Salah Kamar

Sabtu, 03 April 2021

 

 
gambar dari sini

Dede pagi itu agak malas mengantar anaknya Fahrul ke sekolah taman kanak-kanak. Ini ada hubungannya dengan mamanya Chika yang selalu mendominasi dalam percakapan ibu-ibu yang menunggu di sekolah.  Dan mulutnya akan nyerocos terus menerus tiada henti hanya untuk mengumbar kekayaan yang dimilikinya. Dede tahu bukan hanya dia saja yang gak suka banyak ibu-ibu yang lain juga gak suka dengan mama Chika. Dede mendorong Fahrul cepat masuk ke dalam kelas, dia sendiri beranjak ke belakang sekolah. Duduk di dekat pagar yang tertutupi pohon yang berada di sisi jalan. Ah, mending aku di sini saja, lebih aman dari suara mencicit mama Chika. Tapi yang berpikiran seperti Dede bukan hanya dirinya. Dede melihat beberapa ibu datang menghampiri dirinya.

            “Loh, kok kemari . Gak di depan?” tanya Dede.

            “Emang mama Dede ngapain di sini? Pasti menghindar mama Chika kan?” Dede tak bisa berkelit lagi. Justru dia di sini untuk menghindar dari mama Chika. Dan mulailah gosip pagi  hari ini tentang mama Chika. Beberapa ibu kurang percaya tentang seringnyaberpergian ke luar negeri. Bahkan mereka selain menyangsikannya juga terasa ada rasa iri dari suara-suara ibu-ibu.

            “Sudahlan ibu-ibu, mau mama Chika ke luar negeri kan itu bukan urusan kita,”tegur Dede.

            “Duh, mama Dede aku sih gak iri sama mama Chika, Cuma gak suka saja cara dia bercerita, ada kesan sombong,”cetus mama Friska dengan nada marah. Hampir semua ibu-ibu di sini menganggukan kepala tanda setuju apa yang dikatakan mama Friska. Dede hanya mengangkat bahunya setelah dia disudutkan oleh ibu-ibu.

 

            Sore hari Dede menceritakan tentang mama Chika yang suka berlibur berdua dengan suaminya . Suaminya sedikit  terusik dengan cerita Dede.

            “Emang kamu mau kita bulan madu?” Dede tiba-tiba saja tersentak kaget, tak menyangka suaminya menanyakan tentang keinginan untuk bulan madu.

            “Benar mau ngajak bulan madu?” tanya Dede sangsi. Suaminya mengangguk dan bilang kalau Dede mau minggu ini juga bisa berangkat. Dede hanya melongo. Walaupun suaminya hanya menjanjikan bulan madu di dalam negeri saja tapi tetap membuat Dede sumringah. Apalagi Fahrul akan dititipkan di rumah ibunya. Dan esoknya Dede bisa berceritadan membanggakan pada ibu-ibu lainnya kalau dia juga akan bulan madu sama seperti mama Chika. Semua ibu-ibu memandang Dede dengan pandangan iri. Ada perasaan bangga pada dirinya. Semua ibu-ibu iri padanya....

            “Wah, akhirnya mama Dede bisa bulan madu juga ya? Kapan aku ya?” tanya mama Budi dengan suara yang nyaris tak terdengar. Dede menatap mereka . Ah, suaminya begitu baik pada dirinya.

 

            Dede tak peduli dia mau diajak kemana oleh suaminya. Yang penting bagi dirinya dia bisa berepergian ke luar kota berdua saja dengan suaminya. Bahkan suaminya sudah meminjam mobil kantor untuk berpergian minggu ini. Dede mengembangkan senyuum manis untuk suaminya. Tujuannya adalah Guci tempat wisata di daerah Tegal ini adalah tempat yang asri dengan pemandian air panas. Berhubung aku belum pernah ke sana dan jarang sekali suami mengajak berpergian berdua. Ini sudah cukup membuatku gembira. Setibanya di sana, tampak perbukitan yang melatarbelakangi tempat wisata ini. Pepohonan pinus tampak menjulang.

            “Kita cari penginapan dulu ya. Baru jalan-jalan,”tukas suaminya. Dede memandang hamparan alam yang indah di sisi kiri dan kanannya. Dede menunggu di dekat mobil sementara suaminya mencari penginapan. Pandangan matanya menyelusri alam yang terbentang indah. Suaminya tampak menghampiri dirinya dan memeleuk pinggangnya Dede dan menagjaknya untuk berjalan-jalan. Terasa hangat di hati Dede. Sudah lama dia tak berjalan-jalan berdua dengan suaminya. Kalau dipikir sejak menikah Dede tak penah berjalan berdua lagi. Kini hatinya mendadak gembira . Pikirannya melambung tinggi dan membayangkan malam nanti   dia bisa bercumbu dengan suaminya. Ah, Dede melayang-layang . Seperti layaknya pengantin baru.

 

            Lelah berkeliling –keliling sesiangan tadi membuat tubuh Dede lemah dan membaringkan tubuh lelahnyadi kasur sungguh membuat dirinya nyaman. Dede melihat suaminya keluar dari kamar mandi. Tubuhnya yang langsing  dan sedikt bulu di dadanya membuat hati Dede berdesir. Pandangan matanya lurus menatap tubuh suaminya. Perasaan hangat mulai terasa , saat suaminya mulai menyentuh tubuhnya perlahan. Dede mulai merasakan seluruh tubuhnya bergetar. Dan Dede terhanyut dalam pelukan dan kehangatan . Tapi baru beberapa saat, pintu digedor dari luar.

            “Buka!” teriak seseorang dari luar.  Dede cepat menutup tubuhnya dan suaminya membuka pintu. Dede ternganga. Dede melihat pria yang memakai pakaian satpol PP bersama dengan yang lainnya berada di depan pintu kamarnya.

            “Ada apa ya?”

            “Ini  penggerebekan penginapan ini yang diduga sarang prostitusi,”cetusnya. Dede makin ternganga. Tak menyangkapenginapan yang dipilih suaminya ini tempat prostitusi. Suaminya menunjukkan KTPnyadan KTP Dede. Petugas itu memandang mereka berdua dengan pandangan yang aneh.

            “Maaf. Kami tak tahu kalau anda berdua suami istri.” Mereka berlalu dari hadapan mereka. Dede dan suaminya saling memandang dan tersenyum kecut.

            “Maafkan aku ya. Hanya penginapan ini yang bisa aku pesan,”tukasnya. Dede  tak menyalahkan suaminya, dia sudah cukup bahagia karena suaminya mau berusaha untuk mewujudkan mimpinya untuk bisa bulan madu. Walau bulan madu kali ini gagal total, Dede tetap bahagia. Tiba-tba saja mereka berdua tertawa bersamaan. Saling berangkulan. Kejadian yang tak disangka-sangka datang pada saat mereka  berbulan madu. Tawa mereka bergema di sudut penginapan remang-remang itu.........

 

           

5 komentar:

Tanza Erlambang - Sawan Fibriosis Says:
4 April 2021 pukul 04.20

untung bawa KTP ....hehehe

Nice story.... thank you for sharing

Tira Soekardi Says:
4 April 2021 pukul 12.13

sama2 mas tanza

Lisdha Says:
5 April 2021 pukul 23.32

hihihi...lucu bund :)
Plot twist

innoviebercerita Says:
7 April 2021 pukul 03.27

Waduh...pengalaman tak terlupakan tu ya kalau beneran terjadi hehe. Nice story, Mbak

Tira Soekardi Says:
7 April 2021 pukul 12.13

sayangnya hanya fiksi

Posting Komentar