Buntung

Senin, 15 Agustus 2022

 

Gambar dari sini

Andri masih duduk di jembatan. Sudah sedari siang ia berada di sana. Untuk pulang ke rumah ia malas, karena pasti seisi rumah menanyakan apakah dia sudah mendapat pekerjaan . Andri sudah melamar ke sana kemari tapi belum saja dia mendapatkan pekerjaan yang ia inginkan. Beberapa teman menawarkan kerja di toko, usaha kecil mereka tapi Andri belum mau karena dia mau yang lebih dari itu. Sampai akhirnya dia kesulitan mencari pekerjaan dan kembali ke teman-teman yang menawarkan pekerjaan tapi sayangnya mereka sudah ada pekerjanya atau ada yang menolaknya karena dia dulu menolak pekerjaan itu. Seharusnya dia mematuhi nasehat temannya untuk jangan pilih-pilih pekerjaan apalagi hanya lulusan SMK. Dan kini Andir hanya gigit jari. Dia ingin pulang takut mengecewakan keluarganya. Banyak orang lalu lalang di jembatan itu. Kendaraan hilir mudik dan orang-orang lalu lalang di sana. Andri melihat pengemis di sana duduk dengan kaki yang sepertinya lumpuh karena di sisinya ada kruk . Sedari tadi dia melihat orang-orang yang lewat di sana memberikan uang pada pengemis itu. Hari sudah mulai gelap tapi Andri belum mau beranjak dari sana. Tiba-tiba ia melihat sesuatu yang membuat dirinya diam sejenak. Pengemis itu mencopot celana kedombrangnya . ternyata dia tidak cacat dia masih bisa berjalan . Dia melenggang santai sambil membawa tas usangnya yang tentunya isinya banyak. Andri termenung.

 

Ibunya mulai mengomel karena Andri belum saja mendapakan pekerjaan. Apalagi adiknya butuh uang buat bayar SPP yang masih nunggak. Ternyata lahir dari orang gak punya itu menyedihkan, mau tak mau harus jadi tulang punggung keluarganya setelah lulus. Andri sudah putus asa dan desaakn ibunya begitu kuat. Akhirnya Andri memutuskan dia mau seperti pengemis itu. Dia datang pagi-pagi setelah solat subuh, untuk mempelajari semuanya. Benar saja tak berapa lama pengemis itu menekuk kakinya dan memasukan ke celana yang gombrang dan mulai duduk di sana. Aksinya dilakukan saat hari msaih gelap. Andri pulang dan mulai merancang akan melakukan hal yang sama tapi di kota lain.

            “Bu, aku sudah dapat pekerjaan.”

            “Ah, syukurlah, dimana?” tanya ibunya

            “Di  pabrik bu tapi ada di Sumedang.”

            “Jauh dari sini, tapi gak apa yang penting kamu dapat kerjaan,”tukas ibunya senang. Ibunya sampai berhutang ke tetangganya agar bisa digunakan aku saat belum dapat gajian. Andri terhenyak sejenak. Ah, semoga saja utang itu bisa dikembalikan.

 

Jadilah Andri pengemis di dekat jembatan. Dia datang setelah subuh dan pulang setelah mulai gelap. Ternyata hasil yang dia dapat cukup banyak , malah berlebih. Andri mulai mengumpulkan uangnya sedikit demi sedikit. Sebagian ia berikan ibunya untuk membantu keuangan keluarganya sebagian buat dirinya dan ditabung. Dan Andri kini sudah memiliki ponsel yan cukup bagus. Tenyata sangat mudah mendapatkan uang dengan mengemis.

 

Saat pulang Andri menjadi bak pahlawan dan menjadi kebangaan ibunya. Andri tersenyum kecut , semoga ibunya tak tahu dia mendapakan uangnya dari mana. Hidup terus berlanjut . Sepandai-pandainya tupai meloncat akhirnya jatuh juga. Hari itu hari apes bagi Andri karena ada razia oleh satpol PP kepada pengemis dan tuna wisma. Andri belum sempat berlari menyelamatkan diri tapi dirinya sudah ditangkap. Dan kebongkarlah kebohongannya. Orang-orang yang melihatnya mulai mencaci maki dan ada yang malah melempari dengan batu . Muka Andri babak belur. Andri banyak diberitakan di televisi , koran dan nama dia menjadi viral karena kebohongannya. Kini Andri hanya terduduk lemas di lembaga sosial.Andri terduduk lemas. Mungkin dia tak akan pernah datang lagi ke rumahnya. Dia malu untuk pulang.

0 komentar:

Posting Komentar