Judul
Novel : Melankolia Ninna
Pengarang : Robin Wijaya
Penerbit : PT Falcon
Tahun
Terbit : 2016
Ukuran :13x20 cm,234 hal
Perasaan
Ninna hancur setelah diketahui kalau dalam rahimnya terdapat kanker. Nina tak
menduganya sama sekali. Selama ini yang dia tahu, dia baik-baik saja, memamg cuma
rasa sakit yang luar biasa dan perdarahan yang banyak saat dia datang bulan.
Bahkan keluar darah saat bukan waktunya datang bulan.Ternyata justru hal itulah
sebagai tanda awal kalau ada sesuatu dalam rahimnya Ninna. Kanker! Dan itu sudah
lanjut. Berbagai usaha sudah dicoba sampai dokter mengatakan pilihan yang
sungguh sulit bagi Ninna untuk diangkat rahimnya. Tak ada pilihan bagi Ninna. Ninna
butuh seseorang yang bisa menguatkannya .
Banyak teman dan saudaranya saat dia kembali dari rumah sakit ke rumahnay di Blue Valley, begitu
memanjakannnya dan berusaha agar Ninna bahagia . Tapi setelah itu kehidupan
masih harus berlanjut. Ninna memutuskan untuk kembali bekerja agar dia bisa
mengalihkan pikirannya dari harapan punya anak. Bahkan harapan itu masih ada.
Walau kadang berbalik dengan kenyataan. Semua persiapan yang dilakukan untuk menyambut
bayi sudah dilakukan Ninna semenjak menikah. Baju-baju bayi yang dia taruh di
lemari kamar anaknya kelak, akhirnya disumbangkan untuk menghilangkan rasa
rindu anak. Tapi entah mengapa Ninna menyembunyikan pakaian bayi di bawah
pakaiannya diam-diam tanpa sepengetahuan Gamal suaminya. Bentuk suatu rindu
ingin memiliki anak. Ingin mengenangnya dalam diam
Gamal
juga sama kehilangan seperti Ninna. Bahkan mungkin lebih dari Ninna. Dia sudah
mempersiapkan kamar bayi dengan tempat tidur bayi yang dia buat sendiri. Oleh
tangannya dibuat yang terbaik. Saat kehilangan harapan untuk mempunyai anak,
satu-satunya yang membuat Gamal tak mau melepaskannya adalah tempat tidur bayi.
Diam-diam tanpa sepengetahuan Ninna Gamal menyimpannya di gudang. Untuk melepas
kerinduan akan anak, Gamal bisa melihat , memandangi tempat tidur bayi. Gamal tak pernah menyinggung soal anak atau apapun yang berhubungan dengan anak,
karena Gamal takut Ninna akan terluka, seperti membuka luka lama. Sehingga
kepedihan dan kerinduan akan anak dipendamnya sendiri. Bahkan untuk mengusulkan
mengambil anakpun Gamal masih ragu setelah sempat Ninna menolaknya.
Ninna
dan Gamal masing-masing merindukan anak
dan mereka saling menutupi karena takut membuka luka lama. Takut saling menyakiti.
Sampai Ninna tahu kalau Gamal masih menyimpan tempat tidur bayi di gudang . Dan
dia tahu Gamal juga masih suka datang ke panti asuhan. Sungguh Nina gak percaya,
apalagi banyak bukti kalau Gamal sering ke panti bersama perempuan bernama
Terra. Perasaan sakit di hati begitu membuat luka yang besar sehingga Ninna
memutuskan untuk menenangkan diri di rumah orang tuanya. Ninna butuh sendiri
untuk memikirkan banyak hal. Ninna merasa dirinnya yang bersalah karena dirinya
harapan untuk mendapatkan anak tak ada lagi sedangkan Gamal sangat
menginginkannya.
Gamal
sendiri ingin bisa berbagi kesedihan dengan Ninna tapi takut Ninna akan sakit
hatinya karena kadang dia menganggap dirinya yang bersalah sehingga harapan
punya anak tak ada lagi. Gamal mencari orang yang bisa diajak bicara tentang
kesukaannya pergi ke panti. Tapi justru itu jadi bumerang bagi Gamal. Nina
mengetahui semuanya kalau Gamal sering pergi ke panti bersama Terra teman
Gentari adik Gamal.. Sungguh Gamal merasa bersalah. Ninna yang marah membuatnya
tambah sedih. Ingin dia mengejar Ninna untuk kembali, tapi Ninna butuh untuk
sendiri dulu. Sampai akhirnya Gamal tahu
kalau di antara mereka terikat satu sama lain bukan hanya semata untuk punya
anak tapi ada hal yang lain. Jaminan bahagia bukan hanya kalau ada anak, karena
penikahan Gamal dan Ninna hanya punya tujuan untuk saling menjadi penyempurna
hidup.Nina dan Gamal merasa mereka untuk saling melengkapi dan bertumbuh bersama sampai tua, mengapa
harus diributkan dengan soal anak???
Cerita
yang dibuat dengan alur maju , mundur dan dengan sudut pandanga Ninna dan Gamal
justru membuat pembaca mengerti benar perasaan-perasaan yang dimiliki Ninna dan
Gamal. Begitu kuat perasaan Gamal dan Ninna tertera dalam kalimat –kalimat yang
menunjukan perasannya . Mengalir perlahan sampai menyentuh hati. Rasanya hati
juga ikut terluka, ikut merasaka kepedihan Ninna, ikut merasakan perasaan
Gamal. Sehingga cerita menjadi tambah menarik. Tahu-tahu selesai dengan bahagia
setelah tahu kalau tujuan pernikahan mereka bukan sekedar punya anak saja tapi
ada hal lain yang lebih penting.
Gambar dari sini
0 komentar:
Posting Komentar