Gambar dari sini
Malam
kian sepi semua orang sudah terlelap tidur , hanya terdengar suara angin yang
menderu perlahan. Tak ada satupun orang yang melintas di jalan, aku masih
sempoyongan berjalan untuk menemukan rumahku. Sudah terlihat rumahku dari
kejauhan, lampu sudah mati, mudah-mudahan mama sudah terlelap malam ini. Waktu
kubuka perlahan pintu, aku merasa lega karena tak ada seorangpun yang
terbangun. Saat aku melangkahkan kakiku perlahan menuju kamarku, tiba-tiba lampu
menyala dan aku terkejut saat kulihat mama sudah ada di dekat meja makan.
“Ada alasan kamu untuk pulang malam
hari ini? Mama gak tahu lagi maumu apa dalam hidupmu,” mama menatapku tajam.
Ingin kurebahkan tubuh lelahku tapi aku
masih melihat tatapan marah mama.
“Dari rumah teman .”
“Mabuk lagi?” tanyanya . Ku tak mau
berdebat dengan mama, kutinggalkan mama dan masuk ke kamarku. Kudengar mama
marah dan mulai merancau , cepat kututup telingaku dan mencoba untuk tidur
malam ini.
Apa peduli mama terhadapa hidupku,
semua sudah hilang setelah papa meninggalkan rumah demi perempuan lain, dulu
aku bangga dengan papa, papa itu segalanya bagiku, membuatku punya keinginan
seperti papa, tapi semua lenyap saat perempuan itu merusak semuanya. Papa lebih
memilih perempuan itu daripada bertahan di rumah yang dibangun dengan rasa
cinta. Entah setan mana yang menjebak papa dalam kemelut yang semuanya berakhir
dengan kemalangan bagiku. Aku sudah tak peduli lagi dengan impianku, aku sudah
muak dengan apa yang ada di keluargaku. Aku tak lagi punya panutan , ku hanya
bisa bersenang-senang dengan teman-temanku bersama barang-barang haram yang
sedikit dapat melupakan bebanku. Mama sibuk dengan kerjanya , semakin hilang
dari pandangan mata dan hatiku, semua seakan pergi dari sisiku. Aku tak peduli
semuanya bahkan dengan adikku sendiri, mengapa aku harus peduli, saat semua tak
peduli denganku. Biarlah aku masih ada teman-temanku yang selalu ada buatku,
ada dan memberiku angan-angan yang bisa melepaskan aku dari semua masalah.
Aku kian terlarut dalam pikiran yang
melayang-layang terbang dan serasa
berada di atas langit membuatku merasakan kenikmatan sesaat. Barang-barang
haram itu mulai menggegrogoti tubuhku. Tak ada lagi yang kupikirkan hanya
narkoba yang bisa menjadi temanku untuk menghilangkan semuanya. Aku tak akan
kembali, aku dalam cengkeraman narkoba tapi aku masih merasakan kesenangan yang
membuatku terbang ke awang-awang dan aku bisa lupa segalanya, aku menjadi orang
yang tak punya masalah, aku ada di tempat yang indah....Malam itu , aku masih
dalam genggaman narkoba , sudah berapa suntikan kutusukan di lenganku , tapi
aku masih saja belum merasakan kesenangan, jadi kutambahkan lagi dan
terus-terus sampai aku tak ingat apa-apa lagi.
“Andri, nak bangun , ini mama,” mama
masih menangis, aku mendengarnya tapi aku kaget aku merasa melayang dan aku
melihat tubuhku penuh dengan selang-selang di kamar ICU. Aku mulai bingung ,
aku ini siapa??? Hantukah??? Apa aku sudah mati????tapi aku masih melihat detak
jantungku berdetak. Aku menatap di sisi lain papa lagi duduk sambil menutup
mukanya. Mau apa papa kemari, puas melihat aku seperti ini, semua ini gara-gara
papa!!!!, biar papa tahu, aku seperti ini karena papa!!!!!!.
