Penyempurna Kehidupan

Rabu, 04 Januari 2017





Judul Novel  : Melankolia Ninna
Pengarang     : Robin Wijaya
Penerbit         : PT Falcon
Tahun Terbit  : 2016
Ukuran           :13x20 cm,234 hal

Perasaan Ninna hancur setelah diketahui kalau dalam rahimnya terdapat kanker. Nina tak menduganya sama sekali. Selama ini yang dia tahu, dia baik-baik saja, memamg cuma rasa sakit yang luar biasa dan perdarahan yang banyak saat dia datang bulan. Bahkan keluar darah saat bukan waktunya datang bulan.Ternyata justru hal itulah sebagai tanda awal kalau ada sesuatu dalam rahimnya Ninna. Kanker! Dan itu sudah lanjut. Berbagai usaha sudah dicoba sampai dokter mengatakan pilihan yang sungguh sulit bagi Ninna untuk diangkat rahimnya. Tak ada pilihan bagi Ninna. Ninna butuh seseorang yang bisa menguatkannya .  Banyak teman dan saudaranya saat dia kembali dari rumah sakit  ke rumahnay di Blue Valley, begitu memanjakannnya dan berusaha agar Ninna bahagia . Tapi setelah itu kehidupan masih harus berlanjut. Ninna memutuskan untuk kembali bekerja agar dia bisa mengalihkan pikirannya dari harapan punya anak. Bahkan harapan itu masih ada. Walau kadang berbalik dengan kenyataan.  Semua persiapan yang dilakukan untuk menyambut bayi sudah dilakukan Ninna semenjak menikah. Baju-baju bayi yang dia taruh di lemari kamar anaknya kelak, akhirnya disumbangkan untuk menghilangkan rasa rindu anak. Tapi entah mengapa Ninna menyembunyikan pakaian bayi di bawah pakaiannya diam-diam tanpa sepengetahuan Gamal suaminya. Bentuk suatu rindu ingin memiliki anak. Ingin mengenangnya dalam diam

Gamal juga sama kehilangan seperti Ninna. Bahkan mungkin lebih dari Ninna. Dia sudah mempersiapkan kamar bayi dengan tempat tidur bayi yang dia buat sendiri. Oleh tangannya dibuat yang terbaik. Saat kehilangan harapan untuk mempunyai anak, satu-satunya yang membuat Gamal tak mau melepaskannya adalah tempat tidur bayi. Diam-diam tanpa sepengetahuan Ninna Gamal menyimpannya di gudang. Untuk melepas kerinduan akan anak, Gamal bisa melihat , memandangi tempat tidur bayi.  Gamal tak pernah menyinggung soal anak  atau apapun yang berhubungan dengan anak, karena Gamal takut Ninna akan terluka, seperti membuka luka lama. Sehingga kepedihan dan kerinduan akan anak dipendamnya sendiri. Bahkan untuk mengusulkan mengambil anakpun Gamal masih ragu setelah sempat Ninna menolaknya.

Ninna dan Gamal masing-masing merindukan  anak dan mereka saling menutupi karena takut membuka luka lama. Takut saling menyakiti. Sampai Ninna tahu kalau Gamal masih menyimpan tempat tidur bayi di gudang . Dan dia tahu Gamal juga masih suka datang ke panti asuhan. Sungguh Nina gak percaya, apalagi banyak bukti kalau Gamal sering ke panti bersama perempuan bernama Terra. Perasaan sakit di hati begitu membuat luka yang besar sehingga Ninna memutuskan untuk menenangkan diri di rumah orang tuanya. Ninna butuh sendiri untuk memikirkan banyak hal. Ninna merasa dirinnya yang bersalah karena dirinya harapan untuk mendapatkan anak tak ada lagi sedangkan Gamal sangat menginginkannya.
Gamal sendiri ingin bisa berbagi kesedihan dengan Ninna tapi takut Ninna akan sakit hatinya karena kadang dia menganggap dirinya yang bersalah sehingga harapan punya anak tak ada lagi. Gamal mencari orang yang bisa diajak bicara tentang kesukaannya pergi ke panti. Tapi justru itu jadi bumerang bagi Gamal. Nina mengetahui semuanya kalau Gamal sering pergi ke panti bersama Terra teman Gentari adik Gamal.. Sungguh Gamal merasa bersalah. Ninna yang marah membuatnya tambah sedih. Ingin dia mengejar Ninna untuk kembali, tapi Ninna butuh untuk sendiri dulu. Sampai akhirnya  Gamal tahu kalau di antara mereka terikat satu sama lain bukan hanya semata untuk punya anak tapi ada hal yang lain. Jaminan bahagia bukan hanya kalau ada anak, karena penikahan Gamal dan Ninna hanya punya tujuan untuk saling menjadi penyempurna hidup.Nina dan Gamal merasa mereka untuk saling melengkapi  dan bertumbuh bersama sampai tua, mengapa harus diributkan dengan soal anak???


Cerita yang dibuat dengan alur maju , mundur dan dengan sudut pandanga Ninna dan Gamal justru membuat pembaca mengerti benar perasaan-perasaan yang dimiliki Ninna dan Gamal. Begitu kuat perasaan Gamal dan Ninna tertera dalam kalimat –kalimat yang menunjukan perasannya . Mengalir perlahan sampai menyentuh hati. Rasanya hati juga ikut terluka, ikut merasaka kepedihan Ninna, ikut merasakan perasaan Gamal. Sehingga cerita menjadi tambah menarik. Tahu-tahu selesai dengan bahagia setelah tahu kalau tujuan pernikahan mereka bukan sekedar punya anak saja tapi ada hal lain yang  lebih penting. 

 Gambar dari sini


0 komentar:

Posting Komentar