Pro

Selasa, 29 November 2022


 Gambar dari sini

Udin sudah nyaman tinggal di desa walau dia hanya seorang petani sawah dan ladang. Segakpunya uang untuk makan sehari-hari masih bisa didapat dari ladangnya bahkan hutan di desanyapun ada yang bisa diambil untuk dimasak. Udin hanya ke kota kalau membeli sesuatu yang tak ada di desanya. Pernah Udin mencoba merantau ke kota besar untuk mencari peruntungan. Kenyataannya Udin tak betah dan stres. Hingar bingar kota besar membuatnya gak bisa tidur dengan nyaman. Akhirnya Udin kembali ke desa dan mengolah kebun dan sawahnya. Cukup sudah apa yang dihasilkan dari kebun dan sawahnya.

 

Apalagi sekarang desa mendapatkan dana desa yang cukup besar . Kebetulan kepala desanya adalah yang berpikiran maju sehingga pembangunan di desanya sungguh pesat. Infrasturktur desa diperbaiki agar ekonomi jalan, peningkatan pertanian dan peternakan. Banyak teknolgi baru yang diperkenalkan pada warga agar mereka bisa meningkatkan produksi sawah dan ladangnya dan ternaknya. Udin juga mulai mencoba ternak domba. Sampai suatu saat dengar omongan di warung bi Tati, kalau pak kades bakal mengganti alat penghancur padi dengan alat baru yang pakai mesin . Semua warga mulai gelisah, tapi Udin malah mencari tahu apa kelebihan dari mesin ini. Dari internet dia tahu banyak kelebihan dari mesin ini termasuk efesien waktu walau kita harus keluar modal untuk solarnya. Dan Udin tak menunggu mendapat alat dari pemerintah desa tapi dia beli di kota dan mulai dicoba di sawahnya. Ternyata dengan alat perontok padi ini dengan luas tanahnya hanya membutuhkan waktu setegah hari biasanya hampir dua hari. Dan semakin hari semakin lancar dalam penggunaan alat ini dan Udin sudah mendapakan manfaatnya.

 

Warga protes kepada kades agar membatalkan programnya yang katanya tidak mengindahkan rakyat kecil. Warga sedang emosi sehingga tak bisa berpikir panjang. Saat Udin ngopi di warung bi Tati, Udin menceritakan pengalamannya pakai mesin itu pada teman-temannya. Tapi tanggapan teman-temannya di luar dugaan Udin. Mereka malah marah .

            “Dasar kamu Udin, kamu pro pemerintah desa ya, tidak membela wong cilik, rakyat kecil,”tukas Dulah marah.

            “Iya kamu tuh Udin pro sekali.”

            “Loh, aku hanya menceritakan pengalaman aku saja, karena berdasarkan pengalaman aku, aku mendapatkan hasil yang baik. Gak lebih. Lagipula kalian itu bilang bela wong cilik, sampai saat ini sudahkah kamu melakukan sesautu untuk rakyat kecil?’tanya Udin . Udin berlalu dengan kesal. Padahal dia hanya menceritakan pengalamannya. Istrinya bilang biarlah waktu yanga akan membuktikannya , mereka sedang emosi sehingga tak bisa berpikir panjang.

 

Program itu ditunda karena desakan warga padahal kades sudah membeli alatnya yang sekarang teronggok di gudang kantor.  Saat panen Udin lebih cepat merontokan padinya dan cepat menjualnya dengan harga yang bagus karena belum banyak yang menjual. Yang lain masih sibuk merontokan padi tanpa alat sehingga rugi waktu dan rugi bayar orang. Lama-lama warga mulai lihat kegunaan alat itu memang akan menguarngi waktu dan sangat efesien. Mereka mulai mendatangi Udin dan melihat bagaimana cara kerja mesin itu.Dan akhirnya warga mengambil alat di kantor desa yang memang akan diberikan gratis buat warga. Memang kadang orang harus membuktikan dulu sebelum mencoba , tak ada satupun yang percaya omongan Udin

2 komentar:

Posting Komentar