Gambar dari sini
Aku
masih menikmati secangkir kopi latte
saat aku bersitatap dengan bola mata yang sungguh cantik. Pendar-pendarnya
seperti kerlip bintang. Mau tak mau aku menatapnya lebih lama, senyumnya
merekah. Aku mengangguk dan membalas senyumnya. Selalu duduk di kafe ini untuk
melepas lelah sepulang kantor. Sambil menikmati hijaunya kafe dan lagu-lagu
yang membuat hati tenang. Tak sadar aku kembali bersitatap dengan perempuan itu
yang masih setia di sana. Ah, tiba-tiba saja dadaku berdesir dan aku sampaikan
senyum termanisku untuknya. Tiba-tiba .....
“Hai, boleh aku duduk di sini?” Aku
melihat pendar-pendar matanya begitu indah. Aku lama terpesona dengan
matanya. Kulit tubuhnya sedikt pucat
tapi tak mengurangi kecantikannya.
“Boleh, silahkan. Bowo,”tukasku.
“Cantik.” Ah, matanya.
“Cantik, namamu?” Dia mengangguk dan
duduk di hadapanku. Bercerita tentang
hal-hal yang sederhana membuat waktu terus merambat naik. Semakin malam. Aku
melihat jam tanganku menunjuk pukul setengah sebelas.
“Pulang? Sudah malam?” Cantik mengangguk.
“Aku antar pulang, rumahmu dimana?”
Dia menggelengkan kepala. Tampak pucat wajahnya. Tiba-tiba aku merasakan hawa
dingin menerpa wajahku. Bulu kudukku teras mulai ikut berdiri. Dan tubuhku
merinding. Aku melirik sudah tak ada pengunjung di kafe dan tak ada satupun
pegawai di sana. Aku berlari ke pintu kafe. Alhamdulilah, masih buka. Cantik
berjalan ke arah kiri kafe dan
menghilang di ujung jalan. Ah, kemana Cantik pergi. Kafe ini sudah gelap, yang aku tahu kafe ini
tutup jam 10. Tapi mengapa aku masih di kafe ini tanpa disuruh pulang oleh
pegawai kafe???? Kapan mereka pulang???
Kafe sudah gelap. Ada perasaan aneh yang menyeruak di hatiku. Kembali ada
desiran angin dingin yang membuat aku takut. Bergegas aku menjauh dari kafe.
Kedua kalinya aku bertemu kembali
dengan Cantik. Ngobrol , tertawa bersama sampai aku merasakan kembali perasaan
seperti kemarin. Lampu kafe yang sudah eglap tanpa pegawai saat aku hendak
pulang . Desiran angin dingin . Tampak semakin pucat wajah Cantik. Aku merasa
melihat mayat hidup.
“Kamu gak apa-apa? Sakit?” tanyaku
cemas. Dia tertawa keras. Kali inipun dia tak mau aku antar. Tenyata pertemuan
demi pertemuan membuat aku semakin dekat dengannya. Pesonanya menbuatku jatuh cinta pada pandangan pertama.
Ah, hatiku berbunga penantian panjangku berbuah hasil. Sudah kutemukan tambatan
hati. Jatuh cinta membuat aku tak
memperhatikan semua keganjilan yang ada pada diri Cantik. Semua terasa indah.
...
Sampai suatu saat Cantik
menceritakan kisah masa lalunya padaku. Sungguh menyakitkan mendengarnya.
Cantik harus kehilangan kekasihnya karena kekasihnya berpaling dari dirinya .
Sungguh bodoh pria itu mencampakan Cantik demi wanita lain.Sungguh bodoh pria
itu....
“Kekasihmu sudah menikah ?” Cantik
menggelengkan kepalnya.
“Dia tak tahu kebenarannya. Dia tak
tahu. Dia ditipu oleh kekasih barunya.” Tetes- air matanya turun, aku tak
sanggup melihatnya menangis. Aku peluk dirinya. Tiba-tiba aku merasakn angin
berdesir kembali dan tubuh Cantik demikian dingin.
“Kamu kedingingan?” Aku peluk lagi
lebih erat. Tapi Cantik tetap
dingin. Cantik melepaskan pelukannya dan
berbalik pergi. Tanpa sadar aku mengikutinya dari belakang. Tiba-tiba saja aku
merinding saat Cantik masuk ke areal pemakaman umum. Dadaku berdebar kencang sampai aku melihat
Cantik menghilang . Aku berlari dan mencari-cari Cantik. Saat itu aku melihat
nisan bertuliskan Cantik Permata Sari. Aku terdiam , gemetar, takut . Dia sudah
mati??? Jadi selama ini aku bicara dengan orang mati???? Selama ini aku jatuh
cinta dengan orang mati???? Aku berlari sekencang mungkin ke luar dari
pemakaman itu.
Setelah aku renungkan , banyak
keganjilan yang aku lihat dan baru sekarang aku merasakan. Setelah banyak
pertemuan dengan Cantik. Banyak kejadian yang tak masuk akal, tapi aku selalu
menangkisnya karena aku terlanjur jatuh cinta padanya. Sampai malam itu aku
kembali ke kafe itu untuk menikmati kopi latte lagi.Sendiri lagi.
“Malam.” Cantik duduk di hadapanku
dengan wajah menunduk.
“Maafkan aku.” Cantik mulai bercerita
kalau dia dibunuh oleh kekasih baru pacarnya. Pacarnya tak tahu kalau kekasih
barunya itu seorang pembunuh. Cantik menceritakan semuanya. Air matanya terus
mengalir. Cantik ingin aku menyampaikan pesannya untuk kekasihnya. Aku tercekat.
Sungguh aku sudah jatuh cinta dengan perempuan yang masih mencintai kekasihnya.
Ada rasa sakit yang menyayat hatiku, seperti teriris pisau. Sakit. Ada rasa
kehilangan yang begitu kuat dalam hatiku. Cinta yang mulai tumbuh harus hilang
dalam waktu sekejap. Rasa kehilangan yang tak bisa terbayangkan .
“Tolonglah aku, aku tak mau dia
hidup dengan kebohongan .” Pendar matanya itu menatapku memohon. Aku
mengangguk. Cantik memelukku erat.
“Terimakasih.” Wajahnya tampak
sekali makin pucat dan Cantik segera pamit padaku. Aku memandang punggungnya
dengan rasa kehilangan . Selalu..... dan selalu aku harus kehilangan
orang-orang yang aku cintai. Beginikah nasibku??? Menyedihkan....
8 komentar:
6 Maret 2016 pukul 23.37
huwaa... takut banget ngobrol sama hantu... hehe
7 Maret 2016 pukul 13.45
gak takut kayaknya mbak Santi karena dia merasa ngomong sama orang
10 Maret 2016 pukul 08.26
Agak merinding, soalnya bacanya di malam jum'at sambil nonton film horror. :D
10 Maret 2016 pukul 15.15
aduh jadi ikutan serem mbak Ummi
11 Maret 2016 pukul 07.13
KeCantikkannya benar2 memalingkan Bowo keknya ya mb hehe.....ujug2 uda di depan nisan ajah.
11 Maret 2016 pukul 12.37
he, he, pesan untuk Bowo untuk kekasihnya
18 Maret 2016 pukul 07.06
Aih, ternyata si cantik itu ...
Terimakasih sudah berpartisipasi :)
18 Maret 2016 pukul 14.14
sama-sama mbak hana
Posting Komentar