Duka Air Asia

Minggu, 04 Januari 2015




Masih berselubung pilu saat hentakan sayap-sayap mulai patah
Entah gemuruh yang ada dalam dada ikut merasakan tambataan duka bagi mereka
Tak terasa air mata ikut mengalir bersama lorong-lorong bisu
Tanpa kata hanya diam , tertinggal rasa yang bertutur dalam jiwa
Kesedihan yang terperangkap dalam jiwa kosong hanya tatapan nanar di layar televisi
Menanti kabar ...

Semua terbungkus awan kelam menyelingkupi mereka yang menunggu
Meredam gejolak yang tiada henti  menuntaskan keraguan
Ingin mendulang warna pelangi di atas sana agar kabar gembira yang datang
Tapi semau hanya impian, mimpi seperti terputus
Sampai pada kenyataan yang membelah jiwa
Korban mulai berjatuhan

Tersungkur diantara duka  , bermacam rasa yang terkecap oleh mereka
Air mata mulai membasahi sekujur wajah-wajah duka ,menjadi buih-buih air mata duka
Menguap entah kemana , enggan tuk kembali
Semua sudah nyata , dan tak mungkin kembali lagi
Hanya doa-doa  yang terdengar dari setiap sudut hati berdengung indah
Sampai kesadaran semua adalah takdir Allah yang tak terelakan

Cirebon , 5 Januari 2015
Kedukaan bagi keluarga yang ditinggalkan atas jatuhnya pesawat  Air Asia

Sumber gambar : http://seen.co/event/air-asia--2014-2239/highlight/4768

4 komentar:

Nova Says:
4 Januari 2015 pukul 19.04

terharu :(

Tira Soekardi Says:
4 Januari 2015 pukul 19.55

makasih mbak Nova

Jos Bloko Says:
5 Januari 2015 pukul 05.01

Puisinya bagus meskipun kalau membacanya merasa berduka.

Tira Soekardi Says:
5 Januari 2015 pukul 13.04

makasih mas Jos, tentulah itu duka bangsa kita

Posting Komentar