Penantian Panjang

Rabu, 04 Maret 2015



          
              Pernah tidak mengalamai apa yang pernah aku alami???? Menunggu!!!! Pekerjaan yang paling membosankan. Kadang orang enggan untuk menunggu terlau lama, bahkan orang lebih cenderung untuk cepat berlalu. Menunggu adalah hal yang terlalu sia-sia karena banyak hal yang bisa dikerjakan daripada menunggu. Hal yang mungkin membuat kita harus setia di tempat yang sama. Lain halnya ketika kita menunggu karena cinta. Apapun yang berhubungan dengan cinta, orang akan sabar, walau harus menunggu lama. Kekuatan cinta itulah yang menyebabkan aku masih menunggunya di sini. Di tempat yang dulu pernah kamu janjikan untuk melamarku.

            “Pulang Nita,” tukas Nabila. Nabila menghampiriku. Aku tetap tak bergeming. Taman Kencana ini masih seperti dulu. Kolam ada di bagian tengah dan bangku-bangku mengelilingi taman. Tanaman berada  di keempat bagian sisi taman. Lampu-lampu berjejer. Ada sedikit perubahan. Cat-cat dan lampu-lampu sudah sedikit alami perubahan , membuat taman ini sedikit cantik.
            “Kamu pulang duluan saja Nab. Aku masih ingin di sini dulu,” tukasku. Nabila tak memprotes lagi, dia berlalu dari hadapanku. Aku hanya menghela nafas. Aku sangat yakin, Frans akan datang untukku. Sudah dua tahun berlalu saat Frans pergi. Di taman Kencana inilah , dia  berjanji akan menemuiku dan melamar diriku. Aku begitu yakin akan cinta Frans. Aku masih menantinya walau sudah dua tahun berlalu. Frans bilang ,aku harus datang saat bulan mei di  tahun yang akan datang. Kini sudah bulan Mei kedua aku datang tapi aku masih belum bisa menemuimu di sini. Sampai senja tiba, saat mentari mulai terbenam dan remang-remang di taman sudah menanti, aku masih saja belum melihat Frans datang untukku. Aku berjalan gontai. Tapi aku masih yakin , Frans akan datang untukku. Akan aku tunggu lagi di bulan mei tahun depan. Aku akan selalu menunggumu Frans. Aku tahu kamu tak mungkin berbohong padaku.


            “Sudahlah Nita, kamu harus melanjutkan hidupmu. Frans sudah gak ada, apalagi yang mau kau tunggu,”  tukas Nabila. Aku memandangnya sedih, sahabatku sendiri tak percaya kalau Frans akan kembali untukku.
            “Astaga Nab, kamu masih tak percaya kalau Frans akan datang menemuiku?” Dudukku melorot hampir jatuh. Aku menegakkan kembali punggungku , untuk kembali menatap Nabila. Dia selalu bilang kalau Frans sudah tiada. Dari mana dia tahu????/Aku sudah menantinya tapi dia belum pernah datang menemuiku, tapi dengan seenaknya Nabila bilang Frans sudah tiada.
            “Nab, kalau kamu bosa menemaniku. Pergilah , dari dulu aku keberatan kalau kau menemaniku,” tukasku. Aku melihat Nabila menarik nafas kuat-kuat. Sepertinya ada rasa putus asa dari kalimat yang dia cetuskan untukku.
            “Terserah kamu, Nit. Aku sudah berapa kali bilang kalau Frans itu sudah tiada. Berapa tahun kamu menunggu tak mungkin dia kembali.” Aku mulai naik pitam. Jadi selama ini Nabila menemaniku di rumahku untuk apa???? Kalau dia tak pernah percaya omonganku????
            “Pergi Nab, aku tak mau melihat dirimu di rumahku. Aku tahu aku baik-baik saja, aku tak mungkin melakukan apa yang kalian takutkan. Bunuh diri???? Untuk apa???? Frans akan datang untukku, itu janjinya,” tukasku keras . Agak sedikit menyesal setelah aku mengeluarkan kata-kata keras padanya. Nabila yang selalu menghiburku saat aku rindu pada Frans. Nabila tiba-tiba bercerita panjang lebar tanpa tanda koma dan titik. Begitu mengalir sampi-sampai tak ada jeda untuk menghentikan  sementara ucapannya. Nabila bilang kalau aku harus percaya kalau Frans sudah tiada. Dan Nabila bilang lagi kalau aku tahu dimana makam Frans tapi aku tak pernah mau tahu. Katanya aku terlalu diselimuti ilusi kalau Frans akan datang menemuiku. Begitu katanya. Aku terdiam lama. Rasanya aku pernah dengar omongan seperti yang diucapkan oleh Nabila tapi oleh siapa??? Aku berpikri keras. Ah, ya mama juga mengatakan hal yang sama dengan Nabila????? Masa aku sampai lupa kalau Frans sudah tiada, yang aku tahu dia berjanji akan datang menemuiku di taman Kencana. Nabila pergi dengan pakaian-pakaiannya , meninggalkanku sendiri. Tapi aku tak peduli. Semua orang tak pernah percaya pada diriku. Mereka bilang aku stres!!!! 


