Bingkisan Cinta Untuk Angel

Senin, 17 Juni 2019

Gambar dari sini 
 

Pagi itu masih gerimis. Aku melangkahkan kakiku menyusuri jalan dengan payung  merahku. Tak kugubris gerimis yang masih rajin membasuh bumi. Celotehan dan kepolosan anak-anak di yayasan anak  penderita HIV  membuatku tetap melangkahkan kakiku walau gerimis masih mengurungku di perjalananku. Tapi anak-anak itu selalu membuatku rindu untuk datang kembali. Kulihat rumah berjendela kuning sudah tampak di depan mataku, anak-anak mulai berlarian menyambutku saat kutiba di depan pagar. Kusalami satu persatu anak-anak mungil dengan segala  celotehannya.
            “ Assalammualaikum adik-adik,”sapaku
            ‘Waalaikum salam kak Mira,” kata mereka serempak.
            “Aku kira kak Mira gak datang,” kata Safa dengan celotehnya yang cadel. Aku menggendongnya ke dalam dan kupeluk erat tubuhnya. Aku mulai mengajarkan anak-anak baca tulis.

            Masih terbayang malaikat mungilku harus pergi karena penyakit HIV yang dia derita saat baru dilahirkan. Aku baru tahu kalau aku tertular HIV saat aku mengandung. Aku tahu suamiku pernah terjerat narkoba , apa ini hukuman bagi keluargaku???? Sungguh beban berat harus kupikul, cercaan dan hinaan dan semua menjauh dariku. Angel malaikat mungilkulah yang membuatku bertahan hidup walau harus banyak pandangan mencibir dari banyak orang. Tak berapa lama berselang aku harus kehilangan suamiku yang pergi karena HIV. Tak ada lagi tempat kubersandar untuk mengurangi rasa sedih lagi, tak ada lagi yang mau mendengarkan suara hatiku . Aku ingat kata-kata terakhirmu untuk menjaga Angel agar dia bisa tumbuh jadi gadis yang cantik. Tapi semua itu sia-sia , setelah harus berbaring sakit di rumah sakit selama enam bulan , Angel harus meninggalkanku dalam kesendirian dalam usianya yang masih dua tahun.

            Kini aku berdiri di sini dengan anak-anak yang positif HIV yang dibuang oleh keluarganya. Bocah cilik yang tak punya dosa harus terpinggirkan karena sakitnya. Sungguh miris hatiku. Aku memandang wajah mereka, terasa sakit di hatiku melihat dan merasakan nasib mereka. Aku melihat jiwa Angel ada di hati anak-anak itu. Kuabdikan diriku untuk anak-anak ini sebagai bingkisan  cintaku untuk Angel. Biarlah Angel tenang di surga sana , akan kukirim bingkisan  cinta buatmu melalui anak-anak malang ini.......

4 komentar:

Jalan Seru Says:
18 Juni 2019 pukul 02.46

Haduh kok ceritanya sedih banget

Tarry Kitty Says:
18 Juni 2019 pukul 04.35

Sedih bacanya mbak

Jadi ingat, teman SD yang meninggal beberapa tahun lalu karena HIV, tertular dari suaminya. Beruntung anaknya tidak tertular. Jadi bisa hidup layaknya anak2 pada umumnya.

Tira Soekardi Says:
18 Juni 2019 pukul 12.15

jalan seru, bikin sedih ya

Tira Soekardi Says:
18 Juni 2019 pukul 12.17

sedih ya mbak tarryi kalau denger orang yg terkena HIV krn kesalahan orang laim

Posting Komentar