Banyak
kilasan berita duka dari hutan, rona kesedihan tampak dari kerontangnya hutan
kau tancapkan duri yang membuat hutan habis
Air
mata bumi runtuh saat hutan hilang , air-air mulai mengalir deras sepanjang
tepian sungai
Entah
sudah berapa banyak insan merengguk badai yang terus menghantam
Rona
kilasan bumi yang semakin gersang, pantas bumi terus menangis
Rintihannya
mengembara merupa prahara yang tak pernah putus
Sungguh
air mata bumi terus mengalir membuat air bah yang terus menghantam tak mau
berhenti
Meninggalkan
sepotong duka yang panjang...
Kapan
tangisan bumi akan berhenti????
Tangan-tangan
manusia yang menyudutkan hutan terus sampai habis merenggut nafas bumi
Tetap
serakah meraup untung dari hancurnya hutan, masih ada nuranikah???/
Hanya
bisa sekejab bertahan dengan doa agar bumiku kembali hijau!!!!
Kalau
saja manusia bisa melihat tangisan bumi, mungkin akan terdengar menyayat hati
karena begitu menderita karena kesakitan yang ia derita akibat kerusakan yang
membuat tubuhnya meradang. Melalui puisi ini, aku mengajak masarakat untuk
bersama-sama memelihara bumi ini untuk kepentingan bersama. Peliharalah bumi
kita dengan hati.
Cirebon,
4 September 2014
Tangisan
bumi ketika kerusakan banyak terjadi di permukaan bumi yang bisa sebabkan
bencana.
Sumber gambar : http://pandasurya.wordpress.com/2009/09/02/air-mata-pengarang/
4 komentar:
7 September 2014 pukul 21.12
Keren tulisannya gan ^^
12 September 2014 pukul 14.32
makasih mas, salam kenal
12 November 2014 pukul 21.18
wah jadi ikutan sedih si bumi mah T.T
15 November 2014 pukul 13.09
mari bersama kita pelihara alam ini
Posting Komentar