4 Bersama Indahnya Bunga

Sabtu, 27 Maret 2021

 

Gambar dari sini

Terlihat semarak bunga di taman

Seperti menguasai alam semesta

Tak banyak bicara

Hanya kilauan warna yang membuat taman indah

Satu persatu memberikan rona baginya

 

Satu bunga punya peran dalam keidahan taman

Menghias tamana tanpa jeda

Tak pernah merasa lebih dari yang lain

Menjadi satu kesatuan

Terjebak dalam keindahn mereka

 

Begitulah hidup

Akan indah jika kita terjebak dalam aneka warna kehidupan

Bukan satu, bukan dikotak-kotakan

Tapi menapaki banyak perbedaaan yang menyatukan

Indah dalam perbedaan itu asyik

 

Cirebon, 28 Maret 2021

4 Supir Truknya Tampan

Sabtu, 20 Maret 2021

 

Gambar dari sini

Ramadhan pertama sesaat setelah aku menikah memberikan banyak kesan yang begitu mengharu biru. Mengapa? Karena di bulan ramadhan ini aku melahirkan anak pertamaku. Begitu rasa gembira di hatiku saat aku mengetahui kalau aku sedang hamil. Walaupun aku hamil aku tetap berusaha untuk puasa, apalagi saat itu aku sedang tak bekerja. Aktivitas yang tak terlau berat membuatku memutuskan untuk ikut berpuasa. Dan saat memasuki bulan ramadhan aku sedang hamil tua. Ada rasa sedih juga karena aku tak bisa pulang kampung berlebaran dengan orang tua, tapi kegembiraan akan lahir anak pertamaku membuatku menghilangkan rasa rindu yang besar pada orang tua.

            “Mbak Tara, lihat tanda-tanda akan melahirkan ya, kalau sudah terlihat tanda segera datang ke rumah sakit,”tukas Risa, bidan yang menanganiku dan dia adalah teman sekolahku dulu. Aku mengangguk.

            “Anak-anaknya baik-baik saja kok, semua sehat,”tukasnya sambil memberikan stestokopnya padaku untuk ikut mendengarkan denyut jantungnya. Ada perasaan yang begitu meluap saat aku mendengar suara denyut jantungnya. Seperti nyanyian tersendiri di telingaku, seperti anakku bernyanyi untukku. Ah, rasanya sudah tak sabar menunggu dirimu keluar dari perutku. Seperti apakah anakku kelak? Seperti papanya yang tampan atau seperti ibunya yang ceriwis.

            “Oh, ya, semoga semua baik-baik saja ya mbak.” Aku mengangguk dan hari itu pemeriksaan terakhir di bidan. Mungkin dalam beberapa hari ini aku melahirkan.

            “Jangan lupa sering jalan-jalan,”tukas Risa.

            “Makasih ya,”aku berpamitan dan pulang dengan perasaan tak sabar.

 

            Melahirkan merupakan pengalaman baru bagiku.  Ya, ini yang pertama dan aku begitu merindukan ibuku. Ingin beliau ada di sisiku, tapi aku tak mungkin merepotkannya. Aku tahu ibuku repot mengurus adik-adikku, aku tak boleh egois.  Entah mengapa sudah beberapa hari ini aku mulai merasakan mulas tapi sebentar kemudian hilang. Ada ketakutan dan ragu-ragu karen aku tak begitu jelas , seperti apa kalau emang sudah waktunya. Hanya tahu dari membaca tapi tentu itu semua tak mungkin sama.. Benar saja sore itu saat aku sedang menyiapkan menu  untuk buka puasa, aku merasakan perutku bertambah mulas. Apakah ini yang namanya mau melahirkan? Aku tak tahu.

            “Aku rasanya sudah mulas,,”tukasku menatap suamiku. Suamiku melihat jam , baru jam lima sore.

