Gambar dari sini
Dear Mama
Hartati,
Sudah lama
aku tak pernah berkirim surat lagi padamu. Seingatku terakhir aku berkirim
surat padamu saat aku sudah mempunyai satu anak. Dengan adanya smarthphone ,
kegiatan surat menyurat terhenti sudah tergantikan dengan pesan singkat atau
via telepon . Aku masih ingat surat-surat yang mama kirimkan selalu diawali menanyakan
kabarku dan sederet nasihat yang aku tahu dari satu surat ke surat yang lain
selalu sama. Mungkin saking samanya, aku sering melewatkan tulisan itu. Bukan
berarti aku tak mau membaca tapi aku sudah hafal benar apa yang selalu dituliskan
pada awal suratnya. Baru setelah itu mama menceritakan peristiwa yang terjadi
di rumah dan teman-temannya. Kadang aku tersenyum, kadang aku terlena dengan
isi suratnya, begitu detail cerita yang mama sampaikan padaku sehingga membuatku
merasa ada di sisinya . Ternyata mama adalah pencerita yang baik, bahasa dan
tutur kata yang dia gunakanpun baik bahkan aku terkagum-kagum dengan tulisannya
yang rapih sekali. Bisanya surat-surat
itu aku kumpulkan dalam kotak tersendiri. Kadang aku akan membacanya ketika aku
rindu pada mama. Tapi sungguh menyesal saat kepindahan aku ke kota Cirebon aku
kehilangan kotak berisi surat-surat dari mama. Ada rasa sesal di hatiku saat
aku akhirnya benar-benar tak bsia
menemukan kotak surat itu. Apa mau dikata padahal di sana banyak kenangan aku
tentang sosok mama dalam cerita-ceritanya yang begitu mengena di hatiku.
Kini aku
merindukan surat-suratmu datang kembali setelah sekian lama terhenti. Aku
mencoba untuk menuliskan surat untuk mama . Masih terasa kaku untuk menuliskan
kembali apa yang ingin aku ceritakan padamu. Mama, kini aku banyak sekali
membuat tulisan atau artikel baik di blog pribadi atau blog komuniats bahkan
sudah bisa menerbitkan buku baik dengan penulis lainnya maupun karya solo.
Kadang aku sendiri heran setelah banyak
disibukan dengan mengajar dan mengurus anak.Kini setelah anak-anak dewasa,aku
mulai banyak menulis. Dapat dari mana bakat aku menulis? Masih aku ingat mama
selalu berusaha menyediakan banyak bacaan waktu aku kecil, apalagi saat aku
belum bisa membaca, mama selalu mendongeng. Kegilaan mama yang sangat suka
membaca begitu membuat aku tertarik dengan dunianya. Tapi kendala keuangan yang
tak bisa begitu saja dibelanjakan hanya untuk sebuah bacaan buku yang menurut
ukuran keluargaku termasuk mahal. Ternyata itu tidak membuat mama kehilangan
akal. Dibuatnya perpustakaan mini . Dengan banyak anak-anak di lingkungan rumah
yang meminjam otomatis pemasukan uang cukup untuk membeli buku baru. Itu
artinya aku dan adik-adikku akan mendapatkan bacaan buku-buku baru yang lebih
banyak sebelum dimasukkan ke dalam perpustakaan . Selain itu mama sangat suka sekali membaca majalah , karena di
sana mama bisa mendapatkan banyak info
yang berguna baginya. Dan tak kehilangan akal agar mama bisa membaca majalah
lebih banyak lagi, mama membuat majalah bergilir. Jadi mama membuat majalah
bergilir untuk ibu-ibu yang tingal dekat rumah. Jadi ada pembaca pertama dan
seterusnya. Untuk pembaca pertama dikenai biaya lebih mahal dan pembaca kedua
lebih murah dan begitu seterusnya. Setiap hari sabtu majalah itu akan bergilir
dari satu pembaca ke pembaca yang lain. Dalam satu map berisi 3-4 majalah. Bisa
terbayangkan, mama akhirnya bisa banyak membaca banyak majalah. Sangat cerdas!
Aku mengagumi ide kreatifnya. Majalah bergilir sampai saat ini masih berjalan ,
tapi perpustakaannya setelah diberikan pengelolaanya pada orang lain harus
tutup. Sungguh sedih melihatnya setelah upaya keras mama untuk membangun perpustakaan
mininya.
Aku sangat
berterimakasih pada mama. Berkat mama aku menjadi suka membaca, banyak bacaan
yang sudah aku baca. Dan tanpa aku sadari dalam memori-memori otakku aku menyimpan
banyak hal termasuk menulis. Cerita-cerita mama dalam suratnya itu membekas
dalam alam bawah sadarku . Dan kini memori-memori itu muncul kembali setelah mengendap
sekian lama. Kini aku banyak menulis , rangkaian kata begitu mengalir. Itu semua
berkat inspirasi yang tak berkesudahan dari mama. Tak sadar semua seperti kilas
balik yang membuatku terperangah , mama banyak memberikan banyak inspirasi
bagiku melalui tulisan-tulisan di suratnya. Mamaku yang cerdas, kreatif membuatku
aku mengagumi sosok mama. Selain kelembutan yang terpancar dari
wajahnya, dia wanita cerdas. Terimakasih mama telah banyak menginspirasiku
untuk selalu menulis. Aku tak akan pernah berhenti menulis. Semua tulisanku
akan selalu kupersembahkan untuk mama. Tiada kata yang bisa aku sampaikan
untukmu. Aku menyayangimu, Mama. Selalu dan selamanya.
Cirebon ,13
September 2020
Dari yang
terkasih
Tira
0 komentar:
Posting Komentar