Malam
menyisakan sepi saat aku susuri tepi jalan di atas jembatan Situ Nurbaya
sinar kerlap-kerlip dari lampu-lampu kapal
berpijar mewarnai gulitanya malam
lampu-lampu
yang berjejer tak mengurangi pekatnya malam itu
hanya
desiran angin yang terdengar sayup-sayup
Berjalan
bersisian yang meleburkan kesunyian dalam dera malam yang kian larut
hanya
ditemani kerlap-kerlip lampu
kapal-kapal
bersisian meromansakan indahnya malam itu
sungguh
aku melenggang bersama keindaham malam itu
Kata-kata
yang terucap seperti ditelan angin malam yang semakin membesar
dan
menerbangkan rambut-rambut halus di keningku, aku masih berdiri di atas
jembatan
sambil
masih kutatap legamnya malam dengan hiasan lampu-lampu
mencipta
pesona tersendiri dalam sunyinya malam
Kelam
Sepi
Gelap
Hanya
suara angin dan air yang beriak menemani malamku di sana
Cirebon,
20 Oktober 2014
Saat
malam-malam berada di atas Jembatan Siti Nurbaya Padang
12 komentar:
19 Oktober 2014 pukul 21.04
ciee mamah hehe.. suaminya suruh temanin aja mah hehe biar gak sepi hehe
19 Oktober 2014 pukul 21.14
sudah ditemani terus, sekarang seperti permen karet nempel terus kemana-mana
19 Oktober 2014 pukul 21.28
Mbak Tira kalau ditemanin kan jadi lebih romantis prosanya. Hehe
19 Oktober 2014 pukul 21.30
cakeepp... :D
19 Oktober 2014 pukul 21.38
iya ya mbak Sofia, kerlap-kerlip lampunya itu membuat suasana hati jadi terasa nyaman
19 Oktober 2014 pukul 21.38
mbak Icha, indah ya walau malam hari
19 Oktober 2014 pukul 21.40
Nice poem Buk.
Kunjungan pertama di blog ini. follow juga ya buk: pakjudge.blogspot.com
19 Oktober 2014 pukul 21.47
sama-sama mas Hakim
19 Oktober 2014 pukul 21.59
malam yang indah...
20 Oktober 2014 pukul 09.35
ini kampung saya buk hehehe..
20 Oktober 2014 pukul 14.34
mas Adi, memang malam yang indah dan bintangpun sedang bernyayi
20 Oktober 2014 pukul 14.35
mbak Chintya, kampungnya aku suka banget , itupun baru kota padang, bukittinggi dan batusangkar itupun belum semuanya dan alamnya indah
Posting Komentar