Duniaku, Aku Duniamu

Kamis, 24 April 2014


Tanah-tanah mulai mengering di saat hujan sudah mulai bosan turun
Air mulai banyak hilang dari akar-akar pohon yang mulai meranggas
Duniaku mulai tua.....
Saat duniaku mulai bermandikan dengan derita yang berkpanjangan
Tangan-tangan rakus mulai menggerogoti duniaku
Hanya ada butir air mata dari duniaku
Tetes demi tetes mengalir dengan kesakitan yang memilukan

Sang pemilik dunia telah memperingati umatNya
Tapi kerakusanlah yang menguliti kulit-kulit duniaku
Semakin terkoyak dalam rintihan
Duniaku mulai tua.....
Hanya terucap penyesalan yang panjang
Seteguk kehancuran yang mulai diramu
Sampai duniaku tak sanggup lagi menangis.

Cirebon 25 April 2014
Memperingati hari bumi 22 April 2104. Duniku sudah makin tua dan makin hancur karena ulah manusia.....

2 komentar:

Lembaran Baru Ku Says:
24 April 2014 pukul 23.51

Manusia (penghancur bumi)

Berinjakan tanah merah, hitam, coklat ciptaan-Nya
Berteduhkan atap langit, awan, semesta ciptaan-Nya
Mengahncurkan pijakan dan teduhannyat
Tak berani menghadap yang mencipta

Roboh, rapuh, hancur
Seakan tak mau tahu untuk siapa
Tak mau berpikir untuk apa
Seolah penguasa namun hanya sementara

Pertanggung jawaban akan dipinta
Atas semua perbuatannya didunia
Sang Pencipta mengingatkannya
Mereka hanya diam tanpa sepatah kata

Tangerang, 25 April 2014
Terinspirasi dari "Duniaku, Aku Duniamu".

Jaga lingkungan, lestarikan hutan, dan budaya Indonesia.
Merdeka!

Tira Soekardi Says:
25 April 2014 pukul 14.46

terimakasih kiriman puisinya, nice, salam bumi

Posting Komentar