Gambar dari sini
Aku
tundukan kepala lama . Aku pandangi nisan milik Nisa sahabatku Sambil
membersihkan rumput-rumput yang tumbuh aku mulai bicara.
“Nisa, tenanglah di sana. Aku sudah
membalaskan kekejian mas Reza untukmu. Dia sudah hancur.” Masih sepi.
“Tenanglah di sana Nisa, akan aku
urus putri kecilmu seperti anakku sendiri. Aku janji padamu.” Masih sepi menggelayuti pagi itu.
Aku ingat suatu hari Nisa datang
padaku dengan mata bengkak. Dia menceritakan tentang suaminya.
“Dia sudah berubah, Tanti. Dia sudah
berubah.” Tangisnya meledak. Aku merangkulnya erat. Tak butuh banyak bicara di
saat Nisa perlu menenangkan dirinya terlebih dulu. Dulu aku begitu bahagia
melihat kebahagiaan Nisa dan Reza,
mereka berdua sahabat baikku. Mereka mulai hidup baru dengan semangat cinta
mereka. Sungguh aku merasakan aroma cinta mereka berdua begitu kuat. Ternyata tabiat manusia bisa berubah . Salah satunya karena ambisi. Hidup
Reza semakin makmur setelah dia menjadi anggota DPR . Bukan menjadi anggota
dewan yang terhormat saja , Rezapun bisa menjadi makelar proyek. Kehidupan
mereka berubah. Rumah mewah dan kehidupan yang layak bisa dipersembahkan Reza
untuk Nisa. Tapi itu semua bagi Reza
belum cukup. Nafsu untuk meraup uang begitu menggebu . Dan Nisa mulai
kehilangan suaminya.
Kehilangan kehangatan , kehilangan
waktu bersamanya. Dan setiap Nisa protes Reza selalu memukulnya. Terakhir yang
aku dengar dia menikah siri dengan artis yang baru naik daun. Aku eratkan
pelukanku .
“Aku sudah gak kuat lagi,Tanti. Aku
akan gugat cerai mas Reza. ” Aku hanya terdiam, aku merasakan pedih hatinya.
Betapa uang bisa menguasai hati orang.
Kedatangan Nisa kali itu adalah pertemuan terakhir dengannya karena dua
hari kemudian Nisa meninggal .Menurut Reza Nisa meninggal karena jatuh dari kamar
mandi. Entah mengapa aku tak percaya
Aku dengan mudah bisa mendekati Reza. Walau aku tahu sekarang Reza sudah bersama istri barunya . Pertama
alasan aku menengok Dinda. Anak imut itu selalu suka saat aku datang karena dia
lebih dekat dengan pengasuhnya daripada ibu tirinya. Lama kelamaan aku bisa
mengambil hati Reza. Dia sudah jatuh dalam perangkapku. Saat-saat berdua
bersamanya, aku bisa merasakan betapa memang Reza pria yang bisa menyenangkan
hati wanita. Ah, andai saja Reza pria yang bebas, mungkin aku sudah jatuh cinta
. Dan tak menunggu lama ketika akhirnya Reza mengakui kalau dia yang membunuh
istrinya secara tak sengaja. Reza tak tahu kalau aku menjebaknya.Semua aku
rekam dan bukti itu aku berikan pada polisi.
Tak lama kemudian Reza ditangkap.
Tertangkapnya Reza juga membuka kebobrokan dia sebagai anggota DPR, karena
banyak pengaduan yang datang ke KPK. Penjara rumahnya sekarang. Kekayaaannya
disita oleh negara. Reza sudah hancur!
Aku pandangi lagi nisan itu. Tak
terasa sudah enam bulan kau meninggalkanku. Aku tersenyum. Baik-baik saja Nisa.
Reza sudah mendapatkan pembalasan yang setimpal.
“Tante , pulang yuk,” ajak Dinda.
Aku tersenyum padanya. Aku gandeng Dinda menjauh dari makam. Aku tertawa
melihat kegembiraan Dinda. Nisa , semoga kau tenang di sana.
3 komentar:
14 Agustus 2017 pukul 20.35
makasih mas surya
16 Agustus 2017 pukul 16.24
Kasian nasib Nisa, lebih kasian nasib Dinda ya, gak punya ayah ibu lagi
17 Agustus 2017 pukul 12.13
iya harta bisa menyilaukan segalanya
Posting Komentar