11 Bahasa Alam

Senin, 22 September 2014





Rintikan air yang merenda di keheningan alam yang menyatukan rasa hati
Meleburkanmu dalam pesona alam yang membalut indah
Terjun mengalir ke bawah membawa pijaran pantulan sinar
Hempaskanku dalam pelukan alam yang membuatku kembali menyelaraskan hati
Dengan alam yang selalu indah terlukis dalam dinding-dinding terjal

Mengalir terus tiada henti memecah suara desiran air yang terjun bebas dari atas
Terjatuh bersama suara-suara kicauan burung sampai menembus tanah
Mengalun pelan suara jatuhnya air yang terdengar merdu
Luruh bersama angin yang menerpa dan menyanyikan diksi
Berpayungkan mentari yang menelusup lewat pepohonan.

Bahasa alam yang kutemui membuat aku menari bersama liukan air
Sampai aku puas menatap dentum-dentum air yang turun
Ingin kupeluk alam yang indah yang selalu kurindukan
Dan menghantarkan aku untuk kirimkan sebait puisi
Untuk keindahanmu, pesona air dengan bahasa alamnya

Cirebon, 23 September 2014
Saat memandang air terjun Lembah Anai di  Padang.

6 Senyummu

Minggu, 07 September 2014





Aku masih ingat denganmu kawan, saat-saat bersama menyapa siswa di pagi hari, aku selalu melihat senyummu, aku suka lihat senyummu
Kadang kupandangi senyummu yang kadang memberikan kehangatan di sanubari
Ingin ku selalu menatap senyummu kawan, tapi kini aku tahu kau telah pergi tak akan kembali, andai saja aku bisa melihat senyummu sekali lagi.....andai saja....

Perih rasa saat aku tahu senyummu menghilang didera rasa sakit yang menderamu, kadang aku merasakan rasa yang kau derita
Aku ingin menangis saat senyum samar-samarmu meluruh dengan sakit yang menggemgammu sampai kematian menjemputmu
Kini saat kau pergi tak terasa telaga rinduku mengharapkan kau tak pergi.....

Getir sejarah yang kau alami tapi aku tahu senyummu tak akan pernah hilang di hatiku ,akan aku simpan dalam hati
Pergilah kawan ke kedamaian yang abadi , aku akan mengejar rinduku untukmu
Menghantarkan puisi ini untukmu, bemain dengan kata-kata tuk menerbangkan harap agar kau akan baik-baik saja di sana...

Selamat jalan kawan, aku akan selalu merindukanmu sampai aku lelah menyengat hati tuk selalu mengingatmu melalui senyummu
Berkecamuk hadirkan ruhmu dalam bayang-bayangku akan selalu menemaniku
Kini kau telah mengusik hatiku , dan aku telah terlanjur tumpah ruah air mataku saat aku mengeja kata-kata yang kurangkai untukmu

Pergilah kawan , ke tempatmu yang damai di sana!!!

Cirebon, 8 September 2014
Untuk bu Yustin, selamat jalan teman, senyummu akan selalu menemaniku