Gambar dari sini
Teriknya
mentari tak menyurutkan aku untuk berlari terus-terus, aku tak ingin berpaling
lagi ke belakang begitu menyakitkan. Tiba-tiba aku merasakan tubuhku terlempar
dan terjatuh di jalan. Kulihat mobil
yang menabrakku lari.
“Hoy, balik hoy ada orang
tertabrak,” aku mulai kesal, ingin kukejar mobil tapi aku harus menolong korban
dulu. Waktu aku lihat aku terkejut, korban tabrak lari itu , aku! Jadi aku
ini siapa? Aku memperhatikan tubuhku dan tanganku, beberapa orang mulai
datang menolong aku, aku mulai bicara pada mereka tapi sedikitpun mereka tak
menanggapinya, apa aku tak terlihat? Artinya , aku sekarang jadi hantu!.
Aku mulai melayang dan menuju
rumahku , aku melihat mama menangis saat tahu aku sudah tidak ada. Tumben mama
menangisiku, biasanya mama sukanya marah padaku tapi tidak bagi Lila
kembaranku. Aku sering menganggap aku anak tiri mama, karena mama terlihat lebih
menyayangi Lila daripada aku. Aku selalu iri terhadap Lila dia selalu
mendapatkan apa yang dia mau bahkan cowok yang aku suka, Lila juga yang
mendapatkan Reza cowok ganteng di sekolahku. Saat itu aku marah besar saat aku
tahu Lila jadian dengan Reza dan aku lari kencang sampai mobil itu menabrakku.
Sekarang aku di sini melihat mereka menangisiku. Aku geram sekali saat aku
melihat Lila menangis di bahu Reza. Lila
aku kan membalas rasa sakit hatiku, awas saja!
Saat pemakaman aku, aku mulai
mendekati Reza dan aku mulai membisikan
kata-kata padanya. Reza menengok mencari asal suaranya tapi aku tetap membisikan
sesuatu pada telinganya. Kukatakan padanya kalau aku mati karena perbuatan
Lila . Lila ingin aku menutup rahasianya
agar tidak ketahuan orang lain terutama Reza. Reza terlihat masih mendengarkan
aku bicara dan kukatakan lagi kalau Lila hanya pura-pura suka padanya, karena
hanya ingin memanas-manasi Lala. Lila tidak suka kalau Lala mendapatkan Reza.
Lila sebetulnya sudah jadian dengan Rangga. Aku melihat keterkejutan di wajah
Reza.
“Apa yang harus aku lakukan?” Reza
berbisik.
“Bunuh Lila,” Reza menggelengkan kepalanya, tapi kuyakini
kalau Lila tak dibunuh, nanti akan ada korban lagi. Dan aku katakan bahwa
korban selanjutlah adalah Reza.
Malam itu saat semua sudah tertidur
lelap, aku melihat Reza mengendap-endap mendekati kamar Lila. Aku menyuruhnya
membuka jendela yang sudah kubuka. Reza
masuk dengan pisau di tangannya. Tanpa ragu aku menyuruhnya menusuk bagian
dadanya berulang kali dan darah mengalir deras membasahi tempat tidur Lila.
Waktu aku lihat Lila sudah tak bergerak, aku menyuruh Reza memotong-motong
tubuh Lila dan darah muncrat ke mana-mana. Reza ketakutan dan melempar pisaunya
dan lari keluar secepat mungkin. Aku tersenyum puas, mati kamu Lila, kamu tak
bisa mendapatkan Reza lagi. Satu sama. Tiba-tiba ada yang menyentuhku, saat aku
menoleh kulihat Lila sudah ada di sampingku.
“Puas kamu sudah bunuh aku,” teriak
Lila. Aku hanya mengangkat bahuku.
“Yang penting kamu gak mendapatkan
Reza,” kataku mendelik padanya.
“Bisa saja,” katanya tersenyum. Aku
tak mengerti tapi aku hanya diam saja. Waktu aku ingin melihat keadaan Reza,
aku melihat Reza di kamarnya bersimbah darah.Aku melihat Lila dan Reza sedang
bersama , Lila melambaikan tangannya padaku. Ternyata Lila tetap mendapatkan apa yang dia mau walau dia sudah
menjadi hantu!.
0 komentar:
Posting Komentar