Gambar dari sini
Gereja tua di desa seperti punya cerita tersendiri
Tak ada sekat saat bocah-bocah bermain di halaman gereja
Senda gurau khas anak-anak
Dan tampak gembira saat seorang pendeta memberi mereka sirup
Ma kasih pak pendeta, begitulah sapa anak-anak
Mereka itu bermain tak memandang mereka dari golongan mana
Semua bermain menyatu dalam jiwa yang saling menghargai
Gereja tua jadi saksi sejarah anak-anak itu bebas bermain di sana
Tapi cerita itu sekarang lenyap, gereja tua semakin sepi
Tak ada lagi yang mau datang di sana
Saat sekat-sekat mulai terbentuk di sana
Gereja tua semakin sepi, jiwanya menangis dalam sepi
Semakin tua, semakin merana, cerita dulu yang indah kini beubah muram
Jika saja gereja tua itu mampu berkata-kata tentu dia akan merindukan masa-masa itu
Saat anak-anak tak disekat-sekat lagi, saat kasih selalu ada dalam hati
Tapi kini kebencian melanda hati-hati polos itu.
Cirebon, 6 Februari 2022
4 komentar:
7 Februari 2022 pukul 08.07
di ujung puisi, betapa getir ya... semoga kasih dan sayang, senantiasa melingkupi...
7 Februari 2022 pukul 11.56
betul pak, semoga kasih selalu melingkupi setiap insan dimanapun berada
8 Februari 2022 pukul 10.38
👍
9 Februari 2022 pukul 11.51
makasih
Posting Komentar