“Tidurlah dulu, “ papa memeluk mama.
Aku jijik melihat papa, masih memeluk mama, apa dia juga memeluk perempuan itu
seperti papa memeluk mama???? Pedih sekali hatiku, semua sudah hancur , lebih
baik aku mati saja!!!!!. Tapi , ada pria dengan wajah bersinar mengajakku
jalan-jalan, aku menurut saja, agar aku tak melihat papa lagi. Aku di bawa ke
suatu tempat dimana keadaan gelap dengan suara jeritan dan tangisan dan
rengekan yang mengerikan dan membuatku merinding karena takut.
“Tempat apa ini?”kulihat gelap hanya
suara-suara yang mengerikan keluar dari sana.
“Kamu lihat itu orang-orang itu,
yang dulunya menjadi budak narkoba, mereka akan tersiksa di sana setelah mati,”
pria itu bicara tanpa menoleh padaku, aku memandangnya sepintas, siapa pria
ini????
“Jadi menurutmu, aku bakal seperti
itu?” tanyaku dengan perasaan takut. Dia mengangguk. Aku mulai mengamati betapa orang-orang itu
dalam kesakitan dan terlihat menderita sekali, aku ngeri melihatnya , segera
kualihkan pandangan mataku.
“Ayo dilihat, kamu akan seperti itu,
hidupmu sia-sia,” pria itu tak berhenti bicara, aku mulai gelisah, aku tak mau
seperti itu, aku masih ingin hidup dan hidupku harus berguna. Aku mulai
meronta-ronta dan aku ingin kembali ke tubuhku.
“Aku ingin kembali, aku ingin
kembali ke tubuhku,” aku mulai berteriak-teriak kesetanan.
“Baik, kau boleh kembali ke tubuhmu,
tapi kamu tidak mengkonsumsi barang haram itu dan kembali pada cinta Allah.”
Aku mengangguk pasti dan aku sudah ada lagi dalam tubuhku. Kubuka perlahan
mataku dan kutatap mamaku . Tak ada kata yang keluar dari mulutku tapi aku berjanji
saat ini aku akan kembali ke jalanNya.
Kini kutahu aku menyesali semua keadaan
di keluargaku tapi bukan berarti aku harus meninggalkan cinta Allah dalam
hidupku. Akan kumulai lagi dari awal, biarlah papa tak ada di rumahku tapi aku bisa merangkul mama dan Dila adikku untuk
bersama-sama mengarungi hidup ini dengan penuh makna dalam tali cintaNya.
Biarlah perjalanan hidupku ini buat pelajaran berarti bagiku unutk lebih dekat
dalam mencari cinta sejatiNya, karena tak ada cinta yang bisa melebihi cintaNya
.
6 komentar:
11 Juli 2017 pukul 05.25
Sedih dan serem bacanya mba.. Beberapa sepupuku ada yg terjebak narkoba.. Walopun syukurnya mereka bisa tobat skr.. Tp nth krn efek dr narkoba yg udh terlalu lama, sedikit banyak mrk jd agak lemot dan lamban :( .. Itulah jahatnya narkoba yaa.. Susah utk efeknya bnr2 ilang
11 Juli 2017 pukul 12.53
betul mbak fanny, narkoba itu sangat buruk akibatnya , kalau agk sadar bisa saja mati
11 Juli 2017 pukul 15.38
aduuh merinding bacanya mba, selalu igat cerita-cerita teman yang mendampingi pecandu narkoba untuk sembuh
12 Juli 2017 pukul 12.17
iya mungkin ini cara Tuhan untuk mmebuatnya sadar
13 Juli 2017 pukul 17.00
Almarhumah adik dulu sempat narkoba. alhamdulillah sebelum ajalnya menjemput, ia disempatkan bertobat dengan kepengin masuk pesantren dan khatam quran :)
14 Juli 2017 pukul 12.29
syukurlah mbak putu,a diknya sdh tobat ya, ah memang narkoba itu mematikan
Posting Komentar