Gambar dari sini
Waktu
aku melihat mas Dani memakai kemeja merah, aku menjerit tertahan. Rasanya
mataku mulai melotot dan ketakutan mulai menjalar di sekujur tubuhku.
“Ada apa Mirna?” tanyanya penuh
curiga. Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku begitu keras. Ah, mas Dani tampak
seperti berlumuran darah. Aduh kepalaku mulai terasa berdenyut keras. Dan
pandanganku mulai kabur.
Kembali
peristiwa itu terkuak kembali. Darah yang melumuri tubuh si mbok. Saat itu aku
masih kecil.Aku hanya ketakutan di pojok kamar . Hanya bisa menangis . Bapak
hanya terpaku sambil memegang parang di tangannya.Parang itu juga merah penuh darah
yang menetes dan tetesan darah itu begitu keras terdengar.
“Tes...tes...tes...tes.” Dan itu
membuatku ketakutan dan aku mulai terisak perlahan, takut didengar bapak. Bapak
sudah membunuh si mbok, hanya gara-gara mbok marah karena bapak kawin lagi. Aku
tersudut dalam ketakutan.
“Tolong jangan pakai kemeja itu mas?”
pintaku. Merah bagiku membuka luka lama.Luka yang sudah menggores hatiku sangat
dalam.
2 komentar:
3 Februari 2016 pukul 20.10
WADUH,TRAUMANYA TRAGIS BANGET YA...GIMANA KALAUPAS DATANG DARAHNYA,COBA?
4 Februari 2016 pukul 11.51
mas , kalau itu mungkin gak krn itu kan alamiah sdh kodratnya
Posting Komentar