            “Sudah kamu gak usah masak  saja. Berbaringlah dulu, Aku mencari kendaraan dulu. Untuk ke rumah sakit,”tukasnya sambil berlalu. Perutku mulai terasa mulas tapi sebentar kemudian hilang kembali Aku begitu ketakutan. Ingin sekali aku berteriak untuk memanggil ibuku tapi bibirku terasa kelu sekali. Hanya suara lenguhan yang seram terdengar di telingaku. Terasa lama suamiku mencari kendaraan. Ah, memang aku tinggal di desa yang kalau malam hari sudah tak ada kendaraan umum lagi. Hampir sebagian besar penduduknya hidup dengan bertani.. Aku meringis kesakitan saat pintu rumah terbuka dan suamiku bilang kalau dia sudah dapat kendaraan untuk ke rumah sakit.

            “Ke rumah sakit saja ya. Jadi kalau ada apa-apa mudah minta tolongnya,”tukas suamiku. Aku setuju saja..

 

            Aku dipapah  menuju kendaraan yang dipinjam suamiku. Aku terbelalak setelah melihat sebuah truk susu yang parkir depan gang.

            “Jadi naik truk susu ini?” Suamiku tersenyum lebar.

            “Habis yang ada di kantor hanya  truk ini, tak ada mobil yang lain, semua dipakai.” Aku pasrah .Karena truk tinggi mau gak mau untuk mendudukan aku di jok truk, aku digendong hampir tiga orang agar bisa duduk dengan nyaman.

            “Hati-hati nyupirnya pak dokter. Sing selamat ibu dan anaknya,”tukas uwa Usman. Aku tersipu malu. Ada rasa malu, lucu , takut semua bercampur jadi satu.

            “Ngomong-ngomong bisa nyupirin truk susu?”tanyaku. Suamiku hanya mengangkat  bahunya sambil mulai menstarter . Terdengar suara truk menyala dan perlahan mulai berjalan. Aku begitu takut kalau suamiku gak bisa mengendalikan truk, apalagi  jalan begitu menurun untuk menuju rumah sakit.. Ah, ternyata aku menyangsikan kemampuan suamiku. Truknya berjalan mulus. Aku memandangnya dengan perasaan kagum. Ah, begitu tampannya dia. Tampak gagah mengendarai truk susu. Sungguh beruntung aku bisa berkendaraan truk dengan supir yang tampan sekali. Aku menyenderkan kepalaku di bahunya.  Ah, rasa takut sedikt demi sedikit mulai hilang....

 

            Esok harinya dengan perjuangan berat,aku melahirkan anak laki-laki pertamaku. Semua rasa sakit hilang dengan anak yang sekarang ada dalam pelukannku. Kupeluk erat dengan rasa bahagia. Dia datang dalam bahagiaku di bulan ramadhan. Ramadhan yang benar-benar penuh rahmat. Kebahagiaan yang begitu membuncah dalam dada yang tak pernah terbayarkan dengan apapun. Perjuangan ke rumah sakit dengan truk susu memberikan pengalaman tersendiri yang tak pernah aku lupakan seumur hidupku. Dan supir tampan yang akan selalu mendampingiku untuk berbagi suka dan duka dalam mengarungi kehidupan. Selamat untuk supir truk tampan  yang  membuatku  selalu bahagia.

 

0 Angin Puting Beliung

Sabtu, 13 Maret 2021

 


Gambar dari sini

Terlihat onggokan dedaunan yang tertarik ke atas

Meliuk-liuk seperti menari di atas udara

Berputar karena angin

Tapi tidak sampai di sini

 

Angin itu terus meliuk-liuk dan mulai menghisap

Apa yang ada di hadapannya

Dan ketakutan mulai mendesak

Teriakan-teriakan histeris dari orang-orang

 

Angin menjadi petaka

Saat tariannya mulai memakan korban

Satu persatu dilalap habis

Sampai angin itu berhenti meliuk-liuk

 

