Masih
berselubung pilu saat hentakan sayap-sayap mulai patah
Entah
gemuruh yang ada dalam dada ikut merasakan tambataan duka bagi mereka
Tak
terasa air mata ikut mengalir bersama lorong-lorong bisu
Tanpa
kata hanya diam , tertinggal rasa yang bertutur dalam jiwa
Kesedihan
yang terperangkap dalam jiwa kosong hanya tatapan nanar di layar televisi
Menanti
kabar ...
Semua
terbungkus awan kelam menyelingkupi mereka yang menunggu
Meredam
gejolak yang tiada henti menuntaskan
keraguan
Ingin
mendulang warna pelangi di atas sana agar kabar gembira yang datang
Tapi
semau hanya impian, mimpi seperti terputus
Sampai
pada kenyataan yang membelah jiwa
Korban
mulai berjatuhan
Tersungkur
diantara duka , bermacam rasa yang
terkecap oleh mereka
Air
mata mulai membasahi sekujur wajah-wajah duka ,menjadi buih-buih air mata duka
Menguap
entah kemana , enggan tuk kembali
Semua
sudah nyata , dan tak mungkin kembali lagi
Hanya
doa-doa yang terdengar dari setiap sudut
hati berdengung indah
Sampai
kesadaran semua adalah takdir Allah yang tak terelakan
Cirebon
, 5 Januari 2015
Kedukaan
bagi keluarga yang ditinggalkan atas jatuhnya pesawat Air Asia
Sumber gambar : http://seen.co/event/air-asia--2014-2239/highlight/4768
4 komentar:
4 Januari 2015 pukul 19.04
terharu :(
4 Januari 2015 pukul 19.55
makasih mbak Nova
5 Januari 2015 pukul 05.01
Puisinya bagus meskipun kalau membacanya merasa berduka.
5 Januari 2015 pukul 13.04
makasih mas Jos, tentulah itu duka bangsa kita
Posting Komentar