Gambar dari sini
Desa Sukamaju mulai berbenah diri. Desa Sukamaju akan berultah makanya desa mulai bersolek. Setiap rumah semua dihias dengan bendera warna warni, hiasan yang beraneka ragam. Belum lagi lampu warna warni yang akan indah saat dinyalakan malam hari. Belum lagi alun-alun desa yang meriah dengan adanya panggung. Karena acara ulang tahun ini akan diadakan tiga hari berturut-turut dengan acara puncak panggung gembira. Semua warga terlibat dan sangat antusias. Mulai dari anak-anak dewasa, laki dan perempuan. Semua bersuka cita. Hanya Bima yang tetap ngamen sepulang sekolah bersama ayahnya. Dia bersama ayahnya harus mencari uang untuk hidup hari itu. Di pasar desa Bima memang sudah terkenal. Pedagang di sana memang sangat suka mendengar suara Bima. Suaranya memang merdu dan melengking . Itu ciri khasnya. Setelah dari pasar desa mereka berdua akan melanjutkan ngamen di terminal sampai malam pukul 9. Tak ada waktu Bima untuk bermain . Makanya Bima tak merasakan hiruk pikuknya persiapan ulang tahun desa.
Bima tak menyesal, karena ia bisa membantu orangtuanya untuk bisa menyambung hidup. Setiap di sekolah dia hanya bisa mendengarkan teman-temannya mempersiapkan untuk acara ulang tahun. Panitia untuk acara puncak masih mencari acara hiburan yang bisa diterima masarakat dan kalaupun harus mengundang artis tentu artis lokal saja yang bayarannya tak terlalu mahal.
“Kenapa gak Bimo saja suruh nyanyi,”tukas salah satu panitia.
“Wah, apakah bisa diterima warga secara Bima hanya pengamen biasa?” tanya salah satu warga.
“Yakin, Bimo itu disukai oleh pedagang pasar dan selalu dipanggil untuk menyanyi kok.” Akhirnya panitia menyetujui . Bima bersama ayahnya akan mengisi acara panggung gembira saat acara puncak. Perasaan Bima biasa saja , karena dia sudah biasa nyanyi di depan orang banyak. Bahkan dicaci maki juga sudah biasa.
Dengan penampilan yang sederhana Bimo menyanyikan lagu ojo dibandingke. Ternyata lagu dan suaranya sangat menghibur. Pelan-pelan warga yang sangsi akhirnya bisa menggoyangkan badannya. Dan satu-satu mulai maju ke depan untk berjoged. Riuh sekali warga mengikuti lagunya. Bahkan petingi desa semua turun untuk berjoged. Ambyar acara . Semenjak itu Bima semakin terkenal. Manggung dari panggung satu ke panggung yang lain. Begitulah kehidupan Bima semakin membaik. Dengan uang hasil manggung Bima bisa mendapatkan apa saja yang ia mau tentunya. Sampai akhirnya Bima diajak ke Jakarta agar bisa lebih meroket kariernya.
Warga desa sebetulnya sangat menyayangkan Bima hengkang dari desanya, karena Bima bisa menjadikan desa mereka menjadi lebih diperhatikan pemerintah. Akibatnya desa juga mulai berbenah diri agar telihat apik . Pada akhirnya Bima pergi untuk mencari peruntungan yang lebih besar dengan pengalaman yang sedikit. Bima dan ayahnya percaya dengan orang yang mengajaknya . Semua diboyong ke Jakarta. Desa kembali sepi dan sudah tak banyak lagi orang datang . Semua kembali seperti dulu, desa yang tenang dengan segala kenyamananya. Bima sudah tak terdengar kabarnya lagi setelah ke Jakarta. Entah dia sudah terkenal atau tidak karena tak ada kabar apapun dari Bima di media masa atau dari keluarganya. Begitulah hidup