Gambar dari sini
Pagi
itu masih gerimis. Aku melangkahkan kakiku menyusuri jalan dengan payung merahku. Tak kugubris gerimis yang masih
rajin membasuh bumi. Celotehan dan kepolosan anak-anak di yayasan anak penderita HIV membuatku tetap melangkahkan kakiku walau
gerimis masih mengurungku di perjalananku. Tapi anak-anak itu selalu membuatku
rindu untuk datang kembali. Kulihat rumah berjendela kuning sudah tampak di
depan mataku, anak-anak mulai berlarian menyambutku saat kutiba di depan pagar.
Kusalami satu persatu anak-anak mungil dengan segala celotehannya.
“ Assalammualaikum adik-adik,”sapaku
‘Waalaikum salam kak Mira,” kata
mereka serempak.
“Aku kira kak Mira gak datang,” kata
Safa dengan celotehnya yang cadel. Aku menggendongnya ke dalam dan kupeluk erat
tubuhnya. Aku mulai mengajarkan anak-anak baca tulis.
Masih terbayang malaikat mungilku
harus pergi karena penyakit HIV yang dia derita saat baru dilahirkan. Aku baru
tahu kalau aku tertular HIV saat aku mengandung. Aku tahu suamiku pernah terjerat
narkoba , apa ini hukuman bagi keluargaku???? Sungguh beban berat harus
kupikul, cercaan dan hinaan dan semua menjauh dariku. Angel malaikat
mungilkulah yang membuatku bertahan hidup walau harus banyak pandangan mencibir
dari banyak orang. Tak berapa lama berselang aku harus kehilangan suamiku yang
pergi karena HIV. Tak ada lagi tempat kubersandar untuk mengurangi rasa sedih
lagi, tak ada lagi yang mau mendengarkan suara hatiku . Aku ingat kata-kata
terakhirmu untuk menjaga Angel agar dia bisa tumbuh jadi gadis yang cantik.
Tapi semua itu sia-sia , setelah harus berbaring sakit di rumah sakit selama
enam bulan , Angel harus meninggalkanku dalam kesendirian dalam usianya yang
masih dua tahun.
Kini aku berdiri di sini dengan
anak-anak yang positif HIV yang dibuang oleh keluarganya. Bocah cilik yang tak
punya dosa harus terpinggirkan karena sakitnya. Sungguh miris hatiku. Aku
memandang wajah mereka, terasa sakit di hatiku melihat dan merasakan nasib
mereka. Aku melihat jiwa Angel ada di hati anak-anak itu. Kuabdikan diriku
untuk anak-anak ini sebagai bingkisan
cintaku untuk Angel. Biarlah Angel tenang di surga sana , akan kukirim
bingkisan cinta buatmu melalui anak-anak
malang ini.......
7 komentar:
2 Mei 2016 pukul 17.26
Penderita HIV itu harusnya jangan dihina dan dicibir, ya, mbak.. tpi mereka harus dirangkul agar hidup lebih baik..
2 Mei 2016 pukul 17.27
Penderita HIV itu harusnya jangan dihina dan dicibir, ya, mbak.. tpi mereka harus dirangkul agar hidup lebih baik..
2 Mei 2016 pukul 21.51
jadi ikutan sedih membacanya..
3 Mei 2016 pukul 01.58
miris banget ya mba, padahal yang bersalah adalah orangtuanya, tapi yang menjadi korban adalah anak-anak.
3 Mei 2016 pukul 13.36
betul mbak Eri masih ada diskriminasi untuk mereka
3 Mei 2016 pukul 14.15
iya mbak Nova , sedih memang
3 Mei 2016 pukul 14.20
iya mbak Merry makanya kita gak boleh mendiskriminasikan mereka
Posting Komentar