Gambar dari sini
Lina sekarang bisa tersenyum, melihat Kei bisa menjadi
sarjana. Perjuangan Kei sangat luar biasa dengan segala keterbatasannya. Kei
diberi keistimewaan berupa lumpuh seluruh badan semenjak berusia 3 tahun.
Hidupnya hanya bisa di kursi roda dan dia butuh bantuan agar bisa
bermobilisasi. Tapi semangat untuk bisa mencapai cita-citanya sungguh luar
biasa. Walau banyak dibuli dan diejek sana sini bahkan ada yang merendahkannya
tapi semua itu tak menyurutkan dirinya untuk tetap berjuang. Sungguh Lina tak
menyangka semua ini bisa terwujud. Semua di luar ekspektasinya.
Masih teringat dirinya saat tak bisa melanjukan ke perguruan
tinggi dia akhirnya harus bekerja karena ekonomi keluarganya yang tak
memungkinkan. Beberapa tahun Lina bekerja di pabrik sampai akhirnya dia menjadi
asisten rumah tangga di sebuah keluarga di kota Bandung. Keluarga yang cukup mapan dengan rumah yang
cukup besar. Ternyata dirinya diperkerjakan bukan untuk urusan rumah tangga
tapi mengurus anaknya yang berusia 9 tahun yang lumpuh total. Kei namanya. Kei
harus berada di kursi roda dan semau harus tergantung Lina. Mulai dari urusan
mandi, ke toilet . Untungnya tangannya tak ikut lumpuh sehingga masih bisa
makan sendiri dan bisa menulis. Tapi
perlakuan keluarganya sangat menyakitkan. Kakak dan adiknya tak peduli pada
dirinya, orangtuanya sibuk dengan kegiatannya tanpa perhatian dengan Kei. Jadi
satu-saunya yang dia tahu hanya Lina. Semua keluh kesahnya dia sampaikan pada
Lina. Lama kelamaan ada perasaan sayang pada Kei, Lina merawatnya dengan penuh
kasih sayang dan Kei yang tidak disekolahkan mulai diajarkan banyak hal oleh
Lina. Pada dasarnya Kei anak yang cerdas sehingga dia bisa menyerap apa yang
Lina ajarkan padanya. Sampai hampir usia 12 tahun Lina mengajarkan pelajaran
sekolah dasar padanya.
Saat Lina meminta ke orangtuanya agar Kei diikutsertakan
paket A agar bisa punya ijasah SD, orangtuanya menolak dengan banyak alasan.
Malah Lina dimarahin karena dia hanya diupah untuk mrawat bukan hal yang lain.
Tapi Lina adalah orang yang tak putus asa, dia diam-diam mendaftarkan Kei ujian
paket A. Butuh usaha yang keras untuk bisa sampai tempat ujian. Untuk naik
taksi saja butuh usaha yang keras untuk memindahkan Kei ke ruang ujian. Setelah
beberapa waktu Lina mendapatkan surat kalau Kei lulus ujian paket A dengan
nilai yang baik. Saat Lina memberikan hasil ujiannya pada orangtuanya agar
mereka juga bangga dengan hasil belajar Kei, ternyata orangtuanya marah besar
dan ijasahnya dirobek begitu saja. Kei menangis , Lina hanya tercengang.
“Pak, Kei
itu pintar dan dia butuh sekolah yang tinggi. Keterbatasannya jangan dianggap
akan membatasi dirinya. Beri semangat dia,” tukas Lina.
“Pintar
amat kamu. Mengatur orang lain baiknya gimana. Kei anak saya, dia tak perlu
sekolah. Tetap saja dia akan tergantung orang lain walau dia sekolah. Dan dia
akan menjadikan reputasiku turun,”tukas ayahnya.
“Tapi, pak.”
Belum tuntas Lina ngomong , ayahnya menggebrak meja.
“Aku gak
butuh kamu lagi, sebaiknya kau berhenti kerja di sini. Lebih baik cari orang
lain saja.”
“Tapi aku
gak mau, aku maunya mbak Lina,”tukas Kei.
“Diam
kamu.”
Kei tak mau ditinggalkan oleh Lina . Lina sayang sekali padanya.
Waktu Lina pamitan , Kei menangis keras . Lina iba sekali dan minta apakah dia
boleh merawat Kei di rumahnya. Tanpa menunggu orangtuanya setuju. Dalam lima
bulan ke depan semua biaya Kei dibayarkan oleh orangtuanya tapi setelahnya
berhenti. Lina sudah mendatangi rumah keluarga Ana tapi malah diusir. Akhirnya
Lina bekerja di toko dan Kei disekolahkan di sebuah SMP dekat tokonya.
Begitulah selanjutnya sampai Ana lulus SMA. Saat Kei diterima di perguruan
tinggi Lina ikut pindah dan bekerja di kota yang sama dengan kuliah Kei.Dan
kini buah hasil kerja keras Kei membuahkan hasil. Lina tersenyum perjuangan dan
pengorbanan dirinya terwujud. Pelukan Kei yang kuat membuat dirinya terharu.