Menjadi Bahagia

Sabtu, 15 Agustus 2020

Gambar dari sini

Lia tersenyum miris saat semua orang begitu mengidolakan dirinya. Ya, Lia tahu di dunia bisnis namanya sudah terkenal. Kegiatan sosialnya juga membuat namanya terangkat . setingi-tingginya, tapi itu membuat hati Lia tak menentu. Bagaimana kalau masalah pribadinya ada yang tahu? Semua melihat dirinya adalah wanita yang sukses dan bahagia, tapi kenyataannya itu tidak. Popularitas kadang bisa membuat seseorang  menjadi terkukung. Tak boleh melakukan kesalahan sekecil apapun. Bila itu terjadi bakal jadi buah bibir dimana-mana. Menjadi guncingan orang banyak bukan hal yang mudah. Sudah banyak contoh. Bahkan masarakat bakal menguliti kita habis-habisan. Mereka gak mau tahu latar belakang yang kita hadapi, apa kita yang salah dan ingat kitapun tak menginginkan keburukan terjadi. Tapi kalau itu menjadi kehendak yang di atas, apalah manusia. Lia mematut-matut dirinya. Sekarang dia harus menghadiri seminar di balai kota.

Dulu Lia begitu menaggumi mas Rizal. Tampan, mapan, pengusaha sukses. Lia merasa mas Rizal pria yang mandiri dan punya kekuatan dalam dirinya, makanya Lia sangat suka. Apalagi saat benar-benar mas Rizal menyukainya. Dan akhirnya tanpa menunggu lama lagi pernikahan dilakukan. Dua pengusaha sukses . Serasa sempurna tampaknya dari luar. Ternyata Lia keliru. Mas Rizal adalah anak mami. Semua keputusan ada di tangan ibunya. Bahkan keputusan dalam rumah tangganya sekalipun menjadi kuasa ibunya. Dan mas Rizal sudah nyaman dengan nikmatnya di bawah ketiak ibunya. Sedangkan dirinya selalu berusaha melakukan dengan segala kemampuan dirinya. Kini semua keputusan ada di tangan ibu mertuanya. Bahkan apa yang terjadi dalam perusahaannya ibu mertuanya terlalu ikut campur. Dunia seperti terbalik. Lia muak dengan segala aturan yang lebih ke pencitraan bahwa mereka keluarga sukses . Lia tak mau menjadi orang lain. Lia cukup untuk menjadi diri sendiri. Dan akhirnya Lia meutuskan berpisah . Cukup 2 tahun Lia merasakan hidup penuh dengan tekanan . Dirinya tak bisa menjadi dirinya sendiri.  Walau Lia akhirnya menjadi pihak yang disalahkan. Istri yang tak bisa patuh terhadap suaminya.

Begitulah berita yang tersebar di media online. Segala buruk rupa tentang Lisa sudah menjadi rahasia umum. Mereka memperbincangkan tanpa mau tahu apa yang menjadi masalahnya. Dan Lia hanya bisa bersabar.
            “Nduk, yang sabar. Semua sudah ada yang ngatur . Hidupmu adalah hidupmu. Kamu perlu bahagia,” tukas mama
            “Terimakasih, mama. Kau selalu mengerti akan diriku.” Lia menaruh kepalanya di pundak mamanya. Mamanya yang selalu memberikan kekuatan sejak dia anak-anak sampai bisa mencapai impiannya. Mamalah yang selalu menganjurkan dirinya untuk bahagia dengan menjadi diri sendiri.
            “Untuk apa kau mendengarkan orang lain. Toh mereka bukan yang menjalani hidupmu. Ini hidupmu. Tak perlu dengar ocehan orang lain.”
            “Baiklah mama.” Lia juga tak peduli di luaran sana banyak yang memperbincangkannya. Status janda yang melekat pada dirinya tak menjadikan dirinya malu. Toh hidup ini dia yang menjalani. Mengapa harus mendengarkan orang lain . Menjadi dirinya sendiri selalu membuatnya bahagia. Apa toh hidup menjadi bahagia adalah impian setiap manusia.

3 komentar:

PIPIT Says:
18 Agustus 2020 pukul 18.11

Can't agree more.
Mayoritas masyarakat kita sangat menikmati nasib orang lain.
Nggak terkecuali perceraian. Buatku bercerai itu bukan aib, karena semua orang punya alasannya masing-masing untuk menentukan jalan hidupnya. You do what you wanna do, because your life is your responsibility

Tira Soekardi Says:
19 Agustus 2020 pukul 12.14

setuju mbak pipit, yang penting kita hs bahagia dengan diri sendiri

Marsya Says:
10 Oktober 2020 pukul 00.33

Numpang promo ya Admin^^
ajoqq^^cc
mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
mari segera bergabung dengan kami.....
di ajopk.biz...^_~3:23 PM 15-Sep-20
segera di add Whatshapp : +855969190856

Posting Komentar