Mataku
perlahan terbuka dan aku merasakan tubuhku ringan dan aku mulai melayang di
udara. Seketika aku begitu terkejut dan aku mulai memukul kepalaku apa aku
hanya bermimpi atau tidak. Aku semakin tinggi melayang dan aku terbelalak kaget
saat aku melihat tubuhku ada di ruang
tengah rumahku dan aku sedang ditangisi keluargaku. Apa aku sudah meninggal
???? Mengapa aku bisa melayang, apa ini rohku????? Aku bingung, aku turun
mendekati tubuhku, aku melambai pada mama yang menangis tapi mama tak
menghiraukanku. Aku tepuk pundak mas
Indra tapi mas Indra hanya menoleh dan kembali menundukan kepalanya. Aku
menatap tubuhku dan banyak luka dan lebam dan kepalaku tampak rusak dan banyak
sisa –sisa darah. Tiba-tiba tubuhku diangkat dan dimandikan. Aku memejamkan
mataku dan aku baru ingat , mengapa tubuhku penuh luka dan kepalaku bocor. Ini
semua gara-gara Randy, kalau saja Randy tak mengambil jaket kulit kesayanganku,
mungkin kecelakaan itu tak mungkin
terjadi. Saat aku tahu jaket aku diambil
Randy dan aku berusaha mengambil jaketku tapi Randy merasa dia duluan
yang memesan jaket tersebut pada Lila, bukan aku. Saat tahu Randy sudah keluar
naik motornya aku kejar motornya . Karena emosi yang memuncak aku tak melihat
kalau dari arah yang berlawanan ada mobil yang juga melaju kencang dan akhirnya
menabrakku. Aku merasa tubuhku terpental jauh dari motorku dan jatuh terlentang
, kepalaku membentur aspal. Memang saat itu aku tak menggunakan helm dan aku
tak sadarkan diri.
Kini aku melihat tubuhku sudah
dibalut kain kafan, mama masih menangis di sisiku. Aku melayang ke tempat
tidurku, aku merasa rindu dengan kamarku.Jika aku pergi siapa yang akan
menempati kamarku???? Aku melihat banyak foto-foto aku saat mendaki gunung
bersama komunitas pencinta alam. Aku memegang foto saat aku berhasil mendaki
gunung Semeru, aku tersenyum mengingatnya. Tiba-tiba pintu terbuka dan aku
melihat Sisi adikku terpana sesaat dan berteriak .
“Ada apa sisi?” tanya papa. Sisi
menunjuk diriku, apa adikku bisa melihat diriku????
“Lihat foto mbak Anya melayang,” teriaknya.
Aku tersadar, aku cepat mengembalikan foto tersebut di dinding kamarku. Aku
menatap wajah-wajah yang tampak ketakutan.
“Apa mbak Anya lagi ada di kamarnya ya pah?’” tanya Sisi ketakutan.
Aku terdiam lama menatap keluargaku yang tak mungkin lagi aku bisa bersama
dengan mereka. Esoknya aku melihat tubuhku diturunkan ke lubang kuburanku,
tangis mama masih terdengar.Aku melihat papa berusaha menenangkan mama, mas
Indra dan Sisi menaburkan bunga dengan kepala tertunduk. Aku melihat teman-temanku
juga berada di pemakamanku. Aku mendekati Randy dan kutepuk bahunya.
“Apa-apa sih elu , jangan sentuh gue
tahu,” tegur Randy pada Saga. Saga heran karena dia tak merasa menepuk pundak
Randy. Aku mulai menakut-nakuti Randy bagaimanapun dialah penyebab
kecelakaanku. Aku bisikan sesuatu pada telinganya.
“Gara-gara gue ngejar elu, gue kecelakaan
dan elu harus balikin tuh jaket ke keluarga gue. Kalau enggak elu bakalan ikut
aku mati !” Aku tertawa geli saat Randy mulai ketakutan., Randy tampak gelisah,
gemetar tubuhnya dan sebentar-bentar menoleh ke belakang.
