Hantu Kembar

Kamis, 03 Agustus 2017




 Gambar dari sini


Teriknya mentari tak menyurutkan aku untuk berlari terus-terus, aku tak ingin berpaling lagi ke belakang begitu menyakitkan. Tiba-tiba aku merasakan tubuhku terlempar dan terjatuh di jalan. Kulihat  mobil yang menabrakku lari.
            “Hoy, balik hoy ada orang tertabrak,” aku mulai kesal, ingin kukejar mobil tapi aku harus menolong korban dulu. Waktu aku lihat aku terkejut, korban tabrak lari itu , aku! Jadi aku ini siapa? Aku memperhatikan tubuhku dan tanganku, beberapa orang mulai datang menolong aku, aku mulai bicara pada mereka tapi sedikitpun mereka tak menanggapinya, apa aku tak terlihat? Artinya , aku sekarang jadi hantu!.

            Aku mulai melayang dan menuju rumahku , aku melihat mama menangis saat tahu aku sudah tidak ada. Tumben mama menangisiku, biasanya mama sukanya marah padaku tapi tidak bagi Lila kembaranku. Aku sering menganggap aku anak tiri mama, karena mama terlihat lebih menyayangi Lila daripada aku. Aku selalu iri terhadap Lila dia selalu mendapatkan apa yang dia mau bahkan cowok yang aku suka, Lila juga yang mendapatkan Reza cowok ganteng di sekolahku. Saat itu aku marah besar saat aku tahu Lila jadian dengan Reza dan aku lari kencang sampai mobil itu menabrakku. Sekarang aku di sini melihat mereka menangisiku. Aku geram sekali saat aku melihat Lila menangis di bahu Reza.  Lila aku kan membalas rasa sakit hatiku, awas saja!

            Saat pemakaman aku, aku mulai mendekati Reza  dan aku mulai membisikan kata-kata padanya. Reza menengok mencari asal suaranya tapi aku tetap membisikan sesuatu pada telinganya. Kukatakan padanya kalau aku mati karena perbuatan Lila  . Lila ingin aku menutup rahasianya agar tidak ketahuan orang lain terutama Reza. Reza terlihat masih mendengarkan aku bicara dan kukatakan lagi kalau Lila hanya pura-pura suka padanya, karena hanya ingin memanas-manasi Lala. Lila tidak suka kalau Lala mendapatkan Reza. Lila sebetulnya sudah jadian dengan Rangga. Aku melihat keterkejutan di wajah Reza.

            “Apa yang harus aku lakukan?” Reza berbisik.
            “Bunuh Lila,”  Reza menggelengkan kepalanya, tapi kuyakini kalau Lila tak dibunuh, nanti akan ada korban lagi. Dan aku katakan bahwa korban selanjutlah adalah Reza.

            Malam itu saat semua sudah tertidur lelap, aku melihat Reza mengendap-endap mendekati kamar Lila. Aku menyuruhnya membuka jendela yang sudah  kubuka. Reza masuk dengan pisau di tangannya. Tanpa ragu aku menyuruhnya menusuk bagian dadanya berulang kali dan darah mengalir deras membasahi tempat tidur Lila. Waktu aku lihat Lila sudah tak bergerak, aku menyuruh Reza memotong-motong tubuh Lila dan darah muncrat ke mana-mana. Reza ketakutan dan melempar pisaunya dan lari keluar secepat mungkin. Aku tersenyum puas, mati kamu Lila, kamu tak bisa mendapatkan Reza lagi. Satu sama. Tiba-tiba ada yang menyentuhku, saat aku menoleh kulihat Lila sudah ada di sampingku.
            “Puas kamu sudah bunuh aku,” teriak Lila. Aku hanya mengangkat bahuku.
            “Yang penting kamu gak mendapatkan Reza,” kataku mendelik padanya.
            “Bisa saja,” katanya tersenyum. Aku tak mengerti tapi aku hanya diam saja. Waktu aku ingin melihat keadaan Reza, aku melihat Reza di kamarnya bersimbah darah.Aku melihat Lila dan Reza sedang bersama , Lila melambaikan tangannya padaku. Ternyata Lila tetap  mendapatkan apa yang dia mau walau dia sudah menjadi hantu!.


0 komentar:

Posting Komentar