Gambar dari sini
Pagi
itu aku masih melihat Choky. Masih terdengar ketukan di pintu. Aku tahu pasti
Choky yang membangunkan aku.
“Duh, masih pagi Choky,”tegurku. Aku
melirik jam di atas meja riasku. Pukul 4 pagi. Ah , Choky selalu bikin aku
kesal. Aku masih mengantuk tapi tampak senyum Choky terlihat dari rambut-rambut ikalnya. Saat aku
kembali berbaring dan menarik selimutku, Choky lebih cepat menarik selimutku.
“Jangan Choky, aku mau tidur
sebentar saja. Aku janji pasti bangun ,”tukasku sambil merebut selimutku. Tapi
Choky tetap menggenggam selimutku erat-erat dan membuat selimut terjatuh . Aku
menarik nafas dalam-dalam. Padahal aku baru tertidur jam dua belas malam,
mataku masih ingin terpejam sejenak. Tanpa mempedulikan Choky aku mulai menutup
mataku. Aku tak mempedulikan Choky, yang penting saat ini aku masih mengantuk
dan ingin tidur. Tak lama aku tertidur kembali. Saat aku terbangun aku tak
melihat Choky. Syukurlah!!!! Aku melihat jam pukul 8 pagi, aku ada janji dengan
dosen jam 11 siang, masih ada waktu untuk bebenah diri dan sarapan.
Berangkat ke kampus , aku melupakan Choky. Tapi aku tak
begitu mengkuatirkan Choky, dia sudah biasa ditinggal di rumah . Untungnya
dosenku ada dan konsultasi skripsiku berjalan lancar. Hatiku gembira hanya
sedikit revisi yang harus aku kerjakan. Beruntungnya diriku, banyak teman yang
harus merevisi skripsinya begitu banyak bahkan ada yang harus mengulang
kembali. Ah, aku mampir sebentar ke supermarket untuk membeli camilan buat
Choky. Tadi pagi aku sudah kesal padanya. Camilan ini tanda maaf aku untuknya.
Aku bergegas pulang , aku ingin memberi kejutan pada Choky. Rumah sepi. Aku
mencari Choky. Tak nampak.
“Choky...Choky,”teriakku ke seantero
rumah. Tak ada yang menyahut. Apa Choky keluar rumah, tapi tadi aku lihat pagar
tak terbuka sama sekali. Agak lelah mencari Choky , tapi tiba-tiba mataku
melihat warna coklat yang teronggok di rumput halaman belakang rumah. Aku
bergegas keluar dan melihat tubuh Choky terbaring.
“Choky.” Aku memegang tubuhnya.
Sudah dingin.
“Choky,”teriakku. Aku tiba-tiba saja
meraung keras dan memeluk tubuh Choky.
“Choky, jangan pergi. Ini aku
bawakan camilan kesukaanmu. Maafkan aku.” Aku menangis dan memeluk tubuh Choky.
Sudah tiga hari Choky pergi, aku
kehilangan sahabat kecilku. Walau dia hanya seekor anjing kecil tapi dia
sahabatku terbaik. Choky selalu mengerti aku. Dia selalu menghiburku saat aku
sedih dengan tingkahnya yang lucu. Dia selalu menemani saat aku belajar dengan
berbaring di dekat meja belajarku. Ah, aku benar-benar kehilangan. Aku masih
meneteskan air mataku saat aku teringat Choky. Ada sebagian dari jiwaku hilang
bersama Choky. Ada rasa penyesalan. Mungkin terakhir saat Choky membangunkan
aku itu saat dia pamit padaku atau mungkin dia sudah merasakan akan pergi.
“Sudah Ratna, biarlah Choky pergi,
toh kamu bisa cari anjing untuk dipelihara lagi,”tukas mama. Aku menggelengkan
kepala. Choky tak bisa tergantikan dengan anjing apapun. Choky itu kesayanganku
, dia yang menemaniku setiap hari. Maafkan aku Choky. Saat-saat terakhir aku
tak berada di sisimu. Semoga kamu di sana hidup tenang bersama anjing-anjing lainnya.
Di tempat yang indah dan nyaman. Selamat jalan kawan. Tunggu aku ya, kita akan
bertemu lagi....
18 komentar:
13 Januari 2016 pukul 16.36
Banyak anjing lain serupa choky, tapi Choky asli cuma satu, tak trrgantikan dgn yang lain... nice story
Keep happy blogging always..salam dari makassar - banjarbaru
17 Januari 2016 pukul 17.32
selamat tinggal choky semoga tenang disana
18 Januari 2016 pukul 13.25
iya Choky akan bahagia di sana
18 Januari 2016 pukul 15.21
Hiks sedih...aku jg punya kucing prliharaan jd kebayang deh klo kehilangan sahabat kecil ini :(
18 Januari 2016 pukul 15.52
Semoga dapat choky2 yang baru dan lebih lucuk... Btw anjingnya itu jenis apa? Bulu2 nya itu lho...
Salam dari blogger rembang
18 Januari 2016 pukul 15.52
Semoga dapat choky2 yang baru dan lebih lucuk... Btw anjingnya itu jenis apa? Bulu2 nya itu lho...
Salam dari blogger rembang
18 Januari 2016 pukul 16.21
walaupun sekedar peliharaan tapi kalo kenal deket terus dijadiin udah kayak temen
kehilangannya sungguh menyakitkan
aduh bahasanya
gw juga pernah kehilangan hewan piaraan
ayam
gw miara ayam dari ayamnya kecil sampe dy punya banyak keturunan
eh pasti dy mati
sediiih
kayak ada yg g lengkap ja gitu
18 Januari 2016 pukul 20.13
Goodbye, Choky.
Konon, anjing lebih setia dari manusia ya Mak
18 Januari 2016 pukul 23.25
keren..
19 Januari 2016 pukul 12.17
iya mbak Muna, aku setiap anjingku meninggal selaluu naguis bombay
19 Januari 2016 pukul 12.21
Whizisme, yup , dapat anjing baru mungkin dapat menghibur
19 Januari 2016 pukul 12.25
betul mas Niki walau hanay hewan atpi sudah dekat di hati ,jadi kehilangannya bikin sedih
19 Januari 2016 pukul 12.33
betul mbak Vhoy
19 Januari 2016 pukul 12.34
makasih mbak Sri
20 Januari 2016 pukul 17.31
Selamat jalan buat choki...
22 Januari 2016 pukul 11.48
terimakasih mas kornelius
28 Januari 2016 pukul 00.53
Semoga Ratna bisa menemukan choky lain yang selalu bisa membangunkannya setiap pagi ya, Mba. Hehehe ^^
28 Januari 2016 pukul 11.49
betul dan sebaik Choky juga mbka Elisa
Posting Komentar