0 Ojo Dibandingke

Senin, 31 Oktober 2022


                                                                 Gambar dari sini

Desa Sukamaju mulai berbenah diri. Desa Sukamaju akan berultah makanya desa mulai bersolek. Setiap rumah semua dihias dengan bendera warna warni, hiasan yang beraneka ragam. Belum lagi lampu warna warni yang akan indah saat dinyalakan malam hari. Belum lagi alun-alun desa yang meriah dengan adanya panggung. Karena acara ulang tahun ini akan diadakan tiga hari berturut-turut dengan acara puncak panggung gembira. Semua warga terlibat dan sangat antusias. Mulai dari anak-anak dewasa, laki dan perempuan. Semua bersuka cita. Hanya Bima yang tetap ngamen sepulang sekolah bersama ayahnya. Dia bersama ayahnya harus mencari uang untuk hidup hari itu. Di pasar desa Bima memang sudah terkenal. Pedagang di sana memang sangat suka mendengar suara Bima. Suaranya memang merdu dan melengking . Itu ciri khasnya. Setelah dari pasar desa mereka berdua akan melanjutkan ngamen di terminal sampai malam pukul 9. Tak ada waktu Bima untuk bermain . Makanya Bima tak merasakan hiruk pikuknya persiapan ulang tahun desa.

 

Bima tak menyesal, karena ia bisa membantu orangtuanya untuk bisa menyambung hidup. Setiap di sekolah dia hanya bisa mendengarkan teman-temannya mempersiapkan untuk acara ulang tahun. Panitia untuk acara puncak masih mencari acara hiburan yang bisa diterima masarakat dan kalaupun harus mengundang artis tentu artis lokal saja yang bayarannya tak terlalu mahal.

            “Kenapa gak Bimo saja suruh nyanyi,”tukas salah satu panitia.

            “Wah, apakah bisa diterima warga secara Bima hanya pengamen biasa?” tanya salah satu warga.

            “Yakin, Bimo itu disukai oleh pedagang pasar dan selalu dipanggil untuk menyanyi kok.”  Akhirnya panitia menyetujui . Bima bersama ayahnya akan mengisi acara panggung gembira saat acara puncak. Perasaan Bima biasa saja , karena dia sudah biasa nyanyi di depan orang banyak. Bahkan dicaci maki juga sudah biasa.

 

Dengan penampilan yang sederhana Bimo menyanyikan lagu ojo dibandingke. Ternyata lagu dan suaranya sangat menghibur. Pelan-pelan warga yang sangsi akhirnya bisa menggoyangkan badannya. Dan satu-satu mulai maju ke depan untk berjoged. Riuh sekali warga mengikuti lagunya. Bahkan petingi desa semua turun untuk berjoged. Ambyar acara . Semenjak itu Bima semakin terkenal. Manggung dari panggung satu ke panggung yang lain. Begitulah kehidupan Bima semakin membaik. Dengan uang hasil manggung Bima bisa mendapatkan apa saja yang ia mau tentunya. Sampai akhirnya Bima diajak ke Jakarta agar bisa lebih meroket kariernya.

 

Warga desa sebetulnya sangat menyayangkan Bima hengkang dari desanya, karena Bima bisa menjadikan desa mereka menjadi lebih diperhatikan pemerintah. Akibatnya desa juga mulai berbenah diri agar telihat apik . Pada akhirnya Bima pergi untuk mencari peruntungan yang lebih besar dengan pengalaman yang sedikit. Bima dan ayahnya percaya dengan orang yang mengajaknya . Semua diboyong ke Jakarta.  Desa kembali sepi dan sudah tak banyak lagi orang datang . Semua kembali seperti dulu, desa yang tenang dengan segala kenyamananya. Bima sudah tak terdengar kabarnya lagi setelah ke Jakarta. Entah dia sudah terkenal atau tidak karena tak ada kabar apapun dari Bima di media masa atau dari keluarganya. Begitulah hidup

 

 

0 Jangan Biarkan

Senin, 24 Oktober 2022

 


Gambar dari sini

Jangan biarkan aku di sini sendiri

Menantimu tak kunjung datang

Sepi menyapaku setiap detik

Menahan rindu tak terperikan

Sepi sendiri....

 

Mengapa kau biarkan aku di sini sendiri

Menatap jendela setiap waktu

Menunggumu datang dengan cintamu

Terbiasa sendiri membuat luka yang dalam

Mengapa kau biarkan aku di sini sepi sendiri

 

Berteman rindu , berteman sepi

Itu sangat melukai diriku, menyakiti hati

Memeluk jiwa kering ini dahaga dengan cintamu

Tapi kau belum saja datang kasih

Sampai kapan aku biarkan aku sendiri

 

Sampai aku mati dakam kesunyian

Atau kau biarkan cinta kita meredup seiring waktu berlalu

Jawablah jangan kau biarkan hati ini menantimu

Dalam kerinduan yang menabur luka

Sampai kapan kau biarkan aku sendiri

 

Cirebon, 25 Oktober 2022

0 KebesaranMu

Senin, 17 Oktober 2022

 

