Bayang Hitam Di Sudut Gaza

Rabu, 16 Juli 2014


Aku masih berdiri di bawah pohon beringin di tepi jalan raya
Entah mengapa di seberang jalan aku melihat bayangan hitam yang berkelebat di hadapanku, kudekati bayang hitam itu....
Tercium bau anyir darah yang berceceran , tergantung sepotong tangan di dahan pohon, tercipta suasana mencekam dalam peperangan yang mengharu biru
Aku tak mampu lagi mencium aroma yang menjemputku dalam kegelisahan dan kesedihan yang menyeruak di kalbu
Hanya tetesan air mata yang terus mengalir, aku masih berjalan menyusuri mayat-mayat diantara angkara nafsu biadab dari manusia yang tak punya hati
Inikah wajah seorang manusia???????

Sudut nafasku hampir habis saat aku mendengar erangan yang membuat ngilu sanubari ini menggantung dan membuat goresan luka
Parut luka itu menghantam dinding hati , seperti pusaran-pusaran ketakutan dari ibu-ibu dan anak-anak yang mulai berteriak dan menangis
Tangisan itu mengiris hati , mencipta kelambu-kelambu yang mulai menutupi mereka dengan granat dan bom, terlumat habis semua dengan sekali tembakan!!!!
Berkalungkan pilu kutatap mayat-mayat itu , binar mata yang mulai meredup tak kuat menatap kesah yang terkemas dalam bingkai kematian
Ingin kutamatkan kesah ini tapi aku tak mungkin melumuri tanganku untuk membalaskan kematian orang –orang tak berdosa.

Tersentak aku , ternyata aku masih ada di bawah pohon beringin menanti angkotku datang tapi semua persitiwa itu jelas terlihat oleh mata hatiku
Hanya doa yang kukirim lewat sang bayu yang mungkin dapat menghantarkan rapalan doaku untuk orang-orang disana
Ujung riak kesedihan , biarlah nanti digantikan dengan sisiran lembut dari anugerah Ilahi yang akan manjakan batin menuju kemenangan dalam cintaNya
Tabahkanlah hatimu kawan , bersama kepingan asa, dan doa umat dunia  dapat membasuh duka dan lara yang memenuhi hati
Pilar-pilar doa yang terus mengalir dan uluran tangan yang memeluk dukamu, mudah-mudahan menjadi pengoabat hatimu , kawan.

Cirebon,17 Juli 2014
Duka bagi kawan di Jalur Gaza

18 komentar:

Cerpen Cinta Islami Says:
16 Juli 2014 pukul 17.40

sudah pernah ke gaza? kok seolah olah mengalami suasana yang benar di gaza? *paling sih apa ya?

salam blogwalking

angkisland Says:
16 Juli 2014 pukul 17.54

Subhanallah menyentuh sekali nih mbak nice post ^-^

Farichatuljannah Says:
16 Juli 2014 pukul 18.26

melihat di tv saja mendengarkan berita masyaAllahhhhhhh....... Allah selalu bersama mereka....

Hariyanto Wijoyo Says:
16 Juli 2014 pukul 20.20

bangsa Yahudi adalah bangsa yang tidak takut pada TUHAN, sama TUHAN saja mereka berani melawan,,,,apalagi kepada sesama manusia...semoga penduduk GAZA cepat terlindungi oelh SANG KHALIQ dari amukan kaum YAHUDI...
keep happy blogging always...salam dari Makassar :-)

Indra Kusuma Sejati Says:
16 Juli 2014 pukul 22.56

Puisinya oke banget Mba, jadi tersentuh. Naumun, kalau melihat dan menikapi problematika di Gaza ikut prihatin. Namun, apa yang telah di tetapkan di dalam ktab suci sepertinya sudah tidak bisa di rubah sampai kapan pun..

Salam

Ando AJo Says:
17 Juli 2014 pukul 01.10

tulisan yang menyentuh mbak ^_^ semoga kedamaian cepat terwujud di bumi Gaza, juga di semua negeri di dunia ini, aamiin

Anonim Says:
17 Juli 2014 pukul 10.37

manteb puisinya

Tira Soekardi Says:
17 Juli 2014 pukul 14.45

Mas Ando, betul semoga kedamaian terwujud disemua tempat di dunia juga

Tira Soekardi Says:
17 Juli 2014 pukul 14.47

betul mas Indra, kadang mris melihatnya , terbayang kalau kita berada di sana

Tira Soekardi Says:
17 Juli 2014 pukul 14.49

Betul mas Haryanto, tidak takut Tuhan berhati iblis

Tira Soekardi Says:
17 Juli 2014 pukul 14.52

yup mbak Icha, sedih ya

Tira Soekardi Says:
17 Juli 2014 pukul 14.59

makasih mas Angki

Tira Soekardi Says:
17 Juli 2014 pukul 15.02

Mas Muhammad belum pernah tapi membayangkan kalau saya ada di sana, krn gambar yang banyak dilihat kadang sering menjadi bayang2 tersendiri di hatiku, jadi kubuat puisi ini

Tira Soekardi Says:
17 Juli 2014 pukul 15.05

makasih intreior

Hariyanto Wijoyo Says:
1 Agustus 2014 pukul 02.39

selamat lebaran..mohon maaf lahir batin,
keep happy blogging always..salam dari Makassar :-)

Tira Soekardi Says:
1 Agustus 2014 pukul 23.56

selamat lebaran juga mas, mohon maaf lahir dan bathin

Unknown Says:
9 Oktober 2014 pukul 23.21

Puisinya inspiratif dan sangat menyentuh. Terus semangat berkarya mba...!!!!!

Tira Soekardi Says:
11 Oktober 2014 pukul 14.19

makasih mas Agit, senang ada yang mengapresiasikan puisiku

Posting Komentar