Gambar dari sini
Rasanya aku seperti terlahir kembali menjadi orang baru
setelah banyak peristiwa yang membuatku sadar bahwa apa yang kulakukan selama
ini adalah salah. Mama begitu bangga melihatku bisa mengalami perubahan yang
membuat mama menangis terharu. Mama sangat berterimakasih padaku atas banyak
pengertian selama ini yang membuatku merasa tidak pernah diperhatikan. Saat ini
aku hanya bisa tersenyum , bahwa apa yang kulakukan sekarang ikhlas untuk mbak Arum.
Aku identik
dengan bandel, bawel , tukang bikin onar dan entah apa lagi sebutan untukku ,
baik oleh teman-temanku, guruku bahkan oleh mamaku sendiri.Aku lebih suka
bermain dengan cowok dibanding cewek, menurutku cewek itu cengeng , cuma bisanya kecentilan apa
lagi kalau ada cowok cakep, mulai deh lebay cari perhatian. Dan sudah berapa
kali mama dipanggil sekolah karena kenakalanku .
“Rani, mama
gak tahu lagi harus bagaimana dengan kelakuanmu, tidak...,” kata mama
“Tidak
seperti mbak Arum kan, begitu kan mama mau ngomong, selalu saja mbak Arum ,
mbak Arum lagi, pokoknya Rani sebel!!!!” teriak Rani sambil membanting pintu
kamarnya. Kenapa mama selalu memperhatikan mbak Arum tapi aku tidak, aku sering
berpikir kalau aku ini anak pungut. Pernah aku mengendap-endap ke kamar mama
dan mencari di lemarinya berkas –berkas surat , kali-kali ada surat adopsiku,
tapi belum kutemukan , tapi aku masih percaya kalau aku anak pungut..
Akhir pekan
ini mama harus meninggalkan aku dan mbak Arun di rumah sendiri karena mama dan
papa harus menghadiri acara pernikahan anak om Pardi di luar kota. .Hari itu
aku belatih band dengan sahabat-sahabatku di studio 101, dan karena keasikan
berlatih main band, aku tak melihat jam tanganku , kalau malam sudah larut.
Saat kulihat jam tanganku , aku terkejut karena sudah jam 10 malam.
“Sudah dulu
Rud latihannya, antarkan aku pulang dong,” kataku.
“Katanya
orangtuamu gak ada di rumah, kamu kan bisa bebas,’ kata Rudi.
‘Iya, tapi
kan ada mbak Arum , pasti dia bakal lapor sama mama,” kataku.
Akhirnya Rudi mengantarku pulang saat malam sudah
menjemput. Lampu ruang tamu sudah
dipadamkan , berarti mbak Arum sudah tidur, tapi bagaimana aku bisa masuk rumah
. Perlahan aku membuka pintu , ternyata pintu belum dikunci, lega rasanya.
Kututup perlahan-lahan, tapi kulihat mbak Arum duduk di ruang tengah sambil
tekantuk-kantuk.Waktu aku mau membuka pintu kamarku, mbak Arum terbangun dan
melihatku.
“Ran, kamu
kemana saja , mbak kan bingung dan mbak capai menunggumu pulang,” tegurnya. Aku
mendelik padanya tidak suka
“Mau lapor
ama mama, silahkan lapor saja , dasar tukang ngadu,” bentakku. Tapi , sesaat
kemudian aku melihat mbak Arum sesak nafas dan menggap-menggap.
“Mbak, mbak
, kenapa.....mbak,’ teriakku. Sesaat kemudian mbak Arum pingsan. Cepat kubawa
mbak Arum ke rumah sakit . Aku telepon mama ,mengabarkan kalau mbak Arum masuk
rumah sakit.
Sungguh aku
merasa bersalah, ternyata aku baru tahu kalau mbak Arum punya kelainan
jantung,jadi mbak Arum tidak boleh capai dan terlalu kaget. Kini kusadar ,
mengapa mama lebih memperhatikan mbak Arum daripadaku. Aku mulai merubah sikapku untuk menjadi pribadi
yang lebih asih dan baik, mungkin kecemburuanku pada mbak Arum yang menyebakan
aku bertingkah laku nakal.
0 komentar:
Posting Komentar