Tanah-tanah
mulai mengering di saat hujan sudah mulai bosan turun
Air mulai banyak
hilang dari akar-akar pohon yang mulai meranggas
Duniaku mulai
tua.....
Saat duniaku
mulai bermandikan dengan derita yang berkpanjangan
Tangan-tangan
rakus mulai menggerogoti duniaku
Hanya ada butir
air mata dari duniaku
Tetes demi tetes
mengalir dengan kesakitan yang memilukan
Sang pemilik
dunia telah memperingati umatNya
Tapi
kerakusanlah yang menguliti kulit-kulit duniaku
Semakin terkoyak
dalam rintihan
Duniaku mulai
tua.....
Hanya terucap
penyesalan yang panjang
Seteguk
kehancuran yang mulai diramu
Sampai duniaku
tak sanggup lagi menangis.
Cirebon 25 April
2014
Memperingati
hari bumi 22 April 2104. Duniku sudah makin tua dan makin hancur karena ulah
manusia.....
2 komentar:
24 April 2014 pukul 23.51
Manusia (penghancur bumi)
Berinjakan tanah merah, hitam, coklat ciptaan-Nya
Berteduhkan atap langit, awan, semesta ciptaan-Nya
Mengahncurkan pijakan dan teduhannyat
Tak berani menghadap yang mencipta
Roboh, rapuh, hancur
Seakan tak mau tahu untuk siapa
Tak mau berpikir untuk apa
Seolah penguasa namun hanya sementara
Pertanggung jawaban akan dipinta
Atas semua perbuatannya didunia
Sang Pencipta mengingatkannya
Mereka hanya diam tanpa sepatah kata
Tangerang, 25 April 2014
Terinspirasi dari "Duniaku, Aku Duniamu".
Jaga lingkungan, lestarikan hutan, dan budaya Indonesia.
Merdeka!
25 April 2014 pukul 14.46
terimakasih kiriman puisinya, nice, salam bumi
Posting Komentar