Gambar dari sini
Kokom akhirnya mengajar di sebuah kota kecil . Mengajar di SD negeri . Sungguh Kokom sangat menyukai kota kecil ini. Juga anak-anak didiknya sangat baik. Anak-anak masih sangat menghormati guru. Banyak sekali kegiatan yang menyenangkan dilakukan Kokom, bahkan saat libur seringkali dilakukan bareng anak-anak . Sering mengajak jalan ke sawah sambil menerangkan apa yang perlu diterangkan. Pokoknya Kokom sangat disukai anak-anak maupun orangtua murid. Dan Kokom sangat menikmati perannya dan sudah yakin gak akan mau pindah lagi. Walau orangtuanya menyuruhnya mengajar di kota besar saja. Tapi Kokom berkeras akan tinggal di sini.
Tapi itu hanya sementara saja. Semenjak kedatangan siswa baru Dodi semua menjadi berubah. Dodi yang berasal dari kota besar dipindahkan ke kota ini tinggal bersama neneknya. Entahlah mengapa dia pindah ke kota kecil ini, Kokom tak tahu menahu.Tabiat Dodi sangtalah kasar, egois dan mau menang sendiri. Apa saja kemauannya gak dituruti anak itu suka ngamuk bahkan banyak anak yang kena tinju . Sudah sering lapor sama neneknya tapi neneknya juga kewalahan menangani Dodi. Kokom mengerti kenapa Dodi dipindah ke sini, pasti Dodi di sekolahnya juga bermasalah. Sudah banyak guru menegur tapi semuanya tak mempan bagi Dodi. Tetap saja begitu dan tak mau belajar . Bahkan nilainya juga jelek semua.
Sampai suatu hari Dodi mendorong Kejia sampai jatuh gara-gara hal sepele. Kokom menghampiri anak-anak yang sedang mengerumini mereka. Kokom mendekati kerumunan itu tapi Dodi sepertinya tahu Kokom datang dan akan melarikan diri tapi dia kesandung dan jatuh. Kokom hanya melihat dan membantu Dodi bangun dari jatuhnya dan mengobati lukanya. Ternyata esoknya orangtuanya datang dan memarahi Kokom karena sudah memukul Dodi. Kokom gak mengerti karena memarahi saja dia tidak apalagi memukul. Rupanya Dodi melaporkan hal yang gak bener pada orangtuanya. Karena orangtuanya memang punya pengaruh besar , Kokom mendekam di penjara. Tapi baru sehari sudah dilepaskan karena banyak yang protes dan viral . Banyak saksi juga kalau Kokom memang tidak memukul malah membantu mengobati lukanya.
Orangtua Dodi gak terima Kokom dikeluarkan dari penjara. Kokom kembali dipenjarakan. Ternyata orangtuanya membayar aparat agar mau menjebloskan Kokom kembali ke penjara. Tapi banyak pengacara membantu Kokom agar bisa keluar dari penjara. Dan kejadian sekali lagi terulang di sekolah tapi untungnya guru tersebut merekam kenakalan Dodi di sekolah. Banyak guru juag melakukan hal yang sama sehingga bisa menjadi barang bukti kalau Dodi memang anak yang nakal. Pengacaranya bisa melepaskan Kokom dan balik melaporkan orangtua Dodi. Orangtua Dodi meminta maaf dan minta kasus ini ditutup dan berjanji akan mengeluarkan Dodi dari sekolah ini.
Kokom masih trauma , selama seminggu mendekam di penjara bukanlah hal yang mudah. Orangtuanya menyuruhnya kembali ke rumah. Di sisi lain murid-muridnya selalu menanyakan keadaannya, menengoknya dan menghiburnya. Mereka selalu tertawa bersama . Sebuah dilema bagi Kokom. Apakah akan ada peristiwa seperti ini lagikah? Apakah akan ada orangtua yang gak terima anaknya ditegur karena salah. Apakah Kokom akan tetap mengajar? Entahlah waktu yang akan membuktikan