Dan hasilnya semua hilang

Tangisan pilu dari orang-orang

Hanya menyisakan kepiluan

Bencana kadang datang tak tentu

 

Tarian angin sudah selesai

Pertunjukan sudah usai

Tinggal kepedihan yang tersisa

 Selalu dari suatu bencana

 

Cirebon, 14 Maret 2021

 

0 Suara Mahardika 102,5 FM

Sabtu, 06 Maret 2021

 

Gambar dari sini

Ibnu Abbas r.a meriwayatkan bahwa nabi Muhammad SAW telah mengutus Mu’adz ke Yaman dan beliau berkata:”Takutlah kamu akan doa seorang yang terzholimi, karena doa tersebut tidak ada hijab (penghalang) di antara dia dan Allah” (H.R. Bukhari dan Muslim)

 

            Malam ini dengan Niar di 102,5 FM  radio Suara Mahardika menyapa sobat-sobat dimanapun sobat berada. Mungkin sobat pernah merasa dikhianati atau bahkan difitnah begitu kejam . Pasti sobat akan merasakan rasa sakit hati yang begitu kuat menguasainya, sehingga ada dendam yang ingin dibalaskannya. Benci akan menyeruak di sudut-sudut hati yang kadang tak mau keluar dan membuat kebencian akan selalu ada di hati. Maukah sobat berada dalam situasi dimana kebencian akan selalu ada dalam hati? Semua berpulang pada diri sobat. Niar di sini tak mampu mengubah isi hati sobat untuk melupakan rasa sakit hati, tapi paling tidak Nar mencoba memahami sobat semua. Lagu Cinta Dua Hati dari Afghan Niar persembahkan untuk kalian sobat-sobat di luar sana

Aku masih mendengarkan suara lembut mbak Niar, entah mengapa aku begitu terkesan dengan rangkaian kalimat yang selalu dia ucapkan. Itu semua sangat mengena di hatiku. Aku suka mendengar suara lembutnya yang kadang bisa mengubah situasai hatiku. Masih dengan kata benci yang mbak Niar sebutkan tadi, memang rasa benci di hati ini masih terpatri di ruang hatiku. Sungguh sulit aku menghapus kebencianku selama ini. Rasa sakit yang merajah seluruh sel-sel hatiku tak mampu membuat aku melupakan begitu saja. Rasa benci seperti perekat yang tetap menempel di hatiku, sulit aku lepaskan.

 

            Bermula dari rasa iri dari Dito teman kantor dan dia tak mampu untuk mengolah rasa irinya menjadi sesuatu hal yang positif tapi dia terus memupuknya dan membuatnya hilang akal. Dito tak bisa menyaingiku . Bukan tidak bisa, tapi karena hatinya ditutupi  rasa iri  hati yang lebih banyak sehingga Dito tak mampu berpikir lebih baik. Semua sudah dikuasai oleh rasa iri. Salah satu senjata yang mungkin menurutnya punya peluang yang baik adalah menfitnah. Aku sendiri tak habis berpikir, mengapa Dito dengan pendidikan yang tinggi mampu melakukan hal licik dan picik hanya karena iri? Entahlah ,aku tak tahu lagi harus berbuat apa. Berita yang cepat menyebar di kantor seperti virus yang menyusup dan membuat  banyak orang percaya. Pandangan aneh mulai aku dapatkan sejak itu. Mulai saat ini hidupku seperti jet coaster yang melejit dan menurun dengan dratis. Pandangan sinis selalu menyapaku setiap kali aku berpapasan dengan rekan kantor.

            “Rara, aku sudah gak kuat lagi nih. Rasanya sakit , aku sudah mencoba mengklarifikasi, tapi apa yang aku peroleh. Hanya cemoohan,” keluhku . Rara menatapku sedih. Aku tahu hanya kepada Rara saja aku masih bisa berkeluh kesah. Rara yang paling tau kalau semua berita itu tak ada benarnya.

