Kadang awan nafsu
masih menggoda setiap insan akan harta orang lain
Mengulas rasa
iri yang terpendam dalam sepetak hati
Yang tak tahu
bersyukur....
Membeku dalam
dinginnya kalbu bersembunyi dan merongrong tanpa kata
Bayang-bayang
rejeki orang lain mengulas kesah yang tak berujung
Hanya cerita
–cerita yang menyatu dalam kegelisahan
Cobalah tanyain
dirimu , sampai saat ini
Masih hidupkah?
Masih sehatkah?
Masih
bahagiakah?
Mengapa lagi
masih kau pertanyakan rejekimu
Itu semua sudah
menjadi bagianmu yang kau dapat dari rejekimu dari Tuhan.
Masih
kurangkah??????
Memang
bayang-bayang fatamorgana di seberang sana sering menggoda
Rasa yang
terlihat indah disuguhkan untuk membuat sulur-sulur rasa iri
Tapi rejeki tak
pernah tertukar sekecil apapun
Menisik rejekimu
yang kecil dengan ucap syukur
Lebih berharga
untuk disyukuri
Sampai kita
dapat melukis hari ini dengan rasa syukur akan rejeki kita...
Cirebon,23 Mei 2014
Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway Yuk Menulis Part 2
10 komentar:
22 Mei 2014 pukul 19.09
Puisinya dalam mak. Aku gak bisa bikin puisi. Susyah tapi aku suka baca puisi
22 Mei 2014 pukul 20.36
Yup .. rejeki tak kan pernah tertukar
23 Mei 2014 pukul 23.32
mak Ade, apa saja bisa saya buat puisi, lagi kesel saja bisa jadi puisi, he,he..
23 Mei 2014 pukul 23.33
betul mak Mugniar, kita sudah punya rejekinya masing2 dan patut disyukuri
29 Mei 2014 pukul 19.33
Hai. Puisi yang indah.
rezeki memang tak pernah nyasar :D
30 Mei 2014 pukul 15.55
wah, ini ada yg punya gawe, kedip2 mata ah, ngarep.com
1 Juni 2014 pukul 05.58
puisinya keren mbak. maknanya dalem :)
1 Juni 2014 pukul 15.18
makasih ya, salam kenal
10 Juli 2014 pukul 23.10
weeeeh syahduuu puisinya
11 Juli 2014 pukul 14.23
makasih mas
Posting Komentar