Diam

Minggu, 12 Juni 2016




              Aku hanya bisa menghela nafas berat setelah lama aku lelah untuk bicara. Bagaimana aku bisa diam disaat aku bisa melihat banyak tikus-tikus kecil seukuran kelas lurah yang menggigiti raskin untuk rakyat kecil?????. Masih terlihat peluh-peluh ibu-ibu harus mengantri beras yang sebetulnya mereka berhak mendapatkan lebih banyak dari itu. Bahkan mereka harus membayar dengan alasan untuk uang administrasi. Sungguh aku tak bisa diam.

            Aku mulai bicara, aku mulai protes. Dimanapun dan kapanpun mulutku tak pernah berhenti. Tapi apa yang aku dapat???? Penjara!!!! Sel busuk yang mengukung aku untuk beberapa hari. Katanya pencemaran nama baik!!!!. Apa yang aku cemar. Mereka yang mirip tikus busuk yang tak tahu malu. Berapa yang mereka ambil dari uang orang miskin. Tak tahu malu.

            Kini aku sudah lelah bicara, sungguh lelah. Bicaraku hanya seperti angin lalu yang tak membuat mereka sadar. Kini aku lebih memilih diam. Diam tanpa suara .Walau dada ini sakit sekali.Katanya diam itu emas....

4 komentar:

Robby Haryanto Says:
16 Juni 2016 pukul 17.11

Wah wah, satir terhadap pemerintah korup. Jangan lelah berjuang, mbak. Muhammad Ali selalu bertarung kembali ketika dia jatuh. *ini apa dah, sotoy banget gue*

Tira Soekardi Says:
17 Juni 2016 pukul 12.20

mungkin diam adalah salah satu cara protes karena sudah tak dapat lagi dengan perkataan

Unknown Says:
24 Juni 2016 pukul 03.19

wow info yang menarik kak kalau ingin tahu tentang cara membuat toko online yukk disini saja. terimakasih

Tira Soekardi Says:
24 Juni 2016 pukul 12.41

sama-sama

Posting Komentar