            “Kalau kamu keluar, Jenar sama saja kamu bunuh diri. Pasti orang menyangka, memang kamu benar,” tukas Rara . Aku menggeleng-gelengkan kepalaku, aku tak mampu lagi bertahan . Mungkin aku orang yang paling tolol kalau aku melepaskan jabatan manager keuangan yang baru aku jabat selama lima bulan ini, tapi aku tak bisa menghilangkan pandangan sinis rekan-rekan sekantor. Kabar yang mengatakan kalau aku bisa menjabat manager karena kedekatan dengan direktur utama yang disalah artikan oleh banyak rekanku. Aku seperti perempuan yang hina di mata mereka! Kalau mereka tahu, aku tak pernah mau  untuk mendapatkan jabatan lalu aku harus melacurkan diriku! Aku begitu marah dan kesal. Waktuku habis hanya untuk uring-urinngan di kantor, hampir setiap hari aku marah di kantor.

            “Lebih baik kamu istirahat dulu beberapa hari Jenar daripada kamu uring-uringan terus di kantor,” tukas Rara. Aku menatapnya sekilas.Memang aku butuh mengistirahatkan otak dan hatiku. Aku haris merefleksikan diriku dalam diam, agar hatiku mampu menelaah kembali dan mengambil keputusan yang tak keliru. Aku mengiyakan dan meminta cuti seminggu.

 

            Kembali Niar datang di Suara Mahardika 102.5 FM menemui sobat-sobat sekalian. Sobat-sobat jika rasa sakit dan dendam karena anda terzholimi , jangan pernah memendam rasa dendam kerana itu akan membuat hati sobat akan marah dan tak pernah merasa tentram . Apakah diantara sobat sekarang hatinya masih didominasi dengan rasa sakit hati dan dendam? Mari sobat hilangkan semua dari hati! Walau mungkin sobat pernah mendengar suatu hadits yang mengatakan doa orang yang terzholimi akan dikabulkan. Tapi apa yang akan sobat doakan, keburukan atau kebaikan bagi orang yang menzholimi. Jika sobat mendoakan keburukan itu artinya sobat sama seperti orang yang menzholimi sobat. Jadi tak ada salahnya sobat mendoakan orang yang menzholimi sobat  dengan kebaikan agar dia menjadi orang yang lebih baik lagi. Coba deh sobat , rasanya akan berbeda kalau sobat mendoakan hal yang buruk. Ini satu lagi lagu dari Raisa , Mantan Terindah. Kembali pikirkan sobat pilihan ada di tangan sobat sendiri.

Aku terhenyak mendengar suara mbak Niar. Kata-katanya begitu menyentuh hati. Selama ini aku selalu mendoakan hal yang terjelek buat Dito tapi apa kenyataaan yang aku peroleh hanya rasa amarah yang tak pernah hilang dari hatiku. Aku berjanji akan mendoakan Dito dengan doa-doa kebaikan  agar rasa sakit hati dan amarah hilang dari  hatiku yang terdalam.

 

            Kini aku sadar dengan mendoakan musuh kita dengan kebaikan itu akan membuat segalanya berubah. Tak ada lagi amarah dan sakit hati.  Yang ada rasa ikhlas dan tulus menjalaninya. Aku percaya dengan aku mendoakan kebaikan pada Dito , semua kebenaran akan terbukti.  Doa orang yang terzolimi terkabulkan, semua berita miring tentang aku hilang dengan kebenaran . Aku merasakan ketenangan . Kini aku bisa tersenyum setelah semua rasa sakit dan dendam hilang. Tak ada satupun yang akan membahagiakan kita selain ketulusan dan keikhlasan .

            “Selamat pagi , Jenar,”  sapa Dito. Aku tersenyum padanya.

            “Apa kabar hari ini?” Dito menatapku . Aku merasakan kebahagian kini