Celotehan di Pagi Hari

Kamis, 23 Januari 2014


Saat aku berceloteh di pagi ini, aku masih saja melihat tubuhnya bekelebat
di depan mataku
sekarang aku masih bisa menyandarkan kepalaku pada bahunya
sambil kuceritakan betapa kucinta dirinya
sambil kukeluhkan  rasa takutku
Masih saja ku berceloteh pagi ini dengan ditemani secangkir teh hangat
dan kuceritakan cerita seorang sahabat
yang ditinggal pergi suaminya
kala dia sudah tak dapat memberikan  kehangatan lagi
kala  sakit menderanya

Ku genggam jemari tangannya, kukatakan apa cintamu
akan terus mengalir  dalam jiwaku,
mewarnai  detak-detak kehidupan  rohku
saat mata kelamnya yang selalu meneduhkan rasa kawatirku
menghangatkan sebongkah cinta yang masih betah tinggal di rongga dadaku
Celotehan pagi ini, membuatku sadar dari bayang-bayang ketakutan
bahwa cintamu tak kan berubah
sampai kapanpun
kini aku masih bersandar dalam bahumu
menikmati cintamu yang  selalu berembun membasahi segumpal keabadian

Medio:23 Januari 2014
Saat mendengar seorang sahabat yang ditinggalkan oleh suaminya saat sakit mendera .
 

2 komentar:

Unknown Says:
23 Januari 2014 pukul 19.04

membuat kita lebih bersyukur msh ada bahu seseorang untuk kita bersandar ya mak tira...

Tira Soekardi Says:
24 Januari 2014 pukul 14.09

betul mak Irowati, bersyukur dpt pendamping yg mau sama -sama berbagi suka dan duka

Posting Komentar