Trotoar

Senin, 31 Juli 2023


 Gambar dari sini

Desa Sukamaju termasuk desa pinggiran kota. Dengan jalan yang mulus dan akses ke kota sangat dekat , Desa ini seperti bukan desa lagi tapi kota kecil pinggiran kota besar. Sekarang sepanjang jalan utama menuju  kota banyak dibangun ruko-ruko besar. Ruko-ruko itu menjual aneka barang kebutuhan primer maupun sekunder dari masarakat desa. Jadi ruko ini memotong pembeli yang mau ke kota tapi karena di ruko-ruko ini kebutuhan sudah ada jadi masarakat gak perlu ke kota lagi. Semua berjalan dengan semestinya , sampai suatu saat ketua RT pak Sukidi mulai marah besar karena dia melihat ruko-ruko itu mengambil tanah di depan yang seharusnya tak boleh dipakai bangunan, karena itu saluran air dari sungai besar yang melimpah ke beberapa saluran air kecil.

 

Padahal diaturan perda juga sudah tercantum kalau larangan membuat apapun di atas saluran air. Sepanjang jalan yang ada ruko saluran air tertutup bangunan. Pantas saja beberapa tahun ini daerah ini sering banjir. Pak Sukidi sebagai ketua RT baru menegur lewat surat. Ternyata tidak digubris oleh pemilik ruko-ruko tersebut. Surat kedua dan ketiga juga tak digubris. Pak Sukidi melayangkan surat ke pak Camat tapi  hasilnya nihil. Saat surat layangan ke bupati dan mulai diviralkan oleh pak Sukidi , akhirnya pak Bupati menyuruh semua ruko disana dibonggkar bagian yang menutupi saluran air. Tak semudah itu, pemilik ruko marah dan demo di depan rumah pak Sukidi. Bahkan politisi-politisi juga ikut mendatangi rumah pak Sukidi untuk menekannya. Tapi pak Sukidi tetap jalan terus dan malah membawa alat berat untuk menghancurkan bangunan yang ada di atas saluran air itu.

 

Pak Sukidi terus pantang mundur karena mendapat dukungan dari nitizen. Beliau tetap pada jalannya walau banyak ormas juga yang menekan dirinya. Ternyata perijinan bangunan di atas trotoar itu ya kongkalikong antara pemilik ruko dan aparat kecamatan maupun desa dan beberapa ormas. Pantas  merekalah yang paling getol berdemo karena mereka juga mendapatkan uang panas. Penertiban bangunan itu terus berjalan sampai bersih . Dan oleh pak Sukidi saluarn air diperluas agar air lancar dan tepian saluran dibata agar rapih dan tampak indah buat ruko-ruko di belakangnya. Juga sepanjang saluran itu di tepinya ditanami bunga-bunga yang cantik. Akibatnya sepanjang jalan yang ada ruko tampak bersih dan cantik dengan bunga-bunga yang indah. Masarakat juga senang melihatnya . Malah jadi ajang foto-foto di depan ruko. Dan ini bikin ruko jadi banyak pengunjungnya,

 

Pemilik ruko menjadi senang. Tapi anehnya setelah semua menjadi baik-baik saja tiba-tiba saja pak Sukidi menghilang, katanya pindah ke kota lain. Ada yang bilang dia ditekan oleh aparat untuk tidak tinggal di desa ini. Entah mana yang benar. Tapi apa yang dilakukannya membuat warga senang dan jalan menjadi rapih dan indah. Mereka tak pernah melupakan pak Sukidi, karena daerah mereka gak banjir lagi karena saluran air tak tersumbat lagi

 

 

3 komentar:

fanny_dcatqueen Says:
19 Agustus 2023 pukul 22.46

Krn lama tinggal di Aceh dari zaman orba, di mana orang2 yg benar dan melawan tiba2 lenyap begitu aja, jadi langsung negative thinking baca ini mba 😅. Mikirnya ya udah dibungkam si pak Sukidi 😁

Tira Soekardi Says:
27 Agustus 2023 pukul 13.56

Begitulah , yang benar disingkirkan

Kang Dana Says:
29 Agustus 2023 pukul 05.24

Gak dimana mana sama saja ya

Posting Komentar