Gambar dari sini

Kau selalu menggandeng hangat orang-orang yang berdosa

Merangkul dalam pelukanNya

Untuk selalu bertobat

Bersujud dalam doa

Dan menyanyikan nada-nada kebesaranMu

 

Manusia yang tak pernah luput akan dosa

Tetap kau jamah dalam cintaMu

Tak terasa hati ini menangis akan diri ini

Yang kadang tak tahu diri

Betapa Kau mencintaiku begitu besar

 

Kini sadar akan kebesaranMu

Menyibak hati yang penuh luka dan dendam

Menyentuh dengan tangan-tangan kasih

Hanya agar selalu damai di hati

KebesaranMu telah banyak membuka hati yang sakit

 

Cirebon, 18 Oktober 2022

2 Diberhentikan

Senin, 03 Oktober 2022

 

Gambar dari sini

Sobirin semenjak  dari kuliah di fakultas sastra, berniat pulang kampung dan mengabdikan diri buat desanya. Saat di desanya diadakan pemilihan kepala desa , Sobirin ikut serta. Dengan bermodalkan lulusan sarjana dari universitas ternama. Sobirin dalam kampanyenya selalu menarik perhatian. Susunan kata-katanya menyihir warga desa. Kalimat yang dia susun membuat decak kagum warga. Percuma dong dia lulusan sastra kalau menyusun kalimat saja gak bisa. Beda dengan kepala desa yang lain dengan pendidikan seadanya. Setiap kampanye selalu modal kata-kata yang bikin warga terpesona. Padahal kalau didengar sih kata-kata itu semua gak ada maknanya. Hanya rangkaian kata-kata yang gak ada makna apalagi program buat pengembangan desa. Tapi warga sudah terlanjur jatuh cinta dengan Sobirin. Sobirin semakin percaya diri. Dan di setiap kunjungannya dia selalu membawakan pidatonya dengan kata-kata yang absurd tapi disukai.

 

Dan Sobirin jadilah kepala desa. Jabatan barunya ini membuat dirinya semakin percaya diri. Sayangnya sejak awal dia memang gak punya program buat desa yang digunakan untuk memajukan desa. Dia hanya bermodalkan kata-kata seperti puisi yang dia pelajari di tempat kuliahnnya. Sobirin gak tahu harus berbuat apa. Programnya nol besar. Janjinya dulu gak dipikirkan apakah bisa diwujudkan atau tidak. Hutan di desa sudah banyak yang gundul makanya Sobirin akan menanam pohon di sana. Tapi sayangnya yang ditanam adalah pohon kersem, katanya biar banyak anak-anak yang datang ke sana makan buah kersem sambil piknik. Sobirin juga mengganti beberapa nama di desa mulai dari nama mesjidnya, nama jalan dengan nama orang-orang yang berjasa pada desa ini. Belum lagi Sobirin bangun perumahan rakyat dengan DP nol persen tapi baru diberitahu saja tapi pelaksanaannya tidak tahu sampai kapan.

 

Mulailah desas desus warga mulai kawatir dengan kemajuan desa . Sepertinya gak maju, stagnan di bawah pimpinan Sobirin.

            “Gimana ini kades. Katanya mau membantu peternak dengan bantuan tapi belum ada?” keluh warga.

            “Iya, katanya belum ada uangnya tapi dia malah mengangkat penasehat hampir 25 orang. Mereka digaji besar untuk itu. Tapi apa manfaatnya?”

Warga mulai resah. Banyak program gak jalan bahkan program yang sehari-hari saja banyak yang tak dilakukan. Sobirin hanya tinggal duduk-duduk saja, dia mempercayakan semuanya kepada 25 penasehatnya yang akan bekerja. Sobirin tinggal menikmatinya dan sedikit berkata-kata kalau ada warga yang bertanya. Sobirin mulai membayangkan andai dia bisa jadi bupati. Sepertinya bakal asyik. Sobirin mulai kasak kusuk ke atas dengan modal kata-kata indah. Sobirin perlu mencari dukungan agar dia bisa jadi bupati, dia gak peduli dengan pembangunan di desanya, ada penasehatnya.

 

Saat Sobirin sibuk cari dukungan warga mulai mengadakan rapat untuk memberhentikan Sobirin. Mereka gak puas dengan kinerja Sobirin. Dan warga juga memprotes penasehat yang hanya makan gaji buta tapi gak bisa kerja. Proyek irigasi dari kepala desa sebelumnya malah gak dilanjutkan sehingga sawah di daerah timur belum bisa dialiri. Warga jadi resah. Saat Sobirin kembali ke desa, dia melihat warga sudah menunggu dan menyatakan dirinya gak mampu memimpin desa ini. Bersama  perangkat desa lainnya Sonbirin digugat untuk diberhentikan dengan tak hormat. Sobirin menolak, tapi warga sudah tak bisa lagi dikompori dengan kata-kata yang indah tapi kerja nyata. Sobirin pergi dan cita-citanya jadi bupati amblas.