Gambar dari sini
Saat ini aku masih berdiri di depan kelas, masih mengajar
dengan hati. Masih kutatap sobat-sobat remajaku.Entah mengapa kali ini aku
memadang mereka dengan tatapan sedih. Ya, ini terakhir aku berdiri di hadapan
mereka, sebetulnya aku tak sanggup , tapi aku menguatkan hatiku untuk berdiri
di hadapan mereka. Aku sibuk untuk menahan agar air mata ini tidak tergulir
jatuh, aku tak mau memperlihatkan kesedihanku di depan mereka. Mereka tak perlu
tahu, betapa rasa sesak di relung hatiku harus meninggalkan mereka , sungguh
aku belum ikhlas!
Memang aku
harus meninggalkan apa yang sudah aku cintai bertahun-tahun.Mengajar adalah
kecintaanku yang luar biasa karena aku selalu menggunakan hati dan ketulusan
untuk mencintai mereka .Mereka kurengkuh dalam kasihku agar bisa bersama-sama
meraih mimpi-mimpi mereka. Mungkin kecintaanku ada yang membuat orang lain
cemburu. Cemburu kadang membuat rasa dengki yang berlebihan dan mampu menyakiti
perasaan orang lain. Sungguh aku tak mau itu terjadi tapi itu semua sudah ada
di hadapanku terpampang jelas. Aku tak mungkin menghindar lagi , semua jelas
nyata. Tapi , apakah mereka tahu hati yang di luar tampak tegar tapi semua itu
salah.Hatiku ringkih, sakit hati yang menyelusup dalam relung hati karena
sebaran fitnah untukku , nyatanya sulit kuhapuskan. Aku mulai bertahan
semampuku, tapi semua itu tak membuat orang-orang yang cemburu mengendorkan
rasanya sehingga hatiku selalu tergores rasa yang membekas membentuk luka yang
selalu menganga.
Renungan
panjang dan solat isthikaroh terus kulakukan sampai titik dimana aku yakin harus pergi. Bukan aku menyerah atau
kalah, bukan.Tapi mungkin dengan kepergianku, mereka menyadari bahwa aku di
sini bukan mencari materi atau ingin dikenal hebat atau ingin dikenal dekat dengan
murid-murid tapi aku hanya ingin berbagi dengan sobat remajaku dengan rasa
cinta tulusku.Hijrah itu jalan yang terbaik bagiku, karena aku yakin di luar
sana masih banyak anak-anak yang bisa aku bagi kasih tulusku untuk mereka. Kini
hanya keiklhasan yang kudengungkan dalam sanubariku. Berat melepaskan sesuatu
yang sudah menjadi bagian dari hidupku tapi sungguh aku harus ikhlas!
Kini saat
aku berdiri di hadapan mereka pada saat-saat terakhir , hanya senyum tulus yang
bisa kuberikan pada mereka. Pergolakan batin yang amat mendera hampir dua bulan
terakhir ini kini tuntas sudah.Kini aku
bisa tersenyum tulus buat mereka dan banyak kata yang bisa kuberikan pada
mereka, selamat tinggal sobat remajaku. Aku bahagia bisa bersama dengan kalian.
Selamat tinggal dan akan kusambut jendela cintaku untuk banyak anak-anak lain
yang membutuhkanku!
2 komentar:
5 November 2019 pukul 19.20
Sedih yah bu, murid2nya sdh pada lulus dan lanjut ke tempat lain. Insya Allah ilmu yang ibu berikan menjadi amal jariah bu. Aamiin
6 November 2019 pukul 11.17
iya bang day, sangat sedih hrs meninggalkan hal yang aku cintai
Posting Komentar