencomot satu persatu buah duwetnya.
Tak terasa aku kenyang sekali karena perutku penuh dengan duwet. Aku mulai
kembali berleha –leha.
“Ika, bangun, dari tadi elu tidur
saja, ada yang nyari tuh,” Dina membangunkanku, waktu aku terburu-buru keluar
ternyata tidak ada siapa-siapa dan saat aku berpaling pada teman-teamanku
mereka sedang tertawa bersama. Sialan, mereka mempermainkanku, awas saja lain
kali gantian aku yang akan mempermainkan kalian. Aku tak boleh marah, pantang
nanti puasaku batal, aku beranjak ke belakang rumah, dan tampak kembali buah
duwet. Mungkin karena aku belum terbangun sepenuhnya dan tadi aku seperti
disuruh makan buah duwet , aku malah
memanjat pohon duwet dan menikmatinya sendiri. Tanpa sadar aku sudah memakan
buah duwet banyak dan aku mulai mengantuk tapi belum aku tertidur lagi aku
mendengar suara Resky berteriak.
‘Hai, elu gak puasa!” aku tersentak
kaget, astaga aku untuk kedua kalinya batal gara-gara buah duwet!!!!! Aku menutup
mukaku tak sanggup melihat Resky yang sedang menatapku tajam, mahasiswa kok ya
masih bisa-bisanya tergoda untuk makan pada saat puasa!!!! Malu sekali ,
sehinga seharian aku tak berani keluar kamar apalagi harus bertemu dengan
Resky. Hari itu aku jadi bahan candaan yang tak habis-habisnya, dan aku hanya
bisa bergelung di tempat tidurku.
Mendekati akhir puasa aku harus
segera membeli tiket dan aku harus berdesak-desakan dengan banyak orang yang
mempunyai mimpi yang sama denganku untuk pulang saat lebaran tiba. Rasa haus di
kerongkongan semakin kuat dan antrian masih terlalu panjang untuk aku bisa
beristirahat sejenak. Aku menelan ludahku saat aku melihat remaja yang sedang
minum es jeruk dari resto yang ada di seberang loket. Ingin sekali aku
membasahi kerongkonganku yang mulai mengering dan terasa tak enak.
“Pasti kalau hari gini enaknya naik
pohon duwet dan makan sepuasnya,” sela seseorang yang tak lain Resky yang sudah
ada di sisiku.
“Ik, elu istirahat saja di sana ,
biar gue yang antri, tapi awas ya ,
jangan batal lagi,” tukasnya sambil menggantikan aku berdiri. Aku mengangguk
lemah, ada perasaan syukur Resky menggantikan aku yang sudah kepayahan antri
sejak pagi. Karcis kudapat dan aku bisa menahan diri untuk tidak batal, walau
sampai kost-kostan duwet sudah mengintip di sela-sela daun hijaunya. Hore, aku bisa
pulang, tunggu aku bunda, aku bakalan habiskan ketupat bikinan bunda. Aku mulai
membereskan barangku dan aku masukkan ke dalam ranselku dan besok pagi aku siap
mudik ke kota kelahiranku.
“Ika, tuh ada yang nyari di dekat
pohon duwet,” Dina menyuruhku keluar.
“Elu gak nipu gue kan?” tanyaku
sambil bergegas ke belakang dan tampak Resky berdiri di bawah pohon duwet.
“Ini, buat bekalmu di jalan, elu
boleh makan kok , apalagi ini perjalanan yang jauh,” Resky menyodorkan
keranjang kecil dengan hiasan pita di atasnya dan sepucuk surat. Saat kubuka
keranjang itu berisi duwet dan kubuka surat dan mulai kubaca.
Dear Ika,
Gue suka dengan elu, akan gue berikan rasa cinta gue yang
persis buah duwet rasa nano-nano yang bisa mewarnai cinta kita berdua. Jangan
tolak gue ya,please!!!!!
Dari Resky.
Aku
hanya terdiam dan mulai tertawa bersama Resky, entah apa yang aku tertawakan ,
tapi duwet akan selalu menjadi kenangan manis untukku. Gara-gara aku tergoda
duwet sampai akhirnya batal saat puasa ,
aku akhirnya mendapatkan pacar baru.
10 komentar:
9 Februari 2017 pukul 23.33
haduuhhh.... sampe bisa lupa gitu ya gegara buah duet, rejeki itu namanya.
ceritanya bagus juga, alurnya, enak bacanya.
hasyeekkk endingnya dapet pacar baru.
11 Februari 2017 pukul 00.46
makasih, ide cerita sih dari pamanku yg batal krn lihat buah duwet di atas meja
13 Februari 2017 pukul 19.08
ahaha.. sosweetnya.. lucu ceritanya
13 Februari 2017 pukul 20.00
Keinget jaman SD sering ada yg jual buah ini, dimakannya dicocol ma garam :D
13 Februari 2017 pukul 21.37
wahhh padat dan jelas nih ceritanya... mudah di pahami... di desa aku sini namanya Juwet bukan DUwet... apa setiap daerah punya nama sendiri2 ya..
14 Februari 2017 pukul 11.34
makasih mbak ribka
14 Februari 2017 pukul 11.39
iya mbak april sekarang sudah jarang ada
14 Februari 2017 pukul 11.45
mas naufal ada juga yg menyebutnya jamblang
31 Maret 2017 pukul 19.24
Mb itu kapan ya ceritanya th kapan..?? Mb kosnya dmna..?? Skrg msh ada ga ya mb..?? TLg banget kLo msh ada ak mau minta jg mb.. Nanti ak samperin, ak di kLaten, Lg pengen banget buah duwet sama buah pundung.. ToLong ya mb makasih sebeLume..
1 April 2017 pukul 13.04
mbka ratna ini cerita fiksi bukan sebenarnya. aku buat ceriat ini gara2 paamnku baatl puasa gara2 duwet
Posting Komentar