            Kini aku sendiri ,setelah beberapa saudara dan teman menemankiu. Satu persatu mereka pergi meninggalkanku. Sedih????  Aku tak peduli, yang aku hanya tahu Frans akan datang menemuiku . Itu janji Frans. Aku tak pernah peduli dengan orang lain!!!!
            “Nit, pergi yuk, mama ajak kamu pergi sebentar saja,” tukas mama. Mama hari itu menyempatkan diri datang setelah tahu Nabila sudah tak menemaniku lagi. Aku ogah-ogahan . Aku sendiri tak pernah berminat pergi kemanapun, walau itu tempat kesukaanku. Aku hanya akan pergi ke taman Kencana untuk menanti Frans di sana.
            “Sebentar saja, gak lama,” bujuk mama. Akhirnya aku menyerah dengan ajakan mama, toh katanya sebentar. Mama mengajakku ke sebuah makam .
            “Ini makam siapa mam?” Mama diam , bersimpuh dekat pusara dan mulai berdoa. Aku tetap berdiri ,acuh tak acuh. Aku melihat pipi mama basah.
            “Nit, ini makam Frans  kekasihmu. Dia sudah dua tahun yang lalu meninggal karena kecelakaan. Kamu masih gak percaya juga?. Nit, cobalah menerima semua ini dengan ikhlas. Kamu masih muda , jalanmu masih panjang. Masih banyak yang harus kamu kerjakan, bukan seperti ini,” tukas mama . Air matanya terus mengalir . Sebentar dia hapus air matanya . Sambil terisak disuruhnya aku duduk.
            “Baca di nisan itu Nit.  Frans Nasution. Itu  kekasihmu. Dia sudah meninggal Nit, jangan kau tunggu lagi. Dia sudah tenang di sana,” tukas mama masih dengan terisak. Aku hanya diam.
            “Gak mungkin mam. Frans masih hidup. Dia akan datamg mencariku. Dia janji akan menemuiku di taman Kencana. Dia pasti datang mam. Dia akan datang.” Mama memandangku dengan perasaan duka. Aku sendiri tak tahu mengapa semua orang selalu menatapku dengan pandangan sedih. Aku tak apa-apa , aku baik-baik saja, aku hanya menanti kedatangan kekasihku .Apa aku salah??????

Sumber gambar : https://sheefasrimulyati.wordpress.com/category/story-line/page/3/

11 komentar:

Aprijanti Says:
5 Maret 2015 pukul 03.21

Tidak salah! Tidak ada yang salah. Kudoakan semoga mata hatimu lekas terbuka (mendadak fiksi)

Tira Soekardi Says:
5 Maret 2015 pukul 12.55

ini juga fiksi yang terinspirasikan banyak perempuan kadang masih setia dengan janji kekasihnya

Noorma Fitriana M. Zain Says:
5 Maret 2015 pukul 20.32

Hal yang paling aku ga suka adalah menugggu, tapi... Nyatanya aku masih suka melakukannya

momtraveler Says:
5 Maret 2015 pukul 23.56

Menunggu..... nyebelin banget

Fabina Lovers Says:
6 Maret 2015 pukul 01.36

Lelaki yang baik tak akan membuat wanitanya menunggu terlalu lama untuk sebuah keputusan.

Tira Soekardi Says:
7 Maret 2015 pukul 18.26

mak Muna, menunggu harapan dengan dasat cinta tak membuatnya kesal, krn keyakinannya tentang cinta

Tira Soekardi Says:
7 Maret 2015 pukul 18.28

mbak Fabina, memang benar tapi maut telah menjemputnya

Tira Soekardi Says:
7 Maret 2015 pukul 19.41

orang akan menunggu kalau cinta yang ditunggu apapun tentang cinta , menunggu berapa lamapun tak akan menyesal mbak Noorma

Anonim Says:
10 Maret 2015 pukul 20.05

Manstaf :)

sahabat indonesia Says:
16 Maret 2015 pukul 21.40

Tak ada yg salah dg halusinasi. Hanya perlu terapi saja. Membiasakan diri untuk bersikap ikhlas.

@nuzululpunya

Tira Soekardi Says:
17 Maret 2015 pukul 18.04

iya satu kata iklhas yg diperlukan

Posting Komentar