Saat aku
berceloteh di pagi ini, aku masih saja melihat tubuhnya bekelebat
di depan mataku
sekarang aku
masih bisa menyandarkan kepalaku pada bahunya
sambil
kuceritakan betapa kucinta dirinya
sambil kukeluhkan rasa takutku
Masih saja ku
berceloteh pagi ini dengan ditemani secangkir teh hangat
dan kuceritakan
cerita seorang sahabat
yang ditinggal
pergi suaminya
kala dia sudah
tak dapat memberikan kehangatan lagi
kala sakit menderanya
Ku genggam jemari
tangannya, kukatakan apa cintamu
akan terus
mengalir dalam jiwaku,
mewarnai detak-detak kehidupan rohku
saat mata
kelamnya yang selalu meneduhkan rasa kawatirku
menghangatkan
sebongkah cinta yang masih betah tinggal di rongga dadaku
Celotehan pagi
ini, membuatku sadar dari bayang-bayang ketakutan
bahwa cintamu
tak kan berubah
sampai kapanpun
kini aku masih
bersandar dalam bahumu
menikmati
cintamu yang selalu berembun membasahi
segumpal keabadian
Medio:23 Januari 2014
Saat mendengar seorang sahabat yang ditinggalkan oleh suaminya saat sakit mendera .
2 komentar:
23 Januari 2014 pukul 19.04
membuat kita lebih bersyukur msh ada bahu seseorang untuk kita bersandar ya mak tira...
24 Januari 2014 pukul 14.09
betul mak Irowati, bersyukur dpt pendamping yg mau sama -sama berbagi suka dan duka
Posting Komentar