Selamat Jalan Choky

Rabu, 13 Januari 2016




 Gambar dari sini

           Pagi itu aku masih melihat Choky. Masih terdengar ketukan di pintu. Aku tahu pasti Choky yang membangunkan aku.
            “Duh, masih pagi Choky,”tegurku. Aku melirik jam di atas meja riasku. Pukul 4 pagi. Ah , Choky selalu bikin aku kesal. Aku masih mengantuk tapi tampak senyum Choky  terlihat dari rambut-rambut ikalnya. Saat aku kembali berbaring dan menarik selimutku, Choky lebih cepat menarik selimutku.
            “Jangan Choky, aku mau tidur sebentar saja. Aku janji pasti bangun ,”tukasku sambil merebut selimutku. Tapi Choky tetap menggenggam selimutku erat-erat dan membuat selimut terjatuh . Aku menarik nafas dalam-dalam. Padahal aku baru tertidur jam dua belas malam, mataku masih ingin terpejam sejenak. Tanpa mempedulikan Choky aku mulai menutup mataku. Aku tak mempedulikan Choky, yang penting saat ini aku masih mengantuk dan ingin tidur. Tak lama aku tertidur kembali. Saat aku terbangun aku tak melihat Choky. Syukurlah!!!! Aku melihat jam pukul 8 pagi, aku ada janji dengan dosen jam 11 siang, masih ada waktu untuk bebenah diri dan sarapan.

Berangkat ke kampus , aku melupakan Choky. Tapi aku tak begitu mengkuatirkan Choky, dia sudah biasa ditinggal di rumah . Untungnya dosenku ada dan konsultasi skripsiku berjalan lancar. Hatiku gembira hanya sedikit revisi yang harus aku kerjakan. Beruntungnya diriku, banyak teman yang harus merevisi skripsinya begitu banyak bahkan ada yang harus mengulang kembali. Ah, aku mampir sebentar ke supermarket untuk membeli camilan buat Choky. Tadi pagi aku sudah kesal padanya. Camilan ini tanda maaf aku untuknya. Aku bergegas pulang , aku ingin memberi kejutan pada Choky. Rumah sepi. Aku mencari Choky. Tak nampak.
            “Choky...Choky,”teriakku ke seantero rumah. Tak ada yang menyahut. Apa Choky keluar rumah, tapi tadi aku lihat pagar tak terbuka sama sekali. Agak lelah mencari Choky , tapi tiba-tiba mataku melihat warna coklat yang teronggok di rumput halaman belakang rumah. Aku bergegas keluar dan melihat tubuh Choky terbaring.
            “Choky.” Aku memegang tubuhnya. Sudah dingin.
            “Choky,”teriakku. Aku tiba-tiba saja meraung keras dan memeluk tubuh Choky.
            “Choky, jangan pergi. Ini aku bawakan camilan kesukaanmu. Maafkan aku.” Aku menangis dan memeluk tubuh Choky.

            Sudah tiga hari Choky pergi, aku kehilangan sahabat kecilku. Walau dia hanya seekor anjing kecil tapi dia sahabatku terbaik. Choky selalu mengerti aku. Dia selalu menghiburku saat aku sedih dengan tingkahnya yang lucu. Dia selalu menemani saat aku belajar dengan berbaring di dekat meja belajarku. Ah, aku benar-benar kehilangan. Aku masih meneteskan air mataku saat aku teringat Choky. Ada sebagian dari jiwaku hilang bersama Choky. Ada rasa penyesalan. Mungkin terakhir saat Choky membangunkan aku itu saat dia pamit padaku atau mungkin dia sudah merasakan akan pergi.
            “Sudah Ratna, biarlah Choky pergi, toh kamu bisa cari anjing untuk dipelihara lagi,”tukas mama. Aku menggelengkan kepala. Choky tak bisa tergantikan dengan anjing apapun. Choky itu kesayanganku , dia yang menemaniku setiap hari. Maafkan aku Choky. Saat-saat terakhir aku tak berada di sisimu. Semoga kamu di sana hidup tenang bersama anjing-anjing lainnya. Di tempat yang indah dan nyaman. Selamat jalan kawan. Tunggu aku ya, kita akan bertemu lagi....

18 komentar:

Hariyanto Wijoyo Says:
13 Januari 2016 pukul 16.36

Banyak anjing lain serupa choky, tapi Choky asli cuma satu, tak trrgantikan dgn yang lain... nice story
Keep happy blogging always..salam dari makassar - banjarbaru

Pengobatan kanker pankreas Says:
17 Januari 2016 pukul 17.32

selamat tinggal choky semoga tenang disana

Tira Soekardi Says:
18 Januari 2016 pukul 13.25

iya Choky akan bahagia di sana

momtraveler Says:
18 Januari 2016 pukul 15.21

Hiks sedih...aku jg punya kucing prliharaan jd kebayang deh klo kehilangan sahabat kecil ini :(

WHIZISME Says:
18 Januari 2016 pukul 15.52

Semoga dapat choky2 yang baru dan lebih lucuk... Btw anjingnya itu jenis apa? Bulu2 nya itu lho...

Salam dari blogger rembang

WHIZISME Says:
18 Januari 2016 pukul 15.52

Semoga dapat choky2 yang baru dan lebih lucuk... Btw anjingnya itu jenis apa? Bulu2 nya itu lho...

Salam dari blogger rembang

Niki s Says:
18 Januari 2016 pukul 16.21

walaupun sekedar peliharaan tapi kalo kenal deket terus dijadiin udah kayak temen
kehilangannya sungguh menyakitkan
aduh bahasanya
gw juga pernah kehilangan hewan piaraan
ayam
gw miara ayam dari ayamnya kecil sampe dy punya banyak keturunan
eh pasti dy mati
sediiih
kayak ada yg g lengkap ja gitu

Vhoy Syazwana Says:
18 Januari 2016 pukul 20.13

Goodbye, Choky.
Konon, anjing lebih setia dari manusia ya Mak

srisubekti.com Says:
18 Januari 2016 pukul 23.25

keren..

Tira Soekardi Says:
19 Januari 2016 pukul 12.17

iya mbak Muna, aku setiap anjingku meninggal selaluu naguis bombay

Tira Soekardi Says:
19 Januari 2016 pukul 12.21

Whizisme, yup , dapat anjing baru mungkin dapat menghibur

Tira Soekardi Says:
19 Januari 2016 pukul 12.25

betul mas Niki walau hanay hewan atpi sudah dekat di hati ,jadi kehilangannya bikin sedih

Tira Soekardi Says:
19 Januari 2016 pukul 12.33

betul mbak Vhoy

Tira Soekardi Says:
19 Januari 2016 pukul 12.34

makasih mbak Sri

Kornelius Ginting Says:
20 Januari 2016 pukul 17.31

Selamat jalan buat choki...

Tira Soekardi Says:
22 Januari 2016 pukul 11.48

terimakasih mas kornelius

Elisa Says:
28 Januari 2016 pukul 00.53

Semoga Ratna bisa menemukan choky lain yang selalu bisa membangunkannya setiap pagi ya, Mba. Hehehe ^^

Tira Soekardi Says:
28 Januari 2016 pukul 11.49

betul dan sebaik Choky juga mbka Elisa

Posting Komentar