Togamu tampak memenuhi rona wajahmu yang terkadang
membuai perasaan hati yang
berpendar mengeja kebahagiaan
Kini engkau telah menuntaskan semua cita di gerbang
terakhirmu , kini akan kau sambut sekasta ruang kehidupan yang harus kau
jalani.
Anakku.
Kubisikan senandung rinduku saat dulu aku masih
bisa memelukmu dalam dekapan erat di dadaku
Kini kau telah menjemput masa depanmu sendiri,
tetaplah dalam sujudmu nak, saat kau harus menyingkap hidupmu kelak
Anakku,
Hanya doa yang aku sambungkan pada Ilahi ke hatimu
yang merajam hatimu agar terus mengingat akan kebesaran Ilahi
Pergilah nak, carilah kehidupanmu agar kau teguk
secawan pengalaman hidup di luar sana bersama asamu.
Anakku,
Jangan lupa kau jenguk ibumu yang selalu mendoakan
dalam setiap sujudmu yang kadang akan merajuk di hari tuanya
Hanya mengeratkan tali rasaku untukmu , agar kau
mengingatku dalam kenangan indah saat-saat bersama
Anakku.
Hanya doa yang bisa kuiringkan dalam langkah
kecilmu, dirimu akan terus menggapai asamu di luar sana
Akan selalu kuukir rinduku untukmu selalu, dalam
setiap langkahmu, aku selalu akan menyebutkan namamu nak, di hati ini dan dalam
doaku selalu......
Cirebon, 19 Agsutus 2014
Saat aku memandang toga yang ada di atas kepala
anak sulungku.