Gambar dari sini
Tak kusangka aku harus meninggalkan kotaku Bandung untuk kuliah
di kota Bogor. Dan yang tak kusangka lagi , aku mendapatkan tempat kost dengan
teman-teman yang seru dan gokil habis. Beruntung karena berteman dengan
teman-teman yang gokil, membuatku lebih betah dan mengurangi rasa kangen dengan
keluarga. Kuhitung dulu personil teman-teamnku di kost yang sederhana, aku,
Yeni, Nisa, Inka, Nurul dan Septi. Enam cewek yang gokil dan semua pantang menyerah
dengan keadaan dan selalu punya ide kreatif dalam menangani setiap masalah.
Satu yang selalu ditekankan adalah kekompakan. Betul-betul kompak!.
Tak dipungkiri
masalah anak kost adalah masalah uang, jelas saja biasanya tinggal minta sama
orang tua sekarang harus pandai mengatur uang sendiri agar cukup sampai satu
bulan. Belum lagi kalau uang kiriman orang tua telat. Jaman itu belum ada ATM
yang dengan mudah diakses. Mau ambil uang ya harus ke bank atau ke kantor pos.
Di tempat kosku berlaku slogan Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita lapar. Aneh
sekali ya, tapi inilah yang membuat aku dan teman-teman bisa makan enak walau
uang di dompet tinggal sedikit.
“Lir, coba
lihat rantangannya, gak enak banget,” Nurul mengomentari rantangan yang lauknya
kadang mengikuti hari, awal bulan pasti lauknya mewah tapi akhir bulan lauknya
menyedihkan!. Aku melihat rantangan yang ada di meja makan, benar juga ,
benar-benar tidak selera !.
“Nis,
uangmu masih banyak gak?” tanya Inka sambil melihat dompetnya.
“Bokek
nih,” kataku sambil memperlihatakan dompetku yang nyaris tidak ada isinya.
Akhirnya aku dan teman-teman sepakat , mau makan enak . Aku mengajak teman
kuliahku yang cowok yang pandai main gitar untuk ngamen di pasar Gembrong.
Pasar Gembrong adalah pasar kaget yang ada pada sore sampai malam, di sana
banyak dijual makanan yang begitu banyak ragamnya. Mulai dari satu warung ke
warung yang lain, kami mulai ngamen, karena yang makan banyak kawula muda maka
lagu-lagu yang dibawakan juga berjiwa muda.
“Eh, minta
lagunya Vina Panduwinata dong yang ulang tahun!” seru pengunjung. Mulai deh
mengalun lagunya dan Septi mulai meminta uang dengan menyodorkan kaleng pada
pengunjung.
“Coba dong
yang baju merah nyanyi,” teriak pengunjung di warung yang berdekatan . Memang
Yeni di antara kita , dia yang paling cantik dan sering sekali digoda oleh
pengunjung! Setelah dilihat uang yang didapat cukup, mulai mencari tongkrongan
di pasar Gembrong yang enak, di sana yang terkenal adalah makanan seafoodnya.
Nikmatnya makan kepiting asam manis dan udang goreng tepung , hasil ngamen !
Ide-ide
kreatif bisa timbul saat terdesak.itu sudah hukum alam kayaknya. Saat mau
ngamen ternyata teman cowokku tak bisa karena mau pulang kampung.
“Duh,
gimana nih padahal uang sudah menipis dan rantangannya menyedihkan,” Yeni mulai
mengomel. Nisa mengangkat tangannya tanda menyerah.
“Ayo dong ,
jangan menyerah, mau makan enak gak?” tanyaku.
“Mau, tapi
gimana caranya, kamu tahu gak?” Yeni mulai bawel mengomentari. Inka baru saja
datang dan berteriak keras, Aku menoleh padanya, ada apa lagi si Inka, kayaknya
karena tidak ada duit mulai sinting kali!
“Mau makan
enak gak?” Inka menawarkan sambil tersenyum-senyum.
“Ada apa
sih ribut-ribut,” Septi masuk ke ruang makan. Inka melihat di hotel Salak ada
yang hajatan pernikahan dan Inka menyarankan agar ramai-ramai datang dengan
pakaian rapi, tentu mereka tidak akan curiga.
“Gimana
kasih uangnya, kan gak punya uang?” tanyaku sambil kebingungan.
“Ya,
masukkan saja amplop kosong.” Kami saling berpandangan dan mulai tersenyum. Berenam berpakaian rapi datang ke hotel Salak.
Dengan percaya diri , aku dan teman-teman memberi salam pada kedua mempelai
sambil menebar senyum manis . Akhirnya sampai juga di tempat makanannya. Aku
lihat teman-temanku mulai mengambil makanan dan makan sambil menebar senyum
seolah-olah memang diundang ke sana. Aku sempat khawatir juga kalau ada yang
mengetahui kalau aku bukan tamu undangan.
“Lir, ada
es krim tuh di sana, dan toge gorengnya enak banget!!!” seru Nisa sambil kibas-kibas
rambutnya yang panjang. Aku melihat teman-temanku tidak habis-habisnya mencoba
semua menu yang ada di sana. Ampun , dasar anak kost, tidak pernah lihat makan
enak kali, pikirku . Pulang dengan perut kenyang, satu lagi jalan kalau uang
sudah habis di dompet dan ingin makan enak,pergi ke hajatan! Slogan Bersatu
Kita Teguh dan Bercerai Kita Kelaparan , ternyata cukup jitu, aku dan
teman-teman selalu bersama-sama mencari jalan keluar agar tetap bisa makan enak walau sudah tanggal tua.
Saat reuni tahun
lalu cerita tentang slogan unik ini menjadi topik yang paling menarik untuk
diceritakan kembali. Cerita-cerita tentang
mencari makan enak walau duit di dompet sudah tidak ada , membuat aku dan
teman-teaman sekostku tertawa bersama, pengalaman unik yang tak akan pernah aku
lupakan dan selalu kuceritakan pada anak-anakku. Mereka bilang, aduh mama gokil
habis deh!
0 komentar:
Posting Komentar