Cinta Selembar Tissue

Senin, 05 Maret 2018



Gambar dari sini 
 

         Mau tahu???? Aku hanya tissu yang ada di kamar seorang model terkenal di kota Jakarta. Entah mengapa aku mulai mengagumi model yang semakin kondang di jagad kota Jakarta. Namanya Dian. Saat  Dian membersihkan make up atau membersihkan wajahnya, aku selalu bersentuhan dengan kulitnya. Alangkah lembut kulitnya. Mulus. Tak ada bopeng sedikitpun. Aku sudah menjelajahi wajahnya. Mungkin para pria akan iri padaku yang hampir setiap hari mengelus wajahnya yang putih berseri. Kadang ada perasaan berdesir saat kulit halusnya menempel di tubuhku. Ada perasaan hangat di sekujur tubuhku. Mungkin banyak yang bilang aku bohong. Boleh tak percaya kok.  Rasanya ingin aku berubah menjadi pria yang bisa memeluknya setiap hari. Bercanda dengannya. Bercerita tentang banyak hal dan mengelus wajahnya . Aku jatuh cinta padanya. Ah, harapan yang konyol !!!!!

            Pagi itu aku kembali menikmati lembut kulitnya. Perasaan yang menjalar begitu hangat. Tampak pori-pori kulitnya yang aku sapu sehingga bersih. Tapi aku melihat hal yang berbeda dari wajahnya. Tak ada sinar yang tampak dari manik matanya. Ah, ada kantung hitam di bawah matanya. Apa gerangan yang terjadi denganmu sayang. Ingin sekali aku hibur dirinya. Sedang bersedihkah??? Atau ada yang dia pikirkan ????  Tiba-tiba kau menarik aku dari kotak tissu hampir berlembar-lembar . Dan aku terkejut melihat air matanya yang mengalir deras. Aku harus menghapus air matanya yang terus turun. Tubuhku mulai kaku tapi kau tetap mengusapkan aku di matamu yang indah. Aku ikut merasakan kesedihan yang kau alami... Ah, aku kesakitan saat tubuhku tergesek oleh hidungmu yang mancung Tapi tak mengapa semua ini demi kamu....

            Aku berada di tas  Dian. Dian duduk di sebuah cafe. Dian membuka tasnya dan aku bisa melihat suasana di kafe yang tak begitu ramai. Hanya beberapa pengunjung saja. Dian memakai kacamata hitam untuk menutupi matanya yang  sembab. Duh, sakitnya tubuhku saat tangan  Dian mengambilku dan meremas dengan keras. Selama ini dia tak pernah kasar padaku. Kini tubuhku sakit. Dia meremas sekali lagi tubuhku.
            “Sakit mbak,”keluhku. Dian tetap memandang ke arah pintu. Dari arah pintu masuk pria tampan mendekati  Dian. Pria itu duduk di hadapan  Dian. Aku cemburu. Pria itu membuatku sangat cemburu.
            “Aku minta putus,”tukas  Dian dengan suara bergetar. Aku kembali kesakitan . Tubuhku diremas begitu kuat. Tapi tak apalah aku ingin memberikan kekuatan baginya.  Pria itu menggelengkan kepala tanda tak setuju.
            “Kamu sudah mengkhianatiku. Kamu sudah pindah ke lain hati. Lebih baik kita sudahi saja ,:tukasmu . Kembali air matanya menetes perlahan. Aku menghapusnya perlahan. Aku ikut merasakan rasa sakit hatimu. Betapa hatimu telah disakiti pria yang duduk di depanmu. Ingin sekali aku tonjok wajahnya. Dan kau membersihkan hidungmu yang mulai basah. Aku rela kok membersihkannya. Kau mengambil kembali aku dari tasnya . Masih dengan suara bergetar , kamu meyakinkannya untuk pergi. Pria itu diam tak mau beranjak .
            “Kataku  pergilah. Jangan pernah menemuiku lagi,”  Aku melihatmu sudah pada batas yang tak bisa membendung lagi kesedihanmu. Tubuhmu bergetar , tangismu seperti nyanyian sendu. Hatiku ikut teriris mendengarnya. Pria itu berbalik dan menjauh darimu. Aku hanya ingin mendampingimu selalu. Jangan pergi  Dian. Tetaplah bersamaku. Aku akan tetap setia mendampingimu . Selalu. Apapun yang kau mau dariku, aku akan selalu melayanimu. Aku tersenyum  Aku akan selalu bersamamu. Selalu membelai wajahmu, menghapus tangismu dan aku tak akan peranh pergi darimu sedetikpun......
           

4 komentar:

Rahman Kamal Says:
5 Maret 2018 pukul 20.21

haduh, pilu deh :D

Noer Ima Kaltsum Says:
6 Maret 2018 pukul 06.16

Waaa, prianya masih kalah dengan tisu. Sip sip sip

Tira Soekardi Says:
6 Maret 2018 pukul 11.20

iya bikin sedih ya mas rahman

Tira Soekardi Says:
6 Maret 2018 pukul 11.21

iya lebih cinta tissuenya ya mbak noer

Posting Komentar