Asap Menari-nari Di Langit

Kamis, 20 Maret 2014


Asap mulai mengintai saat api mulai menyala dari sudut-sudut hutan
tak menyangka  redupkan semangat insan yang ada
Hanya keluh kesah dari hati yang cemas
seakan asap tak penah mau hilang dari hadapan mata
Bingkisan asap tahun  ini membuat semua mencaci maki , berdebat , mencerca sampai lelah mulut ini untuk merancau tak keruan
Apa pedulimu untuk kami yang sudah rindu dengan udara yang bersih
ingin melihat pancaran mentari lagi yang selami ini enggan menyapa kami
Entah sudah berapa kali kami harus luapkan hasrat ini, tapi ini hanya impian belaka, hanya sebatas keinginan yang sirna dengan hilangnya sinar mentari....
Kami hanya bisa menjerit dalam balutan duka  dengan ribuan pilu yang menemani hari-demi hari yang entah kapan akan berakhir?????
Turunlah hujan tuk sedikit saja menghapus asap yang mulai mengitari ruang hidup
Rengekan kami tak mampu membuat hati penguasa bergeming
Andai saja semua mau sedikit saja memperhatikan alam ini yang sudah dirambah dengan tangan-tangan kotor yang melukai alam
Hanya ada tangisan alam yang tak pernah berhenti dan kita harus berhati-hati kala alam mulai murka dan menjuntai petaka bagi insan di bumi.....hati-hatilah hai manusia jangan pernah abaikan alam yang sudah bosan dianyam dengan rajaman luka.

Medio: 21 Maret 2014
Hanya ada seuntai puisi untuk menghapus kesedihan bagi warga Riau....

7 komentar:

Anonim Says:
20 Maret 2014 pukul 18.04

Semoga masalah asap segera teratasi.. ya mba, aamiin...
Menghapus duka lewat puisi dan doa, semoga ini membuat saudara2 kita di raiu merasa tidak sendiri menghadapi masalahnya. Aamiin

Anonim Says:
20 Maret 2014 pukul 18.38

Sepertinya asap selalu menjadi teman warga riau dan jambi... saya pernah merasakan diasapin selama 7 tahun lamanya di kota Pekanbaru

Damae Says:
20 Maret 2014 pukul 20.03

selalu sedih dan nggak bisa komen kalau baca soal asap Riau ini, ngenes..

Tira Soekardi Says:
21 Maret 2014 pukul 15.21

betul ya, ngense sekali dan prihatin. Gak kebayang sampai tujuh tahun , aku saja suka kesal kalau tetangga bakar-sampah,asapnya masuk rumah, apalagi di Riau setiap hari ada asap.Kesedihan aku bikin aku ingin nulis ini puisi...Kita doakan saja agar bisa cepat teratasi terutama penyebabnya

Farichatuljannah Says:
22 Maret 2014 pukul 03.35

semogaaa semoga segera terselaikan yaa amiinn

Erlina Says:
23 Maret 2014 pukul 07.09

Semoga asapnya cukup berhenti tahun ini.. Dengan regulasi, smoga tahun depan tak berasap lagi:)

Tira Soekardi Says:
27 Maret 2014 pukul 15.35

betul butuh ketegasan pemerintah dan masarakat yg mau menjaga alam

Posting Komentar