“Ada apaan elu bolak-balik menoleh
kemari sih,”tukas Saga jengkel. Randy tampak semakin gemetar dan takut. Aku
tertawa lebar, rasain Randy!!!!! Tak lama kemudian satu demi satu orang-orang
berlalu dari makamku, tinggal aku sendirian di depan makamku sendiri dan aku
mulai merasa takut. Apa yang akan terjadi pada diriku setelah ini?????
Tiba-tiba aku melihat sinar begitu
terang di langit dan tampak ada lubang di langit dan ada suara yang keras dari
sinar yang keluar dari lubang tersebut.
“Sudahkan kamu siap untuk masuk
lubang ini untuk mempertanggung jawabkan hidupmu di dunia. Kalau sudah siap,
silahkan masuk ke dalam lubang ,”suara itu menggema di telingaku seperti gendang
yang bertalu-talu dan terasa menampar pipiku. Aku sekarang baru merasakan kalau
aku tak banyak berbuat baik pada orang lain, lebih sering hura-hura dengan teman-temanku,
apakah aku berani masuk lubang itu sekarang??? Banyak pergolakan batin dalam diriku
saat ini.
“Aku belum siap. Beri aku waktu agar
aku bisa berbuat baik pada orang lain,”tukasku.
“Baiklah, berbuat baiklah dan itu
akan meringankanmu nanti saat kamu masuk ke mari.” Sinar dan lubang itu
tiba-tiba saja menghilang. Aku melayang-layang entah kemana, apa yang harus
kulakukan agar aku bisa berbuat baik pada orang lain????? Hampir seharian aku
mencari tapi aku belum mendapatkan siapa yang harus aku bantu. Aku duduk di bawah
pohon dan aku melihat nenek tua berjalan dengan wajah lesu.
“Nek, jualan apa yang di keranjang?
“ tanya seseorang yang mendekati nenek
tersebut, aku juga menghampirinya, tampak serabi dan gorengannya belum laku..
“Iya, ini belum laku-laku, padahal
uang hasil penjualan ini untuk bayaran sekolah cucuku,” tukasnya. Aku melihat
sekeliling ada beberapa tukang ojeg yang sedang mangkal dan aku tarik mereka ke
tempat nenek itu. Mereka langsung membeli serabi dan gorengan nenek. Aku
mencari orang lain lagi untuk aku ajak ke tempat nenek untuk membeli jualannya.
Tak lama kemudian jualan nenek habis dan uang yang didapat membuat nenek
tersenyum lebar.
Aku melihat wajah sumringah nenek
tua itu dan aku merasakan aku juga turut bahagia dengannya.Aku menatap punggung nenek yang berlalu dari hadapanku.
Kini aku lega sudah melakukan perbuatan baik rasanya bahagia sekali, mengapa
dulu aku tak pernah berbuat baik pada orang lain , kalau efek dari berbuat baik
itu begitu menyenangkan. Waktu aku berbalik, kembali aku melihat sinar dan
lubang di langit. Aku merasa lega dan aku siap untuk masuk ke lubang itu, aku
sudah berbuat baik walau terlambat tapi paling tidak aku sudah pernah berbuat
untuk orang lain. Selamat tinggal mama, papa , mas Indra dan Sisi, aku
baik-baik saja. Aku menatap langit dan mulai melayang dan menghilang dari bumi tempatku dulu tinggal.
Sumber gambar : http://websitedada0.wordpress.com/2012/02/26/kesepuluh-pertanyaan-yang-membahas-mengenai-ruh-orang-mati/
\
2 komentar:
28 November 2014 pukul 14.44
ahhhh saya ikutan melayang ni mah...sungguh mengalur indah mah...kerenn
30 November 2014 pukul 13.34
asal jangan ketakutan lihat yang melayang2
Posting Komentar