Cerita Dari Mama

Sabtu, 12 September 2020


Gambar dari sini

Dear Mama Hartati,


Sudah lama aku tak pernah berkirim surat lagi padamu. Seingatku terakhir aku berkirim surat padamu saat aku sudah mempunyai satu anak. Dengan adanya smarthphone , kegiatan surat menyurat terhenti sudah tergantikan dengan pesan singkat atau via telepon . Aku masih ingat surat-surat yang mama kirimkan selalu diawali menanyakan kabarku dan sederet nasihat yang aku tahu dari satu surat ke surat yang lain selalu sama. Mungkin saking samanya, aku sering melewatkan tulisan itu. Bukan berarti aku tak mau membaca tapi aku sudah hafal benar apa yang selalu dituliskan pada awal suratnya. Baru setelah itu mama menceritakan peristiwa yang terjadi di rumah dan teman-temannya. Kadang aku tersenyum, kadang aku terlena dengan isi suratnya, begitu detail cerita yang mama sampaikan padaku sehingga membuatku merasa ada di sisinya . Ternyata mama adalah pencerita yang baik, bahasa dan tutur kata yang dia gunakanpun baik bahkan aku terkagum-kagum dengan tulisannya yang rapih sekali.  Bisanya surat-surat itu aku kumpulkan dalam kotak tersendiri. Kadang aku akan membacanya ketika aku rindu pada mama. Tapi sungguh menyesal saat kepindahan aku ke kota Cirebon aku kehilangan kotak berisi surat-surat dari mama. Ada rasa sesal di hatiku saat aku akhirnya  benar-benar tak bsia menemukan kotak surat itu. Apa mau dikata padahal di sana banyak kenangan aku tentang sosok mama dalam cerita-ceritanya yang begitu mengena di hatiku.

Kini aku merindukan surat-suratmu datang kembali setelah sekian lama terhenti. Aku mencoba untuk menuliskan surat untuk mama . Masih terasa kaku untuk menuliskan kembali apa yang ingin aku ceritakan padamu. Mama, kini aku banyak sekali membuat tulisan atau artikel baik di blog pribadi atau blog komuniats bahkan sudah bisa menerbitkan buku baik dengan penulis lainnya maupun karya solo. Kadang aku sendiri  heran setelah banyak disibukan dengan mengajar dan mengurus anak.Kini setelah anak-anak dewasa,aku mulai banyak menulis. Dapat dari mana bakat aku menulis? Masih aku ingat mama selalu berusaha menyediakan banyak bacaan waktu aku kecil, apalagi saat aku belum bisa membaca, mama selalu mendongeng. Kegilaan mama yang sangat suka membaca begitu membuat aku tertarik dengan dunianya. Tapi kendala keuangan yang tak bisa begitu saja dibelanjakan hanya untuk sebuah bacaan buku yang menurut ukuran keluargaku termasuk mahal. Ternyata itu tidak membuat mama kehilangan akal. Dibuatnya perpustakaan mini . Dengan banyak anak-anak di lingkungan rumah yang meminjam otomatis pemasukan uang cukup untuk membeli buku baru. Itu artinya aku dan adik-adikku akan mendapatkan bacaan buku-buku baru yang lebih banyak sebelum dimasukkan ke dalam perpustakaan . Selain itu mama  sangat suka sekali membaca majalah , karena di sana mama bisa mendapatkan  banyak info yang berguna baginya. Dan tak kehilangan akal agar mama bisa membaca majalah lebih banyak lagi, mama membuat majalah bergilir. Jadi mama membuat majalah bergilir untuk ibu-ibu yang tingal dekat rumah. Jadi ada pembaca pertama dan seterusnya. Untuk pembaca pertama dikenai biaya lebih mahal dan pembaca kedua lebih murah dan begitu seterusnya. Setiap hari sabtu majalah itu akan bergilir dari satu pembaca ke pembaca yang lain. Dalam satu map berisi 3-4 majalah. Bisa terbayangkan, mama akhirnya bisa banyak membaca banyak majalah. Sangat cerdas! Aku mengagumi ide kreatifnya. Majalah bergilir sampai saat ini masih berjalan , tapi perpustakaannya setelah diberikan pengelolaanya pada orang lain harus tutup. Sungguh sedih melihatnya setelah upaya keras mama untuk membangun perpustakaan mininya.

Aku sangat berterimakasih pada mama. Berkat mama aku menjadi suka membaca, banyak bacaan yang sudah aku baca. Dan tanpa aku sadari dalam memori-memori otakku aku menyimpan banyak hal termasuk menulis. Cerita-cerita mama dalam suratnya itu membekas dalam alam bawah sadarku . Dan kini memori-memori itu muncul kembali setelah mengendap sekian lama. Kini aku banyak menulis , rangkaian kata begitu mengalir. Itu semua berkat inspirasi yang tak berkesudahan dari mama. Tak sadar semua seperti kilas balik yang membuatku terperangah , mama banyak memberikan banyak inspirasi bagiku melalui tulisan-tulisan di suratnya.  Mamaku yang cerdas, kreatif  membuatku  aku mengagumi sosok mama. Selain kelembutan yang terpancar dari wajahnya, dia wanita cerdas. Terimakasih mama telah banyak menginspirasiku untuk selalu menulis. Aku tak akan pernah berhenti menulis. Semua tulisanku akan selalu kupersembahkan untuk mama. Tiada kata yang bisa aku sampaikan untukmu. Aku menyayangimu, Mama. Selalu dan selamanya.


Cirebon ,13 September 2020
Dari yang terkasih
Tira

0 komentar:

Posting Komentar