0 Mata

Selasa, 20 Desember 2022

 


 Gambar dari sini

Rudi memadang alam yang begitu indah. Semua tampak mempesona. Ini baru pertama kali semenjak Rudi kecelakaan 10 tahun yang lalu yang menyebabkan matanya tak dapat melihat. Sebetulnya masih bisa diperbaiki asal ada donor mata. Kini setelah 10 tahun dalam kegelapan Rudi bisa lagi melihat sekelilingnya bahkan alam yang indah ini membuat Rudi bahagia. Entahlah orang yang baik hati yang memberikan matanya untuk Rudi. Rudi tak ambil pusing siapa yang berbaik hati mendonorkan matanya karena dokternya juga berjanji tak akan memberitahukan siapa pendonor matanya . Termasuk kode etik mungkin.

 

Tapi sudah hampir dua minggu ini Rudi selalu terganggu dengan pandangan matanya. Dia selalu melihat seorang perempuan yang tersenyum manis padanya. Kadang melambaikan tangannya. Perempuan itu kadang berteriak memanggil Rudi, saat Rudi dekati perempuan itu menghilang. Dan ini sangat menggangu Rudi. Banyak pertanyaan di benak Rudi, siapa perempuan itu, mengapa selalu ada dalam pandangan matanya, mengapa selalu memanggil dirinya.

            “Apakah perempuan yang kau lihat itu orang yang mendonorkan matamu?” Luki menyahut. Rudi memandang Luki tajam.

            “Apakah mungkin?” tanyanya sangsi.

            “Bisa jadi. Kali dia ingin menunjukan dirinya padamu.” Rudi memandang Luki sekali lagi, lalu mengangguk. Bisa saja . Rudi harus mencari tahu siapa yang mendonorkan matanya.

 

Rudi mulai dari dokter yang mengoperasinya. Rudi mengatakan ingin berkonsultasi agar dia tak dicurigai karena kontrol sudah selesai karena tak ada efek sampingannya.

            “Tapi saya tak bisa memberitahu. Ini kode etik dan sudah berjanji untuk tak memberitahukan.” Dokter Iga menatap tajam Rudi. Rudi bersikeras.

            “Ini menyangkut ketenangan , karena perempuan itu selalu ada dalam pandangan mata. Dia selalu menatap saya,”tukas Rudi. Dokter Iga terdiam lama

            “Ika. Ika namanya. Kamu kenal?” Tanya dokter Iga. Rudi berpikir keras apakah dia mengenal Ika.

            “Apakah ada fotonya?”  Doketr Iga mencari dalam dokumennya dan dia memperlihatkannya.Rudi bingung siapa dia? Tentu dia tak bisa mengenali wajahnya karena dirinya dulu buta. Rudi juga minta alamat Ika.  Berbekal alamat dari dokter Iga, Rudi menyambangi rumah Ika. Rumah sederhana. Saat Rudi mengetuk pintu keluar ibu paruh baya dan wajahnya sangat mirip dengan perempuan yang selalu ada dalam pandangannya.

            “Cari siapa ya?” tanyanya. Rudi menceritakan semua tentang dirinya dan keingintahuan Rudi kenapa Ika mau mendonorkan matanya untukku. Ibu itu terisak .Diam sangat lama hanya terdengar isakannya sebelum dia bercerita banyak tentang Ika.

 

Ternyata Ika itu relawan di rumah Tunanetra tempat aku berkegiatan di sana.  Dan katanya Ika sangat mengagumi diriku yang masih punya semangat untuk berkarya walau matanya tak bisa melihat.

            “Dia selalu bercerita tentang Rudi setiap datang ke rumah tunanetra . Matanya selalu berbinar-binar. Bahkan  Ika pernah bilang kalau saja dia bisa mendonorkan matanya akan didonorkan buat Rudi,”tukas ibu. Rudi tersekat mendengar ceritanya. Rudi baru ingat perempuan yang selalu mau mendengarkan dirinya. Itu Ikakah?  Rudi ingat semuanya.

            “Lalu ada kejadian apa sehingga Ika mendonorkan matanya?”

            “Dia kecelakaan saat mau mengabarkan kabar gembira untukmu Rudi. Saat di rumah sakit dan jiwanya sudah tak tertolong , dia minta matanya didonorkan untuk Rudi.” Rudi tersekat mendengar ceritanya. Rudi merasa sedih campur haru, betapa mulianya Ika. Dan Ika selalu mendatangi dirinya dalam pandangan matanya , mungkin agar Rudi tahu kalau Ika yang memberikan matanya.

 

Rudi memandang alam indah ini sekali lagi.  Di kejauhan dia melihat Ika . Ika yang akan selalu ada dalam dirinya. Matanya. Ika yang akan menemani dirinya sepanjang hidupnya. Ika yang sudah menjadi bagian hidup Rudi. Rudi melambaikan tangannya pada Ika. Ika melambaikan tangannya dan menghilang dalam pandangannya. Tapi Ika akan selalu bersamanya.

0 Suara

Selasa, 13 Desember 2022

 


Gambar dari sini

Tegak berdiri di sini, masih sendiri

Masih menantimu agar suatu saat kau datang aku sudah ada

Di sini menunggumu

Walau sepi hati tanpamu tapi aku yakin kau akan kembali

Kembali bersama diriku

 

Kadang dirimu membaurkan rasa rinduku dan rasa kehilanganmu

Tapi saat sepi-sepi sendiri hanya yang aku tahu aku masih sayang

Terkekang dalam penjara cintamu

Aku tetap di sini menantimu

Sampai aku tahu kau akan datang padaku

 

Suara dengarkanlah suara hatiku

Aku masih mencintainya apapun itu

Suara itu masih selalu mebisikan di telingaku kalau kau akan datang

Makanya aku di sini menunggumu

Dan aku sadar suara itu akan membangunkan aku agar aku tahu akan cinta ini

 

Aku masih menunggumu sayang

Jangan pernah kau tinggalkan aku datanglah ke sini

Aku akan terbuka menunggumu di sini

Suara hatiku berkata kalau aku masih mencintaimu

Dan aku masih di sini menunggumu

 

Cirebon, 14 Desember 2022

2 Rumah Kita

Selasa, 06 Desember 2022

 


Gambar dari sini

Rumah yang setangguh karang walau mungil

Di tepi desa yang sepi dari keramaian

Walau hanya dari bambu dan kayu

Tapi setiap jengkal ada kehangatan

 

Dalam rumah mungil ini milik kita sendiri

Ada jiwa yang saling mengasihi

Ada salam manja dari anggota keluarga

Bahagia dalam rumah kita sendiri

 

Semua nikmat sudah dirasakan kita bersama

Tak harus kita pergi dari sini, tak perlu

Karena di sini rumah kita

Rumah yang penuh dengan kedamaian

 

Nyanyian jiwa selalu melingkupi hati kita

Apalagi yang mau kita harapan di kota

Tak ada. Ini rumah kiti , di sini

Penuh dengan cinta. Tak perlu yang lain

 

Cirebon, 7